Dinasti Mamluk: Sejarah, Asal Usul, Peranan, dan Keruntuhannya

Table of Contents

Dinasti Mamluk
Sejarah Dinasti Mamluk

Mamluk atau Mamalik adalah sebutan untuk sekelompok keturunan budak belian kasta ksatria yang dimiliki oleh khalifah Islam yang berkuasa. Meskipun begitu, status mereka di atas budak biasa, budak biasa tidak diperkenankan membawa senjata dan juga dilarang melakukan aktivitas tertentu.

Di beberapa tempat tertentu, seperti di Mesir, sejak masa dinasti Ayyubiyah hingga masa Kesultanan Utsmaniyah, mamluk bahkan sudah menjadi majikan sejati yang status sosialnya di atas orang merdeka umumnya.

Para prajurit Mamluk ini menciptakan kelas ksatria yang khusus, yang memiliki kedudukan politik yang penting dan memiliki kekuasaan yang berumur panjang, bertahan sejak abad ke-9 hingga abad ke-19 Masehi.

Seiring waktu, para Mamluk menjadi kasta militer yang sangat kuat dalam sebagian masyarakat Islam. Mamluk memegang kekuasaan politik dan militer khususnya di Mesir, juga di Syam, Irak, dan India. Dalam beberapa kasus, bahkan menjabat sebagai sultan, sebagian lain menguasai kekuasaan lokal sebagai Amir.

Dinasti Mamluk

Kesultanan Mamluk menguasai tanah subur di Mesir dan Levant. Selain itu, kesultanan ini juga menguasai kota-kota suci Islam seperti Yerusalem, Mekah, dan Madinah. Harta benda ini menjadikan kesultanan sebagai salah satu kekuatan terkuat dan paling berpengaruh pada masanya.

Periode Kesultanan Mamluk (1250–1517) yang paling terkenal adalah, di mana sebuah faksi Mamluk di Mesir berhasil mengambil alih kekuasaan dari penguasanya, dinasti Ayyubiyah. Mereka awalnya merupakan prajurit budak yang berasal dari suku-suku bangsa Turki, yang memanfaatkan keadaan dinasti Ayyubiyah yang mulai melemah.

Kesultanan ini dikenal karena mampu memukul mundur invasi pasukan ilkhan dari Mongol pada Pertempuran Ain Jalut juga dalam melawan pasukan Salib, mereka secara efektif menggiring pasukan Salib keluar dari Syam pada 1291 hingga secara resmi era Pasukan salib berakhir pada 1302. 

Baca Juga: Perang Salib: Pengertian, Terminologi, Awal Mula, dan Sejarahnya

Asal Usul Dinasti Mamluk

Dinasti Mamluk berkuasa di wilayah Mesir hampir tiga abad. Dinasti ini dikenal karena keunikannya, di mana dinasti ini berasal dari golongan hamba sahaya atau budak namun memiliki kekuatan militer yang besar.

Dinasti Mamluk merupakan salah satu dinasti Islam yang tumbuh dan berkembang di Mesir sekitar abad ke-13. Golongan budak khusus atau Bani Mamalik tersebut memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan budak biasa (yang dilarang memegang senjata oleh tuannya) karena dididik secara militer oleh tuan-tuan mereka.

Raja-raja yang berasal dari kalangan budak ini disebut Mamalik dan oleh Barat disebut Mamluk. Terdapat tiga versi mengenai asal usul kedatangan Mamalik atau Mamluk ke Mesir.

Versi pertama, kaum Mamluk direkrut Dinasti Abbasiyah sekitar abad ke-9 M untuk dijadikan pasukan militer. Kaum Mamluk ini berasal dari kawasan Kaukasus dan Laut Hitam dengan mayoritas dari bangsa Turki dan suku Kipchak.

Awalnya, kaum Mamluk ini bukan muslim. Namun seiring berjalannya waktu, kaum ini menjadi muslim dan menjadi tentara terkuat umat Islam pada masa itu.

Kaum Mamluk datang ke Mesir pada abad ke-12. Dinasti Abbasiyah mengirim mereka untuk memperkuat basis Dinasti Abbasiyah yang dijalankan oleh Dinasti Ayyubiyah.

Versi kedua, kaum Mamluk adalah tawanan Dinasti Ayyubiyah yang dijadikan budak oleh Salahuddin al-Ayyubi. Mereka dilatih menjadi tentara dan diangkat sebagai pasukan kerajaan dengan kelompok terpisah dari tentara Dinasti Ayyubiyah yang lain.

Sultan Malik ash-Shalih (Sultan Ayyubiyah) menjadikan kaum Mamluk sebagai pengawal yang tugasnya karena kemampuan militer mereka yang bagus.

Versi ketiga, kaum Mamluk adalah budak dari Turki dan Mongol yang dibeli Sultan Malik ash-Shalih yang ditempatkan di Pulau Rawdlah di bantaran Sungai Nil. Di sana, mereka dijadikan pelayan.

Namun karena loyalitas dan kemahiran mereka dalam berperang dan militer, Sultan Malik ash-Shalih mengangkat mereka sebagai komandan pasukan Dinasti Ayyubiyah. Inilah yang mengantarkan kaum Mamluk pada kekuasaan Mesir, dengan mendirikan Dinasti Mamluk atau Dinasti Mamalik.

Dua Kelompok Kaum Mamluk

Kaum Mamluk terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Mamluk Bahri adalah pengawal setia dan mendapat posisi strategis di masa pemerintahan Sultan Malik ash-Shalih, mereka berasal dari Mamluk Turki dan Mongol yang berkuasa dari 1250-1389 M, sedangkan Mamluk Burji berasal dari Mamluk selain Turki dan Mongol yang berkuasa dari 1389-1517 M.

Faktor Berdirinya Dinasti Mamluk

Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi berdirinya Dinasti Mamluk di Mesir yaitu:
1. Terjadinya kekosongan penguasa karena meninggalnya Sultan Malik ash-Shalih pada 1249 M
2. Perang Salib Ketujuh yang berhasil dipukul mundur oleh Turansyah, putra Sultan Malik ash-Shalih
3. Ketidakpuasan kaum Mamluk Bahri terhadap kepemimpinan Turansyah yang lebih mengutamakan budak dari kaum Kurdi
4. Kemarahan Syajaratuddur atas perlakuan Turansyah terhadap dirinya, hingga menyebabkan ibu tirinya melakukan makar
5. Kecaman Khalifah al-Mu'tashim atas naiknya Syajaratuddur sebagai pemimpin perempuan Mesir. Syajaratuddur menyerahkan kekuasaan Mesir kepada Izzuddin Ayabek setelah menikah. Izzuddin Ayabek adalah pendiri Dinasti Mamluk dan sultan pertama

Peranan Dinasti Mamluk

Dinasti Mamluk memiliki beberapa peranan penting dalam peradaban Islam. Seperti yang tertera dalam buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam karya Abdul Syukur al-Azizi, beberapa peranan Dinasti Mamluk yaitu:
1. Mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam (sekarang Suriah, Palestina, Lebanon, dan Yordania)
2. Mengalahkan bangsa Mongol
3. Merebut dan mengislamkan Kerajaan Nubia (Ethiopia)
4. Menguasai Pulau Cyprus dan Rhodos

Runtuhnya Dinasti Mamluk

Runtuhnya Dinasti Mamluk berasal dari internal mereka sendiri. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Mamluk yaitu:
1. Para pemimpin yang tidak berkemampuan mengendalikan negara, karena hanya mahir dalam bidang militer
2. Sebagian sultan Mamluk Burji yang pemabuk dan tidak menyukai ilmu pengetahuan.
3. Komunikasi yang terhambat
4. Gaya hidup pemimpin yang tinggi
5. Maraknya praktik korupsi dan monopoli ekonomi dalam mengelola pembangunan
6. Tidak peduli dengan urusan eksternal (luar negerinya)
7. Peperangan dengan tentara Turki Utsmani yang terjadi dua kali

Peninggalan Dinasti Mamluk

Dinasti Mamluk memiliki beberapa peninggalan besar terhadap peradaban Islam. Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain:
1. Masjid Sultan Hassan: Terletak di bundaran Shalahuddin dan berhadapan dengan Bab Al Izb, belakang benteng Shalahuddin.
2. Mausoleum Qalawun: Terletak di Kota Kairo, Mesir dan dikenal sebagai mausoleum terindah setelah mausoleum Taj Mahal di India.

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.detik.com
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment