Eskatologi: Pengertian dan Keberadaannya dalam Agama Islam
Pengertian Eskatologi
Eskatologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ajaran teologi mengenai akhir zaman seperti hari kiamat, kebangkitan segala manusia, dan surga. Sementara dalam Kamus Merriam Webster eskatologi adalah cabang teologi yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa terakhir dalam sejarah dunia atau umat manusia.
Baca Juga: Teologi: Pengertian, Perkembangan Istilah, dan Teologi dalam Islam
Termasuk kepercayaan tentang kematian, akhir dunia, atau takdir akhir umat manusia. Misalnya dalam agama Kristen terdapat salah satu dari berbagai doktrin Kristen mengenai Kedatangan Kedua, kebangkitan orang mati, atau Penghakiman Terakhir.
Dalam berbagai agama, eskatologi memiliki konsep yang berbeda-beda, namun secara umum, eskatologi membahas tentang: Kedatangan Kristus yang kedua kalinya, Kebangkitan orang-orang mati, Pengadilan akhir, Pemenuhan kerajaan Allah, Munculnya ciptaan baru.
Dalam Islam, eskatologi merupakan bagian dari pembahasan akidah atau keimanan, dan berkaitan dengan keimanan kepada hari akhir. Dalam mistisisme, eskatologi merujuk pada kesatuan kembali dengan Yang Ilahi.
Dalam banyak agama tradisional, eskatologi diajarkan sebagai kejadian sesungguhnya pada masa depan yang dinubuatkan dalam kitab suci atau cerita rakyat. Konsep eskatologi juga memiliki kesamaan sekuler, seperti dalam pemahaman seseorang tentang kematian dan titik balik kehidupan.
Beberapa Referensi Terkait Konsep Eskatologi
Secara bahasa eskatologi dari bahasa Yunani Eschatos yang berarti "terakhir" dan -logi yang berarti "studi tentang" adalah bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa pada masa depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia, yang biasanya dirujuk sebagai kiamat (akhir zaman).
Baca Juga: Pengertian Filsafat, Unsur, Ciri, Tujuan, Fungsi, Jenis, dan Metodenya
Dalam pengertian yang lebih luas, eskatologi dapat mencakup konsep-konsep terkait seperti, misalnya Era Mesianik atau Mesias, akhir zaman, dan hari-hari terakhir. Konsep akhir zaman dalam hal ini dapat diartikan sebagai "akhir suatu masa atau periode sejarah dan bukan akhir dunia.
Eskatologi dalam Islam
Dalam Islam, pembahasan tentang kehidupan setelah kematian termasuk bagian dari pembahasan akidah atau keimanan. Pembahasannya terkait dengan salah satu rukun iman yang enam, yaitu keimanan kepada hari akhir. Di banyak tempat dalam Al-Quran maupun hadis, disebutkan tentang keimanan kepada hari akhir ini secara bergandengan dengan keimanan kepada Allah swt.
Dalam banyak ayat Al-Quran, ditemukan pernyataan yang menyebutkan keduanya secara bersamaan, misalnya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Baqarah/2:8)
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian (Q.S. At-Taubah/9:18)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran untuk mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Ma’idah/5:69)
Sementara itu, dalam sejumlah teks hadis juga ditemukan ungkapan yang menggabungkan kedua hal tersebut, misalnya:
Dari Abi Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia memuliakan tamunya, siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka janganlah ia menyakiti tetangganya, dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (H.R. Al-Bukhari dan dan Muslim)
Dari sejumlah ungkapan yang terbaca dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadis Nabi Muhammad saw., tampak bahwa keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari kemudian. Keimanan kepada Allah menuntut konsekuensi berupa amal perbuatan, sementara amal perbuatan tersebut akan mendapatkan ganjarannya yang sempurna di hari kemudian nanti.
Keimanan kepada hari akhir atau keyakinan tentang adanya kehidupan setelah kematian, termasuk bagian dari keimanan terhadap perkara-perkara sam'iyyāt, yang artinya: ia merupakan perkara-perkara yang hakikat dan segala rincian seluk-beluknya hanya dapat diketahui melalui informasi wahyu, baik berupa Al-Quran maupun Hadis Nabi saw.
Ungkapan yang digunakan Al-Quran dalam menyebut istilah hari akhir sangat beragam. Di antara istilah-istilah tersebut, adalah:
1. Yaumul Qiyāmah (hari kiamat), sebagaimana disebut dalam Q.S. Az-Zumar:60;
2. Yaumul Khurūj (hari kebangkitan dari kubur/kematian), disebut dalam Q.S. Qāf: 42;
3. Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan), seperti disebut dalam Q.S. Ar-Rūm:56;
4. As-Sā’ah ( waktu/saat kiamat), sebagaimana tersebut dalam firman-Nya di Q.S. al-Qamar:1;
5. Al-Ākhirah (akhirah), seperti dinyatakan dalam Q.S. al-A’lā:17;
6. Yaumid Dīn (hari pembalasan), seperti dinyatakan dalam Q.S. al-Fātiḥah:3;
7. Yaumul Ḥisāb (hari perhitungan), sebagaimana dinyatakan dalam Q.S. Ghāfir:27;
8. Yaumul Fatḥ (hari kemenangan), seperti disebutkan dalam Q.S. As-Sajdah:29;
9. Yamut Talāq (hari pertemuan), dinyatakan dalam Q.S. Ghāfir:15-16;
10. Yaumul Jam’ (hari berhimpun) dan Yaumut Taghābun (hari ditampakkan kesalahan), disebutkan dalam Q.S. At-Taghābun:9;
11. Yaumul Khulūd (hari kekal selamanya), dinyatakan dalam Q.S. Qāf:34;
1Shahīh al-Bukhārī, Bāb Man Kāna Yu`minu Billāh wa al-Yaum al-Akhir, hadis nomor 5672; Shahīh Muslim, Bāb al-Hats ‘alā Ikrām al-Jār wa adh-Dhaif, hadis nomor 182.
12. Yaumul Ḥasrah (hari penyesalan), disebutkan dalam Q.S. Maryam:39;
13. Yaumut Tanās (hari panggil-memanggil antara penghuni surga dan neraka), disebut dalam Q.S. Ghāfir: 32;
14. Āzifah (peristiwa yang dekat), sebagaimana disebut dalam Q.S. An-Najm:57;
15. Thāmmatul Kubrā (bencana yang sangat besar), disebut dalam Q.S. An-Nāzi’at:34;
16. Ash-Shākhkhah (suara yang memekakkan telinga), dinyatakan dalam Q.S. ‘Abasa:33;
17. Al-Ḥāqqah (keadaan yang sesungguhnya), disebut dalam Q.S. Al-Ḥāqqah:1-3;
18. Al-Ghāsyiah (kejadian yang menyelubungi), disebut dalam Q.S. Al-Ghāsyiah:1;
19. Al-Wāqi’ah (peristiwa yang dahsyat), dinyatakan dalam Q.S. Al-Wāqi’ah:1-3; dan
20. Al-Qāri’ah (Guncangan yang sangat dahsyat), disebut dalam Q.S. Al-Qāri’ah:1-3.
Keseluruhan ungkapan yang digunakan Al-Quran tersebut di atas, menyingkapkan hakikat yang dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia tentang hari akhir dengan segala peristiwa yang berkaitan dengannya, baik sebelum hari kiamat, pada saat terjadinya, maupun setelah terjadinya kiamat.
Dengan demikian, Eskatologi dalam Islam, tidak saja membahas tentang kehidupan setelah kematian manusia atau pun kehancuran alam semesta ini, tetapi juga membicarakan tentang tanda-tanda sebelum terjadinya hari kiamat, apa yang akan dialami oleh ruh manusia setelah kematiannya, apa saja yang mungkin terjadi di alam barzakh, kemudian peristiwa-peristiwa yang akan dilalui di padang mahsyar, tentang neraka dan surga.
Sumber:
https://mahad.uin-antasari.ac.id
https://id.wikipedia.org
dan sumber lain yang relevan
Post a Comment