Jawa Hokokai: Organisasi Bentukan Jepang yang Turut Andil Dalam Kemerdekaan Indonesia

Table of Contents

Jawa Hokokai atau Kebaktian Jawa
Apakah Jawa Hokokai (Kebaktian Jawa)?

Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa adalah organisasi yang dibentuk Jepang pada 8 Januari 1944 untuk menghimpun kekuatan rakyat pribumi dan menumbuhkan semangat persatuan. Organisasi ini dibentuk oleh Jenderal Kumakici Harada, Panglima Tentara XVI.

Jawa Hokokai terdiri dari berbagai himpunan kebaktian sesuai dengan bidang profesinya masing-masing, seperti Kyoib Hokokai dan Isi Hokokai. Ir. Soekarno dan Hasyim Asyari juga merupakan anggota Jawa Hokokai yang memegang peran sebagai penasehat.

Pembentukan Jawa Hokokai tidak berhasil karena Jepang kalah dalam Perang Asia Timur Raya dan Ir. Soekarno, dkk. segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. 

Baca Juga: Perang Pasifik: Sejarah, Latar Belakang, dan Dampaknya

Sejarah Jawa Hokokai

Jawa Hokokai merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh Jepang pada 8 Januari 1944 sebagai pengganti Pusat Tenaga Rakyat (Poetra). Hokokai awalnya dibentuk di Jawa oleh Panglima Tentara Keenambelas, Jendral Kumakici Harada. 

Baca Juga: Empat Serangkai dan Perannya Bagi Kemerdekaan Indonesia

Organisasi sosial ini dimaksudkan untuk menggerakkan rakyat secara luas, sebagaimana dilansir dari buku Sejarah 2 yang disusun oleh Drs. Sardiman A.M, M.Pd. Pimpinan pusat Jawa Hokokai dipegang langsung oleh Gunseikan. Gunseikan merupakan kepala pemerintahan militer pada masa penjajahan.

Awal mula berdirinya Jawa Hokokai adalah ketika Jepang mulai terhimpit perang melawan negara Barat dan memerlukan organisasi sosial untuk menguatkan dukungan. Jawa Hokokai dibentuk dengan tujuan menumbuhkan persatuan serta semangat rakyat. Akan tetapi, pada akhirnya, Jawa Hokokai berguna bagi Jepang untuk membantu mereka ketika perang.

Sebelum dibentuknya Jawa Hokokai, Jepang juga sempat membentuk organisasi-organisasi sosial lainnya seperti Gerakan Tiga A dan Poetera. Pembentukan Jawa Hokokai dilakukan karena Jepang sadar bahwa organisasi sebelumnya lebih bermanfaat bagi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dibandingkan membela kepentingan Jepang untuk berperang melawan sekutu.

Hokokai dibentuk berdasarkan model Asosiasi Asistensi untuk Pemerintahan Kekaisaran di Jepang. Berbeda dengan Poetera yang telah didirikan sebelumnya, Hokokai tidak memasukkan unsur pejabat Jepang di dalam organisasinya. Hokokai menghimpun semua pimpinan dari setiap golongan masyarakat baik pribumi maupun kelompok etnis lain seperti Tionghoa, India, dan Arab.

Ir. Soekarno dan Hasyim Asyari juga merupakan anggota Jawa Hokokai yang memegang peran sebagai penasehat. Dalam praktiknya, Jawa Hokokai terdiri dari berbagai macam himpunan kebaktian sesuai dengan bidang profesinya masing-masing, seperti Kyoib Hokokai (kebaktian para pendidik guru-guru) dan Isi Hokokai (wadah kebaktian para dokter).

Peran Jawa Hokokai sendiri mengerahkan tenaga dan mobilisasi potensi sosial ekonomi, contohnya dengan melakukan penarikan hasil bumi sesuai target yang ditentukan. Hasil bumi tersebut diperuntukkan sebagai pemenuh kebutuhan pangan tentara Jepang pada masa perang, namun penarikan hasil bumi kian lama kian mempersulit rakyat.

Jawa Hokokai hanya dapat berkembang di pulau Jawa, penyebabnya banyaknya suku, adat istiadat dan bahasa sehingga sulit untuk memusat.

Tiga Dasar Kebaktian Jawa Hokokai

Mengutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3, Jawa Hokokai berasal dari kata hoko seishin yang artinya semangat kebaktian. Kebaktian yang dimaksud memiliki 3 dasar, yaitu:
1. Mengorbankan diri.
2. Mempertebal persaudaraan.
3. Melakukan tugas untuk Jepang.

Ketiga dasar itu menjadi tuntutan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pada masa itu, Jepang terhimpit dalam perang melawan negara-negara Barat.

Syarat Khusus Keanggotaan Jawa Hokokai

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para anggota Jawa Hokokai, syarat tersebut di antaranya:
1. Minimal berumur 14 tahun.
2. Bangsa Indonesia atau Jepang.
3. Seorang pegawai negeri.
4. Anggota dari organisasi kelompok profesi.

Tujuan Jawa Hokokai

Tujuan pendirian organisasi Jawa Hokokai adalah untuk penghimpunan tenaga rakyat, baik secara lahir ataupun batin sesuai dengan hokosishin (semangat kebaktian). Adapun yang termasuk semangat kebaktian itu di antaranya mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti.

Pemimpin tertinggi perkumpulan ini adalah Gunseikan dan Soekarno menjadi penasihat utamanya. Secara detail, tujuan dibentuknya Jawa Hokokai adalah:
1. Menghimpun kekuatan rakyat.
2. Membangkitkan semangat kebangkitan.
3. Menggalang kebaktian rakyat kepada Jepang.
4. Mengambil simpati rakyat Indonesia kepada Jepang.
5. Melatih pemuda Indonesia menjadi pasukan siap mati untuk mendukung Jepang di dalam perang.

Kegiatan Jawa Hokokai

Sebagai organisasi resmi yang dipantau langsung oleh pemerintah Jepang, Jawa Hokokai memiliki agenda-agendanya tersendiri. Agenda tersebut meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.
2. Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat persaudaraan antar segala bangsa.
3. Memperkokoh pembelaan tanah air.

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.detik.com
https://mediaindonesia.com
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment