Dinasti Abbasiyah: Sejarah, Kejayaan, dan Kejatuhannya

Table of Contents

Dinasti Abbasiyah
Dinasti Islam setelah Dinasti Umayyah

Dinasti Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam yang berkuasa dari tahun 750 hingga 1258 M. Dinasti ini merupakan kelanjutan dari kekuasaan Bani Umayyah dan didirikan oleh keturunan paman Rasulullah SAW, Abbas bin Abdul-Muththalib, oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim.

Dinasti Abbasiyah merupakan kekhalifahan ketiga Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak) dan kemudian berpindah ke Kairo sejak tahun 1261. Didirikan oleh Abu al-Abbas al-Saffah, setelah mengalahkan Dinasti Umayyah dalam Pertempuran Zab pada tahun 750 Masehi. 

Baca Juga: Dinasti Umayyah: kekhalifahan Islam Pertama Pasca Khulafaur Rasyidin

Abbasiyah merupakan dinasti kekhalifahan Islam yang paling lama dan paling terkenal dalam sejarah Islam. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.

Berkembang selama tiga abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang dikenal dengan nama Mamluk. Kekuasaan Abbasiyah berakhir pada tahun 1258 Masehi ketika pasukan Mongol menyerang Baghdad dan membunuh Khalifah terakhir Abbasiyah, Al-Musta'sim.

Keturunan yang berasal dari Bani Abbasiyah termasuk suku al-Abbasi saat ini banyak bertempat tinggal di timur laut Tikrit, Iraq sekarang. 

Baca Juga: Dinasti Mamluk: Sejarah, Asal Usul, Peranan, dan Keruntuhannya

Sekilas Sejarah

Kekhalifahan Abbasiyah berusaha menggulingkan Kekhalifahan Umayyah karena mengklaim sebagai penerus sejati Nabi Muhammad, berdasarkan garis keturunan mereka yang lebih dekat. Pemberontakan yang dilakukan Bani Abbasiyah didukung oleh sebagian besar orang Arab yang dirugikan dengan tambahan faksi Yaman dan Mawali mereka.

Gerakan pemberontakan ini dipimpin oleh keturunan paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abdullah, dan Muhammad bin Ali. Mereka berhasil membangun jaringan oposisi yang cukup luas dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Akhirnya, dalam pertempuran Karbala, dinasti dari Bani Abbasiyah yang dipimpin oleh Kahtaba berhasil meraih kemenangan dengan mengalahkan gubernur Dinasti Umayyah, Yazid. Dinasti Abbasiyah berhasil menguasai Kufah.

Pada tahun 794 M, Abu Ayun dari Bani Abbasiyah berhasil melancarkan usaha terakhirnya untuk menggulingkan pemerintahan Dinasti Umayyah. Ia mengerahkan 120.000 pasukan menuju Zab Hulu atau Zab Besar. Sehingga pertempuran ini dikenal dengan Perang Az-Zabb.

Akhirnya, Dinasti Umayyah benar-benar sudah dikalahkan. Damaskus pun jatuh ke tangan Bani Abbasiyah. Kemudian, Abbas As-Saffah dibaiat sebagai khalifah di Masjid Kufah pada tahun 750 M.

Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 750 Masehi, setelah menggulingkan dinasti Umayyah yang sebelumnya memerintah di Kekhalifahan Islam. Dinasti Abbasiyah berkuasa selama hampir 500 tahun, dari abad ke-8 hingga abad ke-13 Masehi.

Mereka memerintah Kekhalifahan Islam dari ibu kota mereka di Baghdad, yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan di dunia Islam.

Selama periode kekuasaan Abu al-Abbas al-Saffah, dinasti Abbasiyah mengalami masa kejayaan dalam berbagai bidang seperti seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan arsitektur. Mereka juga memperkenalkan sistem administrasi yang efektif dan menetapkan standar perdagangan dan keuangan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi dunia Islam.

Di bidang agama, Abbasiyah terkenal sebagai dinasti yang sangat toleran terhadap agama lain. Mereka mengizinkan orang-orang non-Muslim untuk beribadah di tempat-tempat suci mereka dan memberikan hak-hak yang sama kepada orang-orang dari berbagai agama.

Namun, pada abad ke-10 Masehi, kekuasaan Abbasiyah mulai menurun karena konflik internal dan serangan dari luar, seperti serangan Mongol pada abad ke-13 Masehi yang menghancurkan Baghdad dan mengakhiri kekuasaan Abbasiyah.

Meskipun demikian, pengaruh dan warisan dinasti Abbasiyah terus bertahan dan mempengaruhi perkembangan sejarah dan peradaban Islam dan dunia hingga saat ini.

Tokoh Penting dalam Dinasti Abbasiyah

1. Abu al-Abbas al-Saffah
Abu al-Abbas al-Saffah lahir pada tahun 721 M di kota Mekkah, dan menjadi pemimpin revolusi Abbasiyah pada tahun 750 M. Setelah berhasil menggulingkan dinasti Umayyah, ia menjabat sebagai khalifah pertama Abbasiyah dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad.

Ia meninggal pada tahun 754 M, setelah menjabat selama empat tahun. Kontribusinya adalah berhasil menggulingkan dinasti Umayyah dan membentuk kekhalifahan yang kuat di wilayah Arab dan Persia.

2. Harun al-Rashid
Harun al-Rashid lahir pada tahun 763 M di Rayy, Persia, dan menjadi khalifah Abbasiyah pada tahun 786 M. Ia dikenal sebagai khalifah yang bijaksana dan adil, serta sangat menghargai ilmu pengetahuan dan seni.

Ia menjadi pahlawan dalam cerita-cerita seru yang terdapat dalam karya sastra seperti "Seribu Satu Malam". Ia juga memperluas kekuasaan Abbasiyah hingga ke Spanyol dan India. Ia meninggal pada tahun 809 M setelah menjabat selama 23 tahun.

3. Al-Khwarizmi
Al-Khwarizmi adalah tokoh yang lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (sekarang Uzbekistan), dan dikenal sebagai ilmuwan dan matematikawan terkenal di zaman Abbasiyah. Karyanya yang paling terkenal adalah pengembangan sistem angka Arab, yang digunakan hingga saat ini.

Ia juga menemukan metode aljabar yang disebut "Aljabar", sebuah kata yang berasal dari kata Arab "al-jabr". Karyanya ini menjadi dasar bagi ilmu matematika modern.

4. Ibn Sina (Avicenna)
Ibn Sina lahir pada tahun 980 M di Bukhara, Persia (sekarang Uzbekistan) dan dikenal sebagai seorang dokter, filsuf, dan ilmuwan yang sangat terkenal pada zaman Abbasiyah.

Karyanya yang terkenal adalah "Al-Qanun fi al-Tibb", sebuah ensiklopedia tentang kedokteran yang menjadi referensi penting dalam bidang kedokteran selama berabad-abad. Ia juga menulis karya filsafat seperti "Kitab al-Shifa" dan "Kitab al-Najat", yang menjadi referensi penting dalam bidang filsafat.

5. Al-Farabi
Al-Farabi lahir pada tahun 870 M di Transoxiana (sekarang Kazakhstan) dan dikenal sebagai seorang filsuf, musikus, dan ilmuwan terkenal pada zaman Abbasiyah.

Ia mempelajari filsafat Yunani kuno dan memadukannya dengan pemikiran Islam, menciptakan karya penting seperti "Kitab al-Madinah al-Fadhilah" (The Virtuous City) dan "Tafsir al-Plato" (The Commentary on Plato's Republic). Karyanya ini mempengaruhi pemikiran filosofis dan politik pada masa yang akan datang.

6. Al-Kindi
Al-Kindi lahir pada tahun 801 M di Basra, Irak, dan dikenal sebagai seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan terkenal pada zaman Abbasiyah.

Ia dipandang sebagai "Bapak Ilmu Falak" (Astronomi) dan banyak kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan, termasuk teori musik, metafisika, dan karya sastra. Karyanya juga mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Barat.

7. Al-Mutanabbi
Al-Mutanabbi lahir pada tahun 915 M di Kufah, Irak, dan dikenal sebagai penyair terkenal pada zaman Abbasiyah. Puisi-puisinya terkenal karena keindahan dan kekuatan bahasanya, serta penggunaan metafora yang kreatif dan cerdas.

Ia juga terkenal karena sifatnya yang sombong dan angkuh, tetapi karyanya tetap dihargai dan menjadi inspirasi bagi banyak penyair di masa yang akan datang.

8. Al-Ghazali
Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 M di Tus, Persia (sekarang Iran), dan dikenal sebagai seorang ulama dan filsuf terkenal pada zaman Abbasiyah.

Karyanya yang terkenal adalah "Tahafut al-Falasifah" (Incoherence of the Philosophers), di mana ia menyerang argumen-argumen filosofis tentang keberadaan Tuhan dan menolak penggunaan logika dalam pemahaman agama. Karyanya ini mempengaruhi perkembangan filsafat dan teologi Islam di masa yang akan datang.

Jatuhnya Kekhalifahan

Abbasiyah Runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
1. Persaingan antarbangsa
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Namun dalam prosesnya, orang-orang Persia tidak merasa puas dan menginginkan sebuah dinasti dengan staf dari negaranya.

Sementara bangsa Arab beranggapan bahwa mereka istimewa dan menganggap rendah bangsa non-Arab. Oleh karena itu, muncullah dinasti-dinasti yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad.

2. Kemerosotan ekonomi
Meski sempat bergelimang kekayaan, Kekhalifahan Abbasiyah mulai mengalami kemunduran di bidang ekonomi karena pendapatan terus menurun sementara pengeluaran mereka terus meningkat.

3. Perang Salib
Perang Salib yang berlangsung selama beberapa periode tidak hanya menelan banyak korban, tetapi juga menimbulkan kerugian yang besar.

4. Serangan Bangsa Mongol dan jatuhnya Baghdad
Pada 1258 masehi, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang menyerang Baghdad. Penguasa terakhir Kekhalifahan Abbasiyah benar-benar tidak berdaya membendung tentara mongol sebanyak itu. Jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol secara otomatis mengakhiri kekuasaan Bani Abbasiyah.

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.liputan6.com
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment