Peradaban Mohenjodaro dan Harappa di Lembah Sungai Indus
Apa itu Peradaban Mohenjodaro dan Harappa?
Peradaban Mohenjodaro dan Harappa adalah peradaban yang berkembang di Lembah Sungai Indus pada sekitar tahun 2500-1800 SM. Peradaban ini dikenal juga sebagai Peradaban Lembah Sungai Indus. Hasil penelitian menyebutkan peradaban Harappa berada di provinsi Punjab, India, dan Mohenjodaro berada di provinsi Sindhu, Pakistan.
Perkembangan peradaban Mohenjodaro dan Harappa sangat bergantung pada kondisi alam dan keadaan geografis lembah Sungai Indus. Karakteristik tanah yang subur dan iklim sub-tropis menjadikan aktivitas pertanian dan peternakan peradaban ini maju.
Penemuan Bukti Peradaban
Peradaban Mohenjodaro dan Harappa adalah salah satu peradaban paling kuno ini berada di sepanjang aliran Sungai Indus di wilayah Asia Selatan, tepatnya di kawasan India Barat dan Pakistan.
Bukti ditemukannya peradaban kuno di lembah Sungai Indus ini berawal dari eksplorasi yang dilakukan oleh pemerintah Inggris tahun 1870. Penggalian untuk mencari bukti baru keberadaan kehidupan di Sungai Indus terus dilakukan hingga saat ini.
Para ahli dari seluruh dunia sepakat bahwa peradaban Harappa di lembah Sungai Indus telah muncul jauh sebelum dibuatnya Kitab Veda. Bahkan sebelum bangsa Arya menguasai wilayah India, peradaban Harappa sudah berkembang.
Baca Juga: Bangsa Arya: Pengertian, Asal-Usul, Ciri, dan Hasil Kebudayaannya
Kota Metropolis Pertama di Dunia
Diperkirakan tahun 2.500 SM didirikan beberapa kota megah di sepanjang aliran Sungai Indus. Peradaban kota yang paling besar pengaruhnya di wilayah itu adalah Harappa dan Mohenjodaro.
Seorang arkeolog dari Inggri, bernama Marshell, melakukan sebuah ekskavasi pada awal abad ke-20 untuk menemukan dua peradaban terbesar itu. Ia mendapati struktur kota yang sangat besar dari hasil ekskavasinya itu, dan diketahui bahwa kedua kota itu adalah kota besar yang ramai dengan aktivitas penduduknya.
Diperkirakan dua kota besar itu mulai memberikan pengaruhnya sekitar tahun 2.350 SM sampai 1.750 SM. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan jumlah penduduk di Mohenjodaro dan Harappa, yang masing-masing berkisar antara 30 ribu sampai 40 ribu jiwa.
Perekonomian
Diperkirakan kelompok manusia yang pertama membangun peradaban Mohenjodaro dan Harappa adalah bangsa Dravida. Bangsa ini masuk dalam kategori ras Australoid dengan ciri-ciri bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap, dan berambut ikal.
Baca Juga: Bangsa Dravida: Pengertian, Asal-Usul, Ciri, dan Peninggalan Kebudayaannya
Bangsa Dravida diperkirakan telah lama menetap di wilayah lembah Sungai Indus. Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa memanfaatkan sumber daya di sekitar lembah Sungai Indus dengan sangat baik.
Pekerjaan utama masyarakat di sana adalah di bidang pertanian. Masyarakat juga berhasil membuat sistem saluran air dari kota ke sungai dengan sangat baik, sehingga ketika musim hujan tidak pernah terjadi bencana banjir.
Peradaban masyarakat Mohenjodaro dan Harappa juga cukup maju, karena berhasil memanfaatkan tanah di sekitar lembah untuk dijadikan batu bata sebagai bahan utama pembuatan bangunan mereka.
Pemerintahan
Pemerintahan di Mohenjodaro dan Harppa membagi kotanya menjadi dua bagian, yaitu bagian pemerintahan dan bagian administratif. Hal itu mereka lakukan untuk mempermudah menjalankan pemerintahan di kota besar yang padat penduduknya.
Wilayah administratif umumnya terdiri dari daerah tempat tinggal, pertokoan, dan pusat kegiatan masyarakat. Bagian pemerintahan terdiri dari wilayah kompleks kerajaan dan jajarannya. Pada bagian ini dibangun sebuah tembok raksasa yang memisahkan antara bangunan istana dengan bangunan tempat tinggal rakyatnya.
Keruntuhan
Terdapat beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab runtuhnya peradaban Mohenjodaro dan Harappa di antaranya,
1. Migrasi bangsa Arya
Meski belum diketahui apakah terjadi peperangan, kemunduran peradaban di Mohenjodaro dan Harappa bertepatan dengan gelombang migrasi bangsa Arya dari utara, mungkin dari Dataran Tinggi Iran.
Antara 1900-1500 SM, kota-kota tersebut terus ditinggalkan dan penduduknya berpindah ke selatan. Salah satu teori yang muncul akibat peristiwa itu adalah bahwa masyarakat Lembah Indus telah ditaklukkan dan didorong ke selatan oleh migrasi bangsa Arya.
Pada 1940-an, arkeolog Mortimer Wheeler menemukan 39 kerangka manusia di Mohenjodaro, yang ia percaya memiliki bekas pembunuhan atau penaklukkan oleh bangsa lain.
Meski teori Wheeler itu masih dipercaya sebagian orang hingga kini, sebenarnya penelitian arkeolog Amerika George F. Dales telah mematahkannya. Pada tahun 1960-an, Dales meninjau kembali teori Wheeler dengan mengunjungi Mohenjodaro, tetapi tidak menemukan bukti demikian.
Berdasarkan penelitian Dales, tidak ada kerangka yang memiliki bekas siksaan yang kejam dalam pertempuran, seperti yang ditafsirkan Wheeler. Peninggalan kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa juga tidak menunjukkan kerusakan yang terkait dengan perang.
2. Bencana alam
Bangsa Arya diperkirakan bergabung secara damai dengan penduduk asli di Mohenjodaro dan Harappa. Namun, peradaban ini runtuh akibat bencana alam, terutama karena perubahan geografi dan iklim di daerah tersebut.
Pada sekitar tahun 1900 SM, Sungai Gaggar-Hakra mulai mengering, sehingga orang-orang yang hidupnya bergantung dari sungai tersebut terpaksa bermigrasi.
Tidak hanya kekeringan, beberapa bukti menunjukkan bahwa bencana banjir turut menenggelamkan peradaban ini. Pendangkalan yang signifikan di lokasi seperti Mohenjodaro menunjukkan adanya banjir besar.
Pergerakan kerak bumi kemungkinan menyebabkan Sungai Indus meluap dan berubah arahnya. Perubahan aliran sungai berdampak pada kota-kota utamanya, yang sangat bergantung dengan sungai.
Banjir yang berulang kali mungkin menyebabkan penumpukan garam di dalam tanah, sehingga menyulitkan bercocok tanam. Alhasil, terjadilah bencana kelaparan dan penyakit begitu mudah menyebar.
Di situs yang telah diteliti menunjukkan bahwa peradaban ini memiliki populasi yang berlebih. Mungkin, kombinasi dari kekacauan itu membuat para penguasa kehilangan kendali atas kota mereka dan akhirnya runtuh.
3. Runtuhnya jaringan perdagangan Mesopotamia
Runtuhnya hubungan perdagangan dengan Mesir dan Mesopotamia juga diduga menjadi penyebab runtuhnya Mohenjo-Daro dan Harappa. Di saat Peradaban Lembah Sungai Indus mulai runtuh, Mesir dan Mesopotamia juga sedang mengalami masalah politik yang besar.
Baca Juga: Peradaban Mesopotamia: Pengertian, Letak, Sejarah, Karakteristik, dan Peninggalannya
Perdagangan sangat penting bagi peradaban Sungai Indus. Mitra dagang utama mereka adalah Mesopotamia, yang merupakan peradaban maju di Timur Tengah. Jika jaringan perdagangan Mesopotamia dan Mesir runtuh, tentunya akan berdampak besar pada kehidupan di kota-kota Indus.
Sumber:
https://kumparan.com
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment