Jalaluddin Muhammad Akbar: Penguasa Terkenal Dinasti Islam Mughal di India

Table of Contents

Jalaluddin Muhammad Akbar
Siapakah Jalaluddin Muhammad Akbar?

Abu'l-Fath Jalāl ud-Dīn Muhammad Akbar juga dikenal sebagai Shahanshah Akbar-e-Azam atau Akbar yang Agung adalah Sultan ketiga dari Kekaisaran Mughal yang berkuasa dari tahun 1556 hingga 1605. Jalaluddin Muhammad Akbar adalah raja terbesar yang berhasil membawa kerajaannya sebagai penguasa India saat itu.

Baca Juga: Dinasti Mughal sebagai Kekaisaran Islam Besar di India

Pada masa pemerintahannya, Kekaisaran Mughal mencapai puncak kejayaan dan wilayah kekuasaannya mencakup Asia Selatan, yaitu meliputi sebagian besar India dan sub benua di sekitarnya. Selain itu, ia dikenal menerapkan politik Shalakul dan aspek keagamaan dengan membentuk Din-i-ilahi.

Jalaluddin Muhammad Akbar adalah Raja dari Kekaisaran Mughal yang paling dihargai karena memiliki pandangan liberal untuk semua agama dan kepercayaan. Selama pemerintahannya seni dan budaya mencapai puncak dibandingkan dengan pendahulunya.

Biografi dan Masa Pemerintahan

Jalaluddin Muhammad Akbar adalah keturunan Dinasti Timurid, putra dari Sultan Humayun dan cucu dari Sultan Mughal Zaheeruddin Muhammad Babur, penguasa yang mendirikan dinasti Mughal yang bercorak Islam di India.

Jalaluddin Akbar menghabiskan masa mudanya dengan berburu dan bertarung, menjadikannya sosok pejuang yang kuat dan pemberani. Saat ayahnya wafat pada 1156, Jalaluddin Akbar naik takhta menjadi raja ketiga.

Karena usianya baru 14 tahun, Raja Jalaluddin Akbar memerintah di bawah pengawasan Bairam Khan, jenderal tertinggi angkatan perang Kesultanan Mughal sekaligus orang kepercayaan Sultan Humayun.

Setelah Raja Jalaluddin Akbar dewasa, Bairam Khan disingkirkan karena dianggap terlalu agresif. Raja Jalaluddin Akbar kemudian meluaskan Kerajaan Mughal dengan menaklukkan Malwa (1562), Gujarat (1572), Benggala (1574), Kabul (1581), Kashmir (1586), dan Kandesh (1601), dan beberapa negeri yang lain. Kekuasaan dan pengaruhnya bisa meluas ke seluruh anak benua India karena dominasi militer, politik, budaya, dan ekonomi Mughal.

Untuk menyatukan negara bagian Mughal yang luas, Jalaluddin Akbar mendirikan sistem administrasi terpusat dan mengadopsi kebijakan mendamaikan penguasa yang ditaklukkan melalui perkawinan dan diplomasi. Dalam bidang ekonomi, ia menggalakkan perdagangan dan menitahkan agar para pemungut cukai tidak mengambil biaya yang besar.

Jalaluddin Akbar adalah kaisar Dinasti Mughal terhebat yang juga memperluas perlindungannya pada seni dan budaya.

Karena rasa sukanya terhadap sastra, ia memberikan dukungan pada sastra dalam beberapa bahasa dan mendirikan banyak perpustakaan. Para pemuka agama dari berbagai agama, penyair, arsitek, dan pengrajin dari seluruh dunia kerap menghiasi istananya untuk belajar dan berdiskusi. Pemerintahan Jalaluddin Akbar secara signifikan mempengaruhi jalannya sejarah India.

Selama pemerintahannya, Kerajaan Mughal bertambah tiga kali lipat dalam ukuran dan kekayaan. Raja Jalaluddin Akbar menciptakan sistem militer yang kuat dan melembagakan reformasi politik dan sosial yang efektif.

Dengan menghapus pajak atas non-Muslim serta mengangkat mereka ke posisi sipil dan militer yang tinggi, Jalaluddin Akbar adalah penguasa Mughal pertama yang memenangkan kepercayaan dan kesetiaan penduduk asli.

Membentuk Din-i-ilahi dan menerapkan politik Shalakul

Raja Jalaluddin Akbar sadar bahwa menjalankan pemerintahan Islam di tengah mayoritas masyarakat Hindu sangatlah tidak mudah. Pada 1582, Raja Jalaluddin Akbar memutuskan untuk membentuk kepercayaan baru yang memadukan unsur-unsur agama Islam dan Hindu. Kepercayaan yang mengusung semangat toleransi ini dikenal sebagai Din-i-ilahi.

Selain itu, Raja Jalaluddin Akbar menerapkan kebijakan politik Shalakul dalam mengelola negaranya. Kebijakan yang berarti toleransi universal ini memandang semua rakyatnya sama, terlepas dari etnis dan agama mereka. Raja Jalaluddin Akbar juga menerapkan strategi dalam mempertahankan stabilitas politik lewat pernikahan.

Dirinya menikahi beberapa putri kerajaan Hindu, salah satunya yang terkenal adalah Jodha. Oleh karena itu, pemerintahannya terkenal akan toleransinya dalam beragama dan berpandangan liberal.

Raja Jalaluddin Akbar bahkan memfasilitasi pembangunan kuil-kuil dan gereja-gereja di kerajaannya

Akhir hidup Raja Jalaluddin Akbar

Pada akhir pemerintahannya, muncul banyak perlawanan yang salah satunya disebabkan oleh Din-i-Ilahi yang ia bentuk. Putranya sendiri yang bernama Pangeran Salim bahkan berupaya merebut takhta. Kesehatan Raja Jalaluddin Akbar semakin memburuk setelah putra kembarnya meninggal.

Akhirnya Raja Jalaluddin Akbar wafat pada 27 Oktober 1605 di usia 63 tahun. Ia digantikan oleh putranya, Pangeran Salim, yang menjadi Sultan Mughal keempat dengan gelar Maharaja Jahangir. Makam Raja Jalaluddin Akbar terletak di Sikandra, dekat Agra.

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.kompas.com

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment