Bangsa Viking: Pengertian, Fakta, dan Negara Keturunan Bangsa Viking

Table of Contents

Bangsa Viking
Pengertian Bangsa Viking

Bangsa Viking adalah sebutan untuk orang-orang Skandinavia yang dikenal sebagai penjelajah lautan dan perompak di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke-8 hingga abad ke-11. Kata "viking" berasal dari bahasa Norse Kuno vik yang berarti teluk atau sungai, dan vikingr yang berarti bajak laut.

Bangsa Viking juga menyebut diri mereka sebagai Norsemen, yang berarti orang dari Utara. Bangsa Viking berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan perompak. Mereka dikenal sebagai perompak yang sering melakukan penjarahan setelah gagal berniaga.

Bangsa Viking menjelajahi dan menjarah di Eropa, Afrika Utara, Mediterania, Amerika Utara, dan Timur Tengah. Mereka sangat mencintai kapal dan lautan. Ketika mati, jasad mereka dikuburkan dalam kapal lengkap beserta senjata dan harta benda mereka. 

Baca Juga: Laut Mediterania: Pengertian, Letak, Sejarah, Karakteristik, Pulau, Negara, Keanekaragaman Hayatinya

Penjelajahan Viking semakin berkurang dan akhirnya berhenti selama proses Kristenisasi Skandinavia yang berlangsung secara perlahan-lahan.

9 Fakta tentang Bangsa Viking

1. Akar peradaban Bangsa Viking
Bangsa Viking berasal dari wilayah Skandinavia yang meliputi negara-negara seperti Norwegia, Denmark, dan Swedia pada abad pertengahan. Nama Viking berasal dari kata Norse "víkingr" yang merujuk pada tindakan penjelajahan laut dan perampokan.

Bangsa Viking hidup di daerah yang kaya akan perairan, sungai, dan pantai sehingga pelayaran menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.

2. Keberanian di lautan dan penjelajahan dunia
Bangsa Viking terkenal karena keterampilan mereka dalam pelayaran dan penjelajahan dunia. Sejak abad ke-8 hingga ke-11, mereka menjelajahi lautan Atlantik, Laut Utara, hingga mencapai wilayah Timur Tengah, Rusia, dan Amerika Utara.

Salah satu tokoh Viking terkenal adalah Leif Erikson yang disebut-sebut sebagai penjelajah pertama yang tiba di Amerika Utara sebelum Christopher Columbus.

3. Budaya dan mitologi yang kaya
Warisan budaya bangsa Viking sangat terasa dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka memiliki mitologi yang kaya dengan dewa-dewi, seperti Odin, Thor, dan Freyja, serta cerita-cerita epik seperti Edda. Selain itu, bangsa Viking dikenal dengan seni ukir yang indah, termasuk ukiran pada kapal yang disebut "drakkar".

Baca juga: Mitologi: Pengertian, Asal-Usul, Jenis, Contoh, Manfaat, dan Perbedaannya dengan Mitos

Seni dan budaya ini mencerminkan nilai-nilai bangsa Viking yang menghargai keberanian, keterampilan, dan kebebasan.

4. Eksplorasi dan kolonisasi
Bangsa Viking tidak hanya menjelajahi dunia, tetapi juga melakukan kolonisasi di berbagai wilayah. Mereka membentuk permukiman di Islandia, Greenland, dan bahkan wilayah yang sekarang menjadi Inggris dan Perancis.

Kolonisasi ini tidak hanya membentuk masyarakat baru, tetapi juga membawa pengaruh budaya Viking ke wilayah yang dijajah.

5. Serangan Viking dan masa kejayaan
Meskipun banyak dikagumi karena penjelajahan dan eksplorasinya, bangsa Viking juga terkenal karena serangan dan perampokannya. Mereka seringkali menyerang pesisir-pesisir Eropa untuk merampok harta dan barang berharga.

Namun, seiring berjalannya waktu, bangsa Viking juga berintegrasi dengan masyarakat Eropa dan membentuk kerajaan-kerajaan yang kuat, seperti Kerajaan Norwegia dan Kerajaan Denmark.

6. Pengaruh bahasa dan budaya
Warisan bahasa dan budaya bangsa Viking masih terasa hingga saat ini. Bahasa Norse Kuno yang mereka gunakan berkembang menjadi bahasa modern di negara-negara Skandinavia.

Beberapa kata dan frasa dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Norse, menggambarkan pengaruh mereka di dunia modern. Seni dan mitologi Viking juga terus mempengaruhi seni, sastra, dan budaya populer.

7. Jejak Viking dalam identitas nasional
Warisan bangsa Viking masih menjadi bagian penting dari identitas nasional negara-negara Skandinavia. Mereka dianggap sebagai pahlawan nasional yang menunjukkan semangat petualangan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan alam. Banyak festival dan perayaan di wilayah Skandinavia yang memperingati budaya dan warisan Viking.

Salah satu contoh festival tersebut adalah "Up Helly Aa" di Kepulauan Shetland, Skotlandia. Meskipun bukan di wilayah Skandinavia secara geografis, Up Helly Aa adalah festival yang terinspirasi oleh budaya Viking dan memiliki hubungan erat dengan sejarah dan warisan Norse.

Di Norwegia, "Vikingfestivalen" atau Festival Viking di Gudvangen adalah acara tahunan yang merayakan warisan Viking dengan menampilkan pameran, pertunjukan, dan aktivitas yang mengangkat kembali kehidupan dan budaya Viking.

Di Islandia, "Þorrablót" adalah festival yang merayakan musim dingin dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi Norse kuno, termasuk makanan dan minuman khas Viking.

8. Warisan global
Warisan bangsa Viking memiliki pengaruh yang merentang jauh di luar wilayah Skandinavia dan dampaknya terasa secara global. Meskipun akarnya terletak di wilayah tersebut, warisan Viking telah berkontribusi pada perkembangan budaya, seni, dan pemikiran di berbagai belahan dunia.

Pada abad ke-19, terjadi kebangkitan minat terhadap budaya Viking dalam gerakan Romantisisme

Era ini ditandai oleh ketertarikan pada elemen-elemen misterius dan heroik dalam budaya Viking, serta penafsiran ulang cerita-cerita legendaris mereka yang mengilhami seni, sastra, dan gagasan filosofis.

Selain itu, penggalian arkeologis yang dilakukan di lokasi-lokasi seperti Swedia dan Norwegia telah memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan budaya Viking. Temuan artefak, permukiman, kapal Viking, dan sisa-sisa lainnya telah memberikan bukti konkret tentang teknologi, seni, dan gaya hidup mereka.

Penemuan seperti kapal Viking di Gokstad, Norwegia, dan kapal pendukung di Oseberg, Swedia memberikan pemahaman yang lebih kaya tentang keterampilan maritim dan praktik pemakaman mereka.

9. Keterkenalan melalui budaya populer
Bangsa Viking telah menginspirasi berbagai karya sastra, seni, film, dan media populer. Kisah-kisah tentang Viking sering menjadi pusat perhatian dalam novel, film, dan serial televisi. Karakteristik pakaian, senjata, dan pelayaran mereka sering diadaptasi dalam dunia hiburan.

Warisan dan jejak penuh petualangan bangsa Viking masih hidup dalam sejarah dan budaya kita. Bangsa Viking adalah contoh nyata tentang bagaimana semangat petualangan dan keberanian dapat membentuk peradaban dan memberikan inspirasi yang tak terlupakan.

3 Negara Keturunan Bangsa Viking, Bangsa Penguasa Laut

1. Denmark
Sebagai salah satu negara Skandinavia, Denmark merupakan bangsa Viking. Zaman viking merupakan periode paling terkenal dalam sejarah Denmark. Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Denmark, zaman Viking Denmark dimulai sekitar 793 M. Kala itu, bangsa Viking Denmark melakukan penyerbuan ke pulau Inggris, Lindisfarne.

Bangsa Viking akhirnya mendirikan pemukiman di Yorkshire di Inggris Utara dan di Normandia di wilayah barat laut Perancis.

Zaman Viking berlangsung sekitar 250 tahun. Pada suatu masa, Viking Denmark Sweyn Forkbeard (Svend Tveskæg) dan putranya Canute the Great (Knud den Store) menjadi raja bukan hanya di Denmark tetapi juga di Norwegia, Swedia Selatan, Greenland, Kepulauan Faroe, Shetland, Orkney, dan sebagian wilayah Inggris.

Bangsa Viking melakukan perjalanan jauh ke luar wilayah kekuasaan mereka. Mereka salah satunya berlayar ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Rusia dan Turki.

Kemampuan navigasi Viking di laut juga membawa mereka hingga ke Greenland dan Amerika Utara.

Bangsa Viking terus menjarah dan mencuri, serta berdagang logam mulia, tekstil, barang pecah belah, perhiasan, dan bulu. Terkadang, mereka juga membeli dan menjual budak Eropa.

2. Norwegia
Bangsa Viking Norwegia kebanyakan berlayar ke barat. Mereka menyerbu dan menetap di Irlandia, Skotlandia, Inggris, Prancis, Kepulauan Shetland, Kepulauan Orkney, Hebrida, Pulau man, Kepulauan Faroe, dan Islandia.

Dilansir dari laman Britannica, orang keturunan Viking Norwegia menetap di Greenland dan melakukan ekspedisi ke Vinland.

Banyak orang Viking yang kemudian kembali ke kampung halamannya. Mereka bertemu dengan Eropa Barat dan pertemuan ini menjadi cikal bakal unifikasi dan Kristenisasi Norwegia.

Pada paruh kedua abad ke-9, kepala suku Viking Harald I Fairhair dari wilayah Oslo Fjord berhasil mengambil pantai barat, berkat aliansinya dengan para kepala suku Frostatingslag dan sebagian Gulatoringslag.

Pertempuran terakhir terjadi di Hafrsfjord dekat Stavanger antara 872 dan 900 M. Setelah itu, Harald menyatakan diri sebagai raja Norwegia.

Putranya, Erik I Bloodax, kemudian memerintah sekitar 930-935 usai membunuh tujuh dari delapan saudara laki-lakinya.

3. Swedia
Bangsa Swedia dahulu dikenal sebagai bangsa Varangia atau Rus. Awal mula bangsa Viking Swedia muncul yaitu ketika bangsa Rus berniat menemukan dan menjarah tanah-tanah baru di timur di sepanjang sungai Volga dan Dnieper.

Ekspedisi mereka berbeda dengan ekspedisi bangsa Denmark dan Norwegia di barat. Tujuan utama bangsa Rus adalah untuk berdagang.

Menurut penulis CJ Adrian, bangsa Viking Swedia membangun rute perdagangan yang panjang ke Timur Tengah dan sekitar Laut Hitam.

Baca Juga: Laut Hitam: Pengertian, Negara, Sejarah Penamaan, serta Flora dan Fauna Laut Hitam

Pada abad ke-8 dan ke-9, Arab melakukan ekspansi di wilayah Mediterania. Jalur perdagangan di sepanjang sungai Rusia hingga Laut Baltik pun menjadi krusial.

Pada paruh kedua abad ke-9, kepala suku petani Swedia mengeksploitasi penduduk Slavia. Mereka menguasai jalur perdagangan di sepanjang Dnieper hingga Laut Hitam dan Konstantinopel, serta sepanjang Volga hingga Laut Kaspia dan Timur.

Namun, sejak abad ke-10, kendali pasar Rusia mulai berpindah dari tangan Swedia ke tangan pedagang Frisian, Jerman, dan Gotland, demikian dilansir dari Britannica.

Sumber:
https://www.kompas.com
https://www.cnnindonesia.com
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment