Bunda Teresa dan Dedikasinya terhadap Kemanusiaan

Table of Contents

Bunda Teresa
Siapa itu Bunda Teresa?

Bunda Teresa lahir pada 26 Agustus 1910 di Skopje (sekarang ibu kota Makedonia) dengan nama Anjeze Gonxhe Bojaxhiu. Bunda Teresa, yang dihormati sebagai Santa Teresa dari Kalkuta oleh Gereja Katolik setelah dikanonisasi, adalah seorang biarawati Katolik dan misionaris India berdarah Albania.

Beliau lahir di Ãœsküb (pada masa Dinasti Utsmaniyah, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Skopje pada masa Yugoslavia dan Makedonia Utara), pada tanggal 26 Agustus 1910 dan meninggal di Kalkuta, India pada tanggal 5 September 1997 saat berumur 87 tahun. 

Baca Juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah Berdirinya, Masa Kejayaan, dan Keruntuhannya

Dia merupakan seorang biarawati Katolik Roma keturunan Albania dan berkewarganegaraan India yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih di Kalkuta, India, pada tahun 1950. Selama lebih dari 47 tahun, dia melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, serta membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India (yang selanjutnya berkembang di negara lain).

Setelah kematiannya, dia mendapat gelar "Beata" (blessed dalam bahasa Inggris) oleh Paus Yohanes Paulus II. Pada tahun 1970-an, dia menjadi terkenal di dunia internasional karena pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya, bahkan Misionaris Cinta Kasih yang didirikannya terus berkembang sepanjang hidupnya.

Sebelum meninggal dunia, dia telah menjalankan 610 misi di 123 negara, termasuk penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, lepra, dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Dia menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan pemerintah India Bharat Ratna (1980) dan Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 1979.

Bunda Teresa merupakan salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam sejarah. Saat peringatan kelahirannya yang ke-100 pada tahun 2010, seluruh dunia menghormatinya dan karyanya dipuji oleh Presiden India, Pratibha Patil.

Sekilas Biografi

Teresa lahir pada 26 Agustus 1910 di Skopje (sekarang ibu kota Makedonia) dengan nama Anjeze Gonxhe Bojaxhiu. Dia berasal dari keluarga Albania-Kosovo. Sang ayah, Nikola Bojaxhiu, dikenal sebagai pengusaha maupun politisi pendukung kemerdekaan Albania.

Menurut biografi Joan Graff Ciucas, sewaktu kecil dia mendapat kisah soal misionaris dan misi pengabdian di Bengal. Kisah demi kisah yang diceritakan membuat Anjeze, pada usia 12 tahun, mulai memikirkan untuk berkomitmen pada kehidupan religius. Keinginannya makin kuat setelah berdoa di 15 Agustus 1928 di Biara Black Madonna of Vitina-Letnice, yang sering dikunjungi saat berziarah.

Di umur 18 tahun, dia meninggalkan rumah dan bergabung bersama Persaudaraan Loreto di Rathfarnham, Irlandia, untuk belajar Inggris demi menjadi misionaris. Di 1929, dia sampai di India, dan memulai novisiat (pendidikan) di Darjeeling, di mana dia belajar Bengali dan dididik di Sekolah St Teresa.

Anjeze mengucapkan kaul religius pada 24 Mei 1931, dan memilih nama Santa Therese de Lisieux, pelindung bagi para misionaris. 14 Mei 1937, dia mengucapkan kaul keikhlasan sembari dia menjadi guru di sekolah biara Loreto di Entally, Kolkata timur. Teresa mengabdi di sana hampir 20 tahun, dan dilantik sebagai kepala sekolah pada 1944. Meski menikmati pekerjaannya, dia cukup terganggu dengan kemiskinan di Kolkata.

Pada 10 September 1946, Teresa berkata dia mendapatkan "panggilan di atas panggilan" yang jelas mengubah hidupnya. Berawal ketika Teresa bepergian ke Biara Loreto di Darjeeling untuk retret tahunan via kereta. Saat itu, dia mendengar adanya panggilan dari Yesus Kristus. Kristus menyuruhnya untuk menanggalkan jabatan sebagai guru, dan fokus berkarya di Kolkata untuk menolong orang miskin dan sakit.

"Itu adalah perintah. Tidak melakukannya sama artinya dengan saya mengingkari iman saya," kata Teresa saat itu. Dia memulai tugasnya sebagai misionaris pada 1948, dengan menanggalkan pakaian biara, dan mengenakan kain shari putih dengan pinggiran biru. Teresa mengajukan permintaan sebagai warga negara India, dan mengambil kursus medis di Rumah Sakit Holy Family.

Dia mendirikan sekolah di Motijhil sebelum dia mulai mengurus warga miskin dan sakit. Di awal 1949, dia dibantu sekelompok perempuan muda. Di 7 Oktober 1950, dia mendapat izin Vatikan mendirikan kongregasi bernama Missionaries of Charity bersama mantan guru maupun staf di Sekolah St Mary.

Dalam buku diarinya, Teresa menulis pada tahun pertama dia mendapatkan kesulitan karena sama sekali tak menerima pemasukan. Dia harus memohon mendapatkan makanan maupun suplai obat. Sering, dia mendapat godaan untuk kembali ke kehidupan biara yang nyaman. Namun, setelah melihat kehidupan warga miskin, dia mengaku bersyukur kepada Tuhan, dan semakin teguh menjalankan pengabdiannya.

Aksinya mulai mendapat perhatian dari pemerintah India, dan mulai menerima pengakuan serta bantuan dari seluruh negeri. Bantuan itu membuatnya bisa mengembangkan kongregasi. Di 1950-1960, dia mendirikan pusat lepra, panti asuhan, fasilitas perawatan anak, hingga klinik kesehatan.

Di 1963, Missionaries of Charity Brothers didirikan, sementara Missionaries of Charity Sisters 13 tahun kemudian. Di 1971, Teresa mengunjungi New York, Amerika Serikat (AS), untuk membuka yayasan yang berbasis di sana.

Fasih dalam lima bahasa; Bengali, Albania, Serbia, Inggris, dan Hindi, dia mulai bepergian ke seluruh dunia untuk misi kemanusiaan. Di 1982 dalam peristiwa Pengepungan Beirut, Teresa menyelamatkan 37 anak yang terjebak di rumah sakit dengan mengusahakan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

Dia mengunjungi Armenia saat gempa 1988, membantu kelaparan Etiopia, korban radiasi Chernobyl Ukraina, dan kembali ke kampung halamannya di Albania. Hingga 1996, Bunda Teresa mengoperasikan 517 misi di 100 negara. Dimulai dari 12, Missionaries of Charity telah berkembang hingga ribuan.

17 Oktober 1979 menjadi peristiwa bersejarah bagi Bunda Teresa, beliau dianugerahi nobel perdamaian atas jasanya selama 47 tahun mengabdi dengan sukses menjalankan 610 misi merata di 123 negara. Di akhir hidupnya, pemerintah India bahkan memberikan pemakaman kenegaraan kepada beliau, yang artinya semua negara dan agama dapat mengunjunginya kapan saja.

Kematian

Bunda Teresa mengalami serangan jantung ketika mengunjungi Paus Yohanes Paulus II di Roma, Italia, pada 1983. Terserang penyakit yang sama enam tahun kemudian, dia mendapatkan alat pacu jantung buatan. Di 1991, dia terserang pneumonia di Meksiko. Bunda Teresa sempat menawarkan pengunduran diri sebagai Ketua Missionaries of Charity. Namun, para suster menginginkannya bertahan.

April 1996, dia jatuh dan menderita patah tulang selangka. Empat bulan berselang, giliran malaria dan gagal jantung menghampirinya. 13 Maret 1997, Bunda Teresa benar-benar mengundurkan diri sebagai Ketua Missionaries of Charity, dan meninggal pada 5 September 1997. Jenazahnya disemayamkan di St Thomas, Kolkata, selama sepekan sebelum dimakamkan. Dia mendapat pemakaman negara sebagai bentuk terima kasih atas jasanya terhadap warga miskin.

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://internasional.kompas.com
https://www.tempo.co
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment