Majas Alegori: Pengertian, Ciri, dan Contohnya
Pengertian Majas Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menggunakan penggambaran atau kiasan untuk menyampaikan makna yang abstrak atau lebih dalam. Majas ini termasuk dalam majas perbandingan, di mana sesuatu dibandingkan dengan hal lain, namun ada makna lebih di baliknya.
Sama seperti majas pada umumnya, gaya bahasa alegori dapat ditemukan dalam berbagai karya sastra Indonesia. Menggunakan gaya bahasa alegori ini membuat pengarang menyampaikan pesan secara tersirat sehingga pembaca dapat menafsirkannya dengan bebas dan terbuka.
Baca Juga: Pengertian Majas dan Jenisnya
Pengertian Majas Alegori dari Beberapa Referensi
Dalam buku Panduan Baku Majas, EYD, Peribahasa, Kata Baku dan Tidak Baku oleh Aryani (2015), Alegori merupakan bagian dari majas perbandingan. Majas Alegori adalah majas yang di dalam penyampaiannya menggunakan kiasan atau penggambaran. Alegori merupakan memperlihatkan suatu perbandingan utuh, yang perbandingan itu membentuk kesatuan utuh.
Sementara itu, merujuk pada Jurnal Analisis Stilistika: Majas Perbandingan dalam Novel Syair Panjang Aceh karya Sunardian Wirodono, majas alegori adalah gaya bahasa yang menuliskan sebuah cara melalui kiasan atau penggambaran dengan alam secara utuh.
Ciri Majas Alegori
Alegori merupakan gaya bahasa menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon, antara lain fabel dan parabel. Alegori bisa berupa kata kiasan berbentuk lukisan/cerita kiasan, atau metafora yang dikembangkan.
Mengutip buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia oleh Nur Indah Sholikhati, berikut ini ciri-ciri majas Alegori.
1. Sering menggunakan kalimat retorika.
2. Digunakan pada uraian atau runtutan cerita.
3. Menggambarkan sifat benda, lambang, atau lainnya dengan atau tanpa adanya penjelasan dari makna sesungguhnya.
4. Bertujuan untuk mendidik atau menerangkan sesuatu.
5. Sering ditemukan di cerita pendek maupun novel.
Contoh Majas Alegori
Agar lebih paham tentang gaya bahasa ini, simak kumpulan contoh majas alegori dalam sastra, dilansir dari beragam sumber:
1) Dalam novel Syair Panjang Aceh:
Pikiran Fikri melesat cepat. Sama cepatnya dengan pesawat terbang yang ditumpanginya.
Penjelasan: Kalimat menggunakan kecepatan pesawat sebagai alegori untuk daya tangkap Fikri yang sangat cepat dalam menganalisis situasi yang ia hadapi.
2) Dalam puisi Aku karya Chairil Anwar:
Aku meniti di jalan hampa.
Penjelasan: Kata jalan hampa menjadi alegori dari perjalanan hidup manusia yang penuh kekosongan dan ketidakpastian.
3) Dalam novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi:
Kematian adalah seperti sebuah jembatan. Setelah melewati jembatan itu, kita akan sampai ke kehidupan yang lain
Penjelasan: Kematian diibaratkan sebagai jembatan yang melambangkan peralihan dari kehidupan dunia ke kehidupan di alam baka.
4) Dalam puisi Cinta karya Chairil Anwar:
Cinta adalah seperti api. Ia dapat menghangatkan dan menyembuhkan, tetapi juga dapat membakar dan menghancurkan.
Penjelasan: Alegori dari cinta adalah api yang menjadi sumber kehangatan atau kesembuhan, tetapi juga bisa menjadi sumber kehancuran apabila tidak dijaga dengan baik.
6) Dalam novel Syair Panjang Aceh:
Itulah buktinya betapa kita malas mencari jalan keluar dan lebih suka membobol tembok.
Penjelasan: Sifat masyarakat dialegorikan dengan aktivitas membobol tembok karena mereka enggan bekerja keras untuk menyelesaikan masalah dan sering kali lebih senang melakukan kekerasan untuk mencapai hasil yang mereka inginkan.
Ada pula beragam contoh alegori lain:
1. Kemarahan seperti api, semakin disulut semakin besar.
2. Mimpi adalah kunang-kunang yang menari-nari di langit malam.
3. Pohon rindang adalah payung raksasa yang melindungi kami dari terik matahari.
4. Waktu berlari kencang seperti kuda liar yang lepas dari kandangnya.
5. Kegigihan adalah batu karang yang diterjang ombak, tetap teguh dan kokoh.
6. Hidup bagai roda berputar: kadang bisa di atas dan kadang di bawah
7. Pernikahan bagai mengarungi samudra: banyak hal yang akan dihadapi, entah itu baik maupun buruk
8. Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon
9. Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering, dan pada akhirnya musnah
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com
https://www.idntimes.com
dan sumber lain yang relevan
Post a Comment