Godfrey dari Bouillon: Penguasa Yerusalem
Siapa itu Godfrey dari Bouillon?
Godfrey lahir di Boulogne-sur-Mer sekitar tahun 1060-an, kronik abad ke-13 menyebutkan bahwa tempat kelahirannya adalah Baisy (Brabant Walonia pada masa modern). Godfrey adalah Ksatria Prancis yang menjadi salah satu pemimpin terkemuka Perang Salib Pertama dari pihak Kristen dan berhasil menguasai Yerusalem.
Baca Juga: Perang Salib: Pengertian, Terminologi, Awal Mula, dan Sejarahnya
Meski banyak yang menyebutnya sebagai raja lantaran statusnya sebagai penguasa pertama Kerajaan Yerusalem, yakni dari tahun 1099 hingga 1100, Godfrey sendiri sengaja menghindari untuk menggelari dirinya sebagai raja dan lebih memilih disebut Advocatus Sancti Sepulchri atau Pelindung Makam Suci.
Godfrey adalah sosok yang memerintahkan pembantaian warga Yahudi di Yerusalem karena menganggap mereka bertanggung jawab atas kematian Yesus. Ketika tiba di Yerusalem pada 1099, pasukan Godfrey membantai semua orang yang ditemuinya tanpa pandang bulu. Kaum Yahudi dibakar hidup-hidup ketika sedang bersembunyi dalam sinagog.
Ia meninggal dunia pada 1100 karena terkena sampar. Godefroy sendiri tidak menikah dan tidak memiliki anak, sehingga kepemimpinan Kerajaan Yerusalem sepeninggalnya diserahkan kepada adik kandungnya, Baudouin (Baldwin) I.
Kehidupan awal Godfrey
Godfrey dari Bouillon lahir pada tahun 1060. Ia merupakan putra kedua Eustace II, Pangeran Boulogne. Ibunya adalah Ida, putri Godfrey III, Adipati Lorraine Hilir. Sang kakak laki-laki, Eustace III, menjadi pewaris County Boulogne dan mewarisi tanah milik keluarga di Inggris.
Sedangkan Godfrey dinobatkan sebagai pewaris paman dari pihak ibu, Godfrey IV (si Bungkuk). Ketika Godfrey IV tewas dibunuh pada tahun 1076, Godfrey mewarisi tanahnya, termasuk Lorraine Hilir, Verdun dan Marquisate Antwerpen.
Bergabung dalam Perang Salib
Pada tanggal 27 November 1095, Paus Urbanus II berada di Clermont dan menyerukan soal Perang Salib. Di sinilah seruan yang mendesak umat Kristen untuk mengangkat senjata guna membantu rekan-rekan mereka di wilayah timur.
Baik petani maupun bangsawan terinspirasi oleh pesan Paus. Mereka memikul “salib” atau memberikan sedekah untuk mendanai usaha ini. Godfrey adalah salah satu bangsawan yang menanggapi seruan Paus untuk mengangkat senjata.
Ia didampingi oleh adik laki-lakinya, Baldwin. Baldwin juga dikenal sebagai Pangeran Edessa dan kelak mewarisi Kerajaan Yerusalem dari sang kakak.
Bangsawan penting lainnya ikut memikul salib dan menjabat sebagai komandan Perang Salib Pertama. “Mereka adalah Raymond IV, Pangeran Toulouse, Bohemond I, Pangeran Taranto, dan Stephen II, Pangeran Blois,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.
Berbagai kontingen tentara salib melakukan perjalanan ke timur dari kampung halaman mereka menggunakan rute yang berbeda. Mereka berkumpul di luar Konstantinopel sebelum memasuki wilayah musuh.
Godfrey, Baldwin, dan pasukan mereka melakukan perjalanan darat melalui Kekaisaran Romawi Suci dan Hungaria. Lalu kemudian ke wilayah Bizantium, mencapai Konstantinopel dua hari sebelum Natal tahun 1096.
Di Konstantinopel, hubungan antara Kaisar Bizantium, Alexius Comnenus, dan tentara salib tegang sejak awal. Misalnya ada rumor palsu bahwa para pemimpin mereka ditahan atas perintah kaisar menyebabkan tentara salib melancarkan serangan ke Konstantinopel.
Pada akhirnya, Alexius berhasil membujuk para pemimpin Perang Salib untuk memberikan penghormatan kepadanya. Para pemimpin harus berjanji untuk mengakui dia sebagai penguasa mereka ketika mereka merebut kembali wilayah Bizantium dari Turki. Sebagai imbalannya, kaisar berjanji untuk memberikan dukungan dan perbekalan selama perjalanan tentara salib melalui Asia Kecil.
Pada pertengahan tahun 1099, Godfrey dan sisa tentara Perang Salib datang ke Yerusalem. Banyak perbedaan pendapat di antara para pemimpin Perang Salib. Terlepas dari itu, mereka berhasil tetap bersatu selama perjalanan mereka memasuki wilayah musuh. Akhirnya, para pemimpin itu memenangkan beberapa pertempuran melawan Turki dan menaklukkan cukup banyak wilayah.
Kini, dengan tujuan akhir mereka di depan mata, tentara salib mulai mengepung kota suci tersebut. Saat itu Yerusalem berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan Fatimiyah. Sekitar sebulan kemudian, Yerusalem jatuh ke tangan tentara salib.
Memimpin Yerusalem
8 hari setelah jatuhnya Yerusalem, seorang raja dipilih. Akhirnya, setelah berkonsultasi satu sama lain dan setelah banyak pertimbangan, mereka dengan suara bulat memilih Godfrey. Godfrey tetap tinggal di timur selama sisa hidupnya dan meninggal di Yerusalem pada tahun 1100.
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www-britannica-com
https://nationalgeographic.grid.id
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment