Bangsa Israel dan Yahudi: Sejarah dan Asal Usulnya

Table of Contents

Bangsa Israel dan Yahudi
Siapa itu Bangsa Israel dan Yahudi?

Bangsa Israel dan Yahudi adalah sebuah kelompok etnis yang berasal dari keturunan Ibrahim, khususnya melalui garis keturunan Ishak. Bangsa Israel merupakan bangsa yang memiliki peran penting dalam sejarah dunia dan memiliki pengaruh besar di bidang budaya, agama, dan politik.

Saat ini, Israel merupakan negara kecil di Timur Tengah yang berbatasan dengan Mesir, Yordania, Lebanon, dan Suriah. Saat ini, populasi di Israel mencapai lebih dari 9 juta orang yang kebanyakan adalah kaum Yahudi. Israel memproklamasikan kemerdekaannya pada 14 Mei 1988.

Asal Usul Bangsa Israel

Nama Israel tidak identik dengan Negara Israel meski keduanya memiliki nama yang sama, namun keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Ibrahim memiliki dua istri, yaitu Sarah dan Siti Hajar. Namun keturunan utama yang memainkan peran penting dalam sejarah Israel berasal dari Sarah.

Dari perkawinannya bersama Sarah, Ibrahim dianugerahi keturunan anak laki-laki bernama Ishak. Setelah dewasa, Ishak kemudian menikahi seorang wanita bernama Ribka, dan setelah puluhan tahun pernikahan yang tanpa keturunan, Allah mengabulkan doanya dan memberikan mereka anak kembar, yakni Esau dan Yakub.

Yakub, atau yang juga dikenal dengan nama Israel. Yakub disebut juga Israel dengan alasan yang berkaitan dengan peristiwa tertentu dalam hidupnya. Menurut kitab suci dan tradisi agama Yahudi, alasan utama Yakub diberi julukan Israel adalah karena suatu peristiwa yang terjadi selagi ia masih muda, yaitu kejadian ketika ia sering melakukan perjalanan di malam hari.

Perjalanan malam ini menjadi peristiwa penting dalam hidupnya dan dianggap sebagai momen spiritual yang mendalam. Dalam bahasa Ibrani, kata "Yisra'el" (ישראל) dapat diartikan sebagai "yang berjalan dengan Allah" atau "yang berjuang dengan Allah."

Oleh karena itu, pemberian nama "Israel" kepada Yakub menandakan pengalaman spiritual dan konfrontasi yang ia alami selama perjalanan malam tersebut. Yakub (Israel) memiliki 12 anak, yang menjadi leluhur dari 12 suku Israel. Ini merupakan akar dari Bangsa Israel.

Asal Usul Bangsa Yahudi

Yahudi adalah istilah yang lebih khusus dan merujuk kepada orang-orang keturunan Bangsa Israel yang berasal dari Suku Yehuda dan Suku Benyamin.

Setelah pecahnya Kerajaan Israel menjadi dua pada abad ke-10 SM, Suku Yehuda dan Suku Benyamin membentuk Kerajaan Yehuda (Yudea) yang beribu kota di Yerusalem. Seiring waktu, istilah "Yahudi" menjadi identifikasi khusus untuk keturunan dari Kerajaan Yehuda dan sebagian besar orang Israel modern mengidentifikasi diri mereka sebagai Yahudi.

Dua Belas Keturunan Yakub

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Bangsa Israel adalah keturunan dari kedua belas anak Yakub, yang kemudian membentuk dua belas suku Israel. Kedua belas Suku Israel tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ruben: Ruben adalah anak sulung Nabi Yakub dan Lea. Suku Ruben adalah salah satu dari dua belas suku Israel. Mereka mendapatkan wilayah di bagian timur Sungai Yordan saat bermukim di tanah Kanaan.
2. Simeon: Simeon adalah anak kedua Nabi Yakub dan Lea. Suku Simeon mendapatkan wilayah yang tersebar di dalam wilayah suku-suku lain, terutama di wilayah Suku Yehuda.
3. Lewi: Suku Lewi adalah suku imam yang tidak diberikan bagian tanah warisan, tetapi mereka bertanggung jawab atas pekerjaan keagamaan dalam masyarakat Israel, termasuk pelayanan di Bait Suci.
4. Yehuda: Suku Yehuda adalah suku yang memiliki wilayah yang luas dan penting. Mereka mendapatkan wilayah di bagian selatan tanah Kanaan dan memiliki peran sentral dalam sejarah Israel, terutama sebagai leluhur dari raja-raja Israel, termasuk Raja Daud dan Raja Salomo.
5. Isakhar: Suku Isakhar mendapatkan wilayah di sebelah barat Sungai Yordan, dekat dengan Suku Zebulon. Mereka dikenal sebagai "orang-orang yang mengerti zaman" karena kebijaksanaan mereka dalam menafsirkan tanda-tanda waktu.
6. Zebulon: Suku Zebulon mendapatkan wilayah di pesisir laut dan merupakan suku yang berfokus pada perdagangan dan perikanan.
7. Dan: Suku Dan mendapatkan wilayah di barat laut tanah Kanaan, tetapi kemudian mereka mengalami migrasi ke selatan.
8. Gad: Suku Gad mendapatkan wilayah di timur Sungai Yordan dan dikenal sebagai suku yang ahli dalam pertempuran.
9. Asyer: Suku Asyer mendapatkan wilayah yang kaya akan hasil pertanian dan buah-buahan di sebelah utara tanah Kanaan.
10. Naftali: Suku Naftali mendapatkan wilayah yang berada di sebelah utara dan timur Danau Galilea, yang memberikan akses strategis ke wilayah tersebut.
11. Yusuf: Suku Yusuf dibagi menjadi dua suku, Manasye dan Efraim. Yusuf mendapatkan berkat ganda dari Nabi Yakub, sehingga keturunannya memiliki dua wilayah di tanah Kanaan. Suku Manasye mendapatkan wilayah di sebelah timur Sungai Yordan, sedangkan Suku Efraim mendapatkan wilayah di sebelah barat Sungai Yordan.
12. Benyamin: Suku Benyamin adalah anak bungsu Nabi Yakub dan Rahel. Mereka mendapatkan wilayah yang berdekatan dengan Yerusalem dan memiliki peran penting dalam sejarah Israel.

Ketika bangsa Israel menduduki tanah Kanaan, masing-masing suku ini mendapatkan wilayah warisan yang sesuai. Mereka hidup dalam konfederasi suku-suku dan memiliki pemimpin-pemimpin suku mereka sendiri.

Sementara itu, 10 suku lainnya telah membentuk Kerajaan Israel di utara pada 930 SM. Adapun Yehuda dan Benjamin mendirikan Kerajaan Yehuda di selatan. Akan tetapi, pada 721 SM, Kerajaan Utara ditaklukkan oleh orang-orang Asyur.

Hal ini yang kemudian membuat 10 suku lainnya secara bertahap terasimilasi bersama bangsa lain dan perlahan-lahan menghilang. Beda dengan suku Yehuda dan Benjamin yang masih dapat ditemukan, atau yang sekarang disebut sebagai orang Yahudi.

Hal ini terjadi karena mereka diizinkan untuk kembali ke tanah air setelah Pembuangan Babilonia pada 586 SM.

Sejarah Israel dan Palestina

Menurut sejarah, Israel pertama kali muncul menjelang akhir abad ke-13 SM yang tertulis di dalam Prasasti Merneptah Mesir, yang merujuk pada satu wilayah yang disebut Kan'an atau Kanaan.

Beberapa abad setelahnya, ada dua kerajaan yang bersaudara, yaitu Israel dan Yehuda. Sekitar 1000 SM, wilayah Kanaan dipimpin oleh Raja Daud.

Lalu, pada 970-931 SM, kedudukan Raja Daud digantikan oleh putranya, Raja Solomon atau dalam Islam adalah Sulaiman. Ketika dipimpin Sulaiman, ia membangun kuil suci pertama di Yerusalem Kuno.

Kemudian, pada 931 SM, wilayah Kanaan dibagi menjadi dua kerajaan, yakni Israel di utara dan Yehuda di selatan.

Seiring berjalannya waktu, sekitar 722 SM, Kerajaan Israel berhasil ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur yang berpusat di wilayah yang saat ini disebut Irak. Kurang lebih satu abad setelahnya, Kerajaan Yehuda digulingkan oleh bangsa Babilonia.

Bangsa Babilonia kemudian menjarah ibu kotanya, Yerusalem, di mana kuil suci Yahudi dihancurkan dan banyak penduduk Yehuda diasingkan ke Babilonia.

Setelah sekitar 50 tahun diasingkan, wilayah bekas Kerajaan Yehuda dijadikan sebagai pusat Yudaisme selama kurang lebih 7 abad. Kuil suci Yahudi sempat dibangun kembali, tetapi dihancurkan lagi pada 70 M oleh orang Romawi.

Lengkapnya, berikut beberapa peristiwa penting bangsa Israel hingga klaim mereka terhadap tanah Palestina,
1. Pembagian Tanah: Di bawah pimpinan Yosua bin Nun, mereka mulai memasuki tanah Kanaan. Di bawah bimbingan Allah, mereka merebut banyak kota dan wilayah. Selanjutnya, tanah Kanaan dibagi menjadi wilayah-wilayah yang diberikan kepada setiap suku Israel.
2. Pemerintahan Hakim-Hakim: Setelah wafatnya Yosua, Bangsa Israel tidak memiliki raja, dan mereka diperintah oleh hakim-hakim yang dipilih oleh Allah. Masing-masing hakim memimpin Israel selama periode tertentu dan membela mereka dalam pertempuran melawan musuh-musuh mereka.
3. Periode Pemerintahan Raja: Bangsa Israel meminta seorang raja agar mereka seperti bangsa-bangsa lain. Allah memilih Saul sebagai raja pertama mereka. Saul digantikan oleh Raja Daud, yang dikenal sebagai raja yang saleh dan bijaksana. Daud memerintah selama bertahun-tahun, dan ia digantikan oleh putranya, Raja Salomo.
4. Pembangunan Bait Suci: Di bawah pemerintahan Raja Salomo, Bait Suci atau Kuil Pertama dibangun di Yerusalem. Ini menjadi pusat ibadah dan spiritualitas bagi Bangsa Israel. Kuil ini menjadi simbol penting dalam sejarah mereka.
5. Pembagian Kerajaan: Setelah kematian Raja Salomo, kerajaan Israel terbagi menjadi dua kerajaan yang terpisah: Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Yehuda Selatan. Kerajaan Israel Utara didominasi oleh sepuluh suku Israel, sementara Kerajaan Yehuda Selatan terdiri dari dua suku. Ini terjadi karena konflik suksesi yang rumit.
6. Pemindahan Suku Utara: Kerajaan Israel Utara ditaklukkan oleh Asyur pada abad ke-8 SM. Sepuluh suku yang menjadi bagian dari Kerajaan Utara diangkut sebagai tawanan ke Asyur, dan mereka dikenal sebagai "Suku yang Hilang." Mereka tidak pernah kembali ke tanah air mereka.
7. Keruntuhan Kerajaan Yehuda: Pada abad ke-6 SM, Kerajaan Yehuda Selatan juga jatuh ke tangan Babel. Bait Suci dihancurkan, dan banyak orang dari Yehuda ditawan ke Babel, di mana mereka mengalami pembuangan Babel.
8. Kembalinya dari Pembuangan Babel: Setelah beberapa dekade berlalu, beberapa orang dari Bangsa Israel kembali ke tanah mereka di bawah pimpinan Zerubabel dan Ezra. Mereka mulai membangun kembali Bait Suci di Yerusalem.
9. Pemerintahan Asing: Palestina berada di bawah pemerintahan berbagai kekuatan asing selama berabad-abad. Ini termasuk Kekaisaran Persia, Yunani, dan Romawi. Periode ini mencakup kehidupan dan pemerintahan Yesus Kristus, yang merupakan figur sentral dalam agama Kristen.
10. Pembubaran Kerajaan oleh Romawi: Pada abad ke-1 Masehi, Romawi memasuki Palestina dan mengakhiri pemerintahan bangsa Israel. Bait Suci Kedua dihancurkan pada tahun 70 Masehi, dan banyak orang Yahudi ditawan atau tersebar ke berbagai belahan dunia.
 
Lihat juga beberapa hal penting berikut:
1. Zionisme: Pengertian, Tujuan, dan Sejarahnya

Sumber:
https://www.liputan6.com
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment