Roland Barthes: Biografi, Perjalanan Hidup, dan Pemikirannya
Siapakah Roland Barthes?
Roland Barthes lahir 12 November 1915 di Cherbourg, Prancis, dan meninggal 25 Maret 1980 di Paris karena kecelakaan mobil. Ia adalah filsuf, kritikus sastra, dan semolog Prancis yang paling eksplisit mempraktikkan semiologi Ferdinand de Saussure, bahkan mengembangkan semiologi itu menjadi metode untuk menganalisis kebudayaan.
Baca Juga: Filsafat Strukturalisme: Pengertian, Tujuan, Tokoh dan Pemikirannya
Biografi dan Perjalanan Hidup
Roland Barthes lahir pada 12 November 1915 dan meninggal pada 25 Maret 1980. Ia menerapkan teori semiotika ala Ferdinand de Saussure dalam kajian sosial. Lahir tahun 1925 dan meninggal tahun 1980. Ia sering terkena penyakit di usianya ke-20 sudah hidup di karantina karena penyakit TBC. Ayahnya adalah seorang pelaut yang meninggal sejak Barthes masih berusia satu tahun. Barthes meninggal tahun 1980 karena kecelakaan mobil.
Baca Juga: Pengertian Semiotika, Elemen, Formulasi, Tingkat, dan Jenisnya
Barthes belajar di Universitas Paris , di mana ia meraih gelar dalam bidang sastra klasik pada tahun 1939 dan dalam bidang tata bahasa dan filologi pada tahun 1943. Setelah bekerja (1952–59) di Centre National de la Recherche Scientifique, ia diangkat ke École Pratique des Hautes Études. Pada tahun 1976, ia menjadi orang pertama yang menduduki jabatan kepala semiologi sastra di Collège de France.
Buku pertamanya, Le Degré zéro de l'écriture (1953; Writing Degree Zero ), adalah manifesto sastra yang meneliti kesewenang-wenangan konstruksi bahasa. Dalam buku-buku berikutnya—termasuk Mythologies (1957), Essais critiques (1964; Critical Essays ), dan La Tour Eiffel (1964; The Eiffel Tower and Other Mythologies )—ia menerapkan perangkat kritis yang sama terhadap “mitologi” ( yaitu, asumsi tersembunyi) di balik fenomena budaya populer mulai dari periklanan dan mode hingga Menara Eiffel dan gulat.
Baca Juga: Mitologi: Pengertian, Asal-Usul, Jenis, Contoh, Manfaat, dan Perbedaannya dengan Mitos
Sur Racine (1963; On Racine ) memicu kehebohan sastra di Prancis, yang mengadu Barthes dengan akademisi tradisional yang menganggap “kritik baru” ini, yang memandang teks sebagai sistem tanda, menodai karya klasik. Yang lebih radikal lagi adalah S/Z (1970), analisis semiologis baris demi baris dari sebuah cerita pendek karya Honoré de Balzac, di mana Barthes menekankan peran aktif pembaca dalam membangun narasi berdasarkan “isyarat” dalam teks.
Gaya sastra Barthes, yang selalu merangsang meskipun terkadang eksentrik dan tidak perlu tidak jelas, banyak ditiru dan diparodikan. Beberapa orang menganggap teorinya mengandung wawasan yang cemerlang, sementara yang lain menganggapnya hanya sebagai tipu muslihat yang menyimpang.
Namun pada akhir tahun 1970-an kedudukan intelektual Barthes hampir tidak tertandingi, dan teorinya telah menjadi sangat berpengaruh tidak hanya di Prancis tetapi di seluruh Eropa dan di Amerika Serikat . Pemikir radikal Prancis terkemuka lainnya yang memengaruhi atau dipengaruhi olehnya termasuk psikoanalis Jacques Lacan, sosio-sejarawan Michel Foucault, dan filsuf Jacques Derrida.
Dua buku Barthes selanjutnya mengukuhkan reputasinya yang terlambat berkembang sebagai seorang penata gaya dan penulis. Ia menerbitkan sebuah "antiautobiografi," Roland Barthes par Roland Barthes (1975; Roland Barthes oleh Roland Barthes ), dan Fragments d'un discours amoureux (1977; A Lover's Discourse ), sebuah kisah tentang hubungan cinta yang menyakitkan, sangat populer hingga dengan cepat terjual lebih dari 60.000 eksemplar di Prancis.
Barthes meninggal pada usia 64 tahun karena cedera yang dideritanya setelah ditabrak mobil. Beberapa koleksi tulisannya setelah meninggal telah diterbitkan, termasuk A Barthes Reader (1982), yang disunting oleh teman dan pengagumnya Susan Sontag, dan Incidents (1987). Jilid terakhir mengungkap homoseksualitas Barthes, yang tidak diakuinya secara terbuka. Oeuvres complètes (“Karya Lengkap”) karya Barthes diterbitkan dalam tiga jilid pada tahun 1993–95.
Pokok Pikiran
Barthes adalah filsuf, kritikus sastra, dan semolog Prancis yang paling eksplisit mempraktikkan semiologi Ferdinand de Saussure, bahkan mengembangkan semiologi itu menjadi metode untuk menganalisis kebudayaan.
Barthes menerbitkan tiga buku, S/Z, Mythologies, dan The Fashion System, sebagai tiga dokumen yang menunjukkan usaha pengembangannya. Dalam S/Z, dia membagi-bagi novel Balzac, Sarassine, menjadi 561 lexia (satuan bacaan). Pembongkaran itu dilakukan untuk kemudian direkonstruksi kembali.
Di mata Barthes, suatu teks merupakan sebentuk konstruksi belaka. Bila hendak menemukan maknanya, maka perlu dilakukan rekonstruksi dari teks itu sendiri.
Sementara, dalam The Fashion System, Barthes mengkaji fashion sebagai sebuah sistem tanda seperti model linguistik Saussure. Mythologies merupakan kumpulan esainya mengenai berbagai aspek kebudayaan Prancis, dari balap sepeda Tour de France, tarian telanjang, mainan anak-anak, wrestling, dan sebagainya.
Semiotik, secara etimologis istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda”. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. (Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, h. 95)
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www-britannica-com.
Post a Comment