Orang Tatar: Pengertian dan Sejarahnya
Pengertian Orang Tatar
Orang Tatar atau Bangsa Tatar adalah suku bangsa yang berasal dari Asia Utara dan Tengah yang berbahasa Turki. Istilah Tatar merujuk pada siapa saja yang berasal dari daerah yang dikenal sebagai Tartary.
Sebagian besar bangsa Tatar tinggal di Rusia bagian barat-tengah, di sepanjang Sungai Volga dan anak sungainya, Kama. Selain itu, bangsa Tatar juga tinggal di Uzbekistan, Kazakhstan, Ukraina, Tajikistan, Kirgizstan, Turkmenistan, dan Azerbaijan.
Daerah Asal Orang Tatar
Tatar berasal dengan konfederasi Tatar di gurun Gobi sebelah timur laut pada abad ke-5. Setelah penaklukan pada abad 9 oleh suku Khitans, Suku ini bermigrasi ke selatan. Pada abad ke-13, mereka ditundukkan oleh Kekaisaran Mongol di bawah Jenghis Khan.
Baca Juga: Genghis Khan: Sejarah, Biografi, Kematian dan Kelanjutan Kekaisaran
Di bawah kepemimpinan cucunya Batu Khan, mereka pindah ke arah barat, membentuk bagian dari Gerombolan Emas yang mendominasi wilayah padang rumput Eurasia selama abad 14 dan 15.
Di Eropa Tatar berasimilasi dengan penduduk lokal atau nama mereka menyebar ke masyarakat yang ditaklukkannya antara lain: Kipchak, Kimaks dan lain-lain, serta dengan sisa-sisa koloni Yunani kuno di Krimea dan Kaukasia di Kaukasus.
Tatar Siberia adalah pelarian dari masyarakat Turki dari wilayah pegunungan Ural-Altai yang membaur dengan penutur bahasa Ural serta dengan Mongol.
Tiga keturunan etnis migrasi ke arah barat abad ke-13 adalah Volga Tatar, Tatar Lipka dan Tatar Krimea, yang sebagian besar memeluk Islam dalam periode abad pertengahan.
Tartar Krimea
Di ingatan orang-orang tua Tatar Krimea masih membekas, deportasi yang terjadi pada 1944 oleh Pemerintah Soviet di era kepemimpinan Joseph Stalin.
Baca Juga: Josef Stalin dan Sejarah Uni Soviet dalam Pemerintahan Diktator yang Brutal
Hampir setengah dari total 200.000 populasi penduduk Tatar—pria, wanita, dan anak-anak tanpa terkecuali, yang diangkut ke pengasingan dengan mobil ternak mati dalam perjalanan atau segera sesaat tiba di wilayah pegunungan Ural, Siberia, Asia Tengah. Juga mereka sempat bergulat dengan paksaan migrasi dan genosida.
Pembuangan dari tanah kelahiran adalah hukuman bagi bangsa mereka, yang diduga melakukan "kolaborasi besar" dengan Nazi yang tatkala itu telah menduduki semenanjung.
Mereka, beserta anak-cucu, pada akhirnya telah dapat kembali dari pengasingan sejak 20 tahun terakhir. Dan kini, mereka masih hidup dengan trauma itu —meski mengaku ingin hidup damai— sehingga mereka jelas enggan untuk berada lagi di bawah kendali Moskow.
Di Krimea ada kurang lebih 300 ribu Muslim Tatar atau sekitar 12-15 persen dari total populasi.
Sejarah Orang Tartar
Terletak di pertemuan Sungai Volga dan Sungai Kazanka sekitar 800 kilometer (500 mil) di timur Moskow, Kazan juga merupakan Ibu Kota Republik Tatarstan Rusia yang berusia 1.005 tahun. Kazan mirip dengan Roma yang didirikan pada tujuh bukit.
Nama Tatar mulai muncul pada abad pertengahan di Cina sebagai julukan untuk menyebut salah satu suku Mongol. Tak diketahui dengan pasti apakah Tatar masuk dalam pasukan Jengis Khan yang memorakporandakan Asia Tengah, Timur Tengah, sampai Rusia itu pada abad ke-12.
Yang pasti mereka sudah menempati wilayah antara Sungai Volga dan Sungai Kama sebelum datangnya serbuan bangsa Mongol. Mereka berasal dari suku-suku nomaden yang menguasai padang stepa besar Golden Horde yang membentang antara Laut Hitam, Laut Kaspia, sampai ke Siberia.
Namun, nama Tatar mulai dipergunakan secara resmi setelah Kerajaan Kazan Khanate didirikan pada 1438 oleh salah satu keturunan Jengis Khan. Tetapi, orang Finnic, sebuah suku yang berasal dari Eropa Utara tetap memanggil mereka dengan sebutan yang benar sesuai sejarah: Volga Bulgaria, sebuah kelompok masyarakat nomaden di tanah Rusia yang menghuni wilayah antara Sungai Volga dan Sungai Kama.
Orang Tartar Beragama Islam
Orang Tatar memeluk agama Islam pada abad ke-10 setelah datangnya utusan khalifah Abbasiyah al-Muqtadir yang berkuasa di Bagdad, Irak. Setelah mendirikan kerajaan Kazan Khanate, komunitas Tatar yang dikenal sebagai suku dari padang stepa besar itu kemudian mendominasi Rusia selama berabad-abad sehingga tanah Rusia kala itu sempat dijuluki dengan Tartaria. Mereka termasyhur dengan reputasi sebagai penunggang kuda yang luar biasa.
Kebudayaan Orang Tartar yang Maju
Sejak memeluk Islam, orang Tatar atau Volga Bulgaria sudah mencetak koin perak dengan tulisan Arab. Mereka dikenal sebagai pandai besi yang mencetak besi berkualitas tinggi, berdagang komoditas bulu binatang dengan bangsa-bangsa lain di Eropa Timur sampai Timur Tengah.
Wilayah yang dihuni bangsa Tatar dikenal memiliki banyak bengkel metalurgi, tembikar, dan kerajinan emas dan perak. Komoditas yang paling terkenal adalah kulit. Karena kualitasnya sangat terpandang, di Asia Tengah dan Persia kulit terbaik disebut Bulgar.
Sebagian besar masyarakat Tatar ketika itu sudah melek huruf. Perpustakaan banyak ditemui di masjid maupun madrasah. “Ketika bangsa Slav masih belum mendirikan gereja dan belum mulai menduduki wilayah itu atas nama bangsa Eropa, maka Bulgar sudah mendengarkan bacaan Alquran di tepi Sungai Volga dan Kama,'' tulis sejarawan Rusia SM Solovyov menggambarkan majunya peradaban Kazan ketika itu.
Kemunduran Orang Tartar
Namun, Kerajaan Kazan Khanate akhirnya mengalami kemunduran karena banyak mengalami pergolakan internal berupa perebutan kekuasaan. Pada tahun 1552, Khazan Khanate akhirnya takluk kepada Kekaisaran Rusia yang didirikan oleh orang-orang Slavik yang berpusat di Moskow.
Mulai saat itu, bangsa Tatar mengalami kemunduran di berbagai bidang, baik ekonomi maupun budaya. Aset ekonomi banyak dikuasai orang Rusia maupun orang Tatar pro-Moskow dan banyak orang Tatar yang berpindah ke agama Kristen.
Kaisar Rusia Peter Agung pada awal 1700-an memberlakukan aturan diskriminatif yang membatasi kebebasan warga Muslim, terutama bangsa Tatar. Peter bahkan memaksa Muslim Tatar beralih keyakinan menjadi pemeluk Kristen Orthodoks.
Aturan diskriminasi itu kemudian dihapuskan oleh Ratu Catherine pada abad ke-18. Bahkan, pada 1771 Catherine mengizinkan pendirian dua madrasah.
Atas tindakannya menghapuskan aturan-aturan diskriminatif terhadap kaum Tatar, ratu Kekaisaran Rusia itu sangat dihormati di Kazan. Ada suatu anekdot yang mengisahkan keluhan pendeta Orthodoks atas pembangunan menara masjid yang lebih tinggi dari menara gereja.
Menurut cerita, Catherine menjawab, “Aturan saya berlaku di Bumi. Apa yang terjadi di langit adalah urusan Tuhan.” Pernyataannya tersebut secara tidak langsung mengizinkan menara masjid tetap berdiri.
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://nationalgeographic.grid.id
https://khazanah.republika.co.id
Download
Post a Comment