Bangsa Anglo-Saxon: Pengertian dan Sejarahnya

Table of Contents

Bangsa Anglo-Saxon
Pengertian Bangsa Anglo-Saxon

Bangsa Anglo-Saxon adalah kelompok masyarakat yang mendiami Inggris dan Wales pada abad ke-5 hingga 1066, masa Penaklukan Norman. Mereka merupakan keturunan dari migran Jermanik, penduduk Celtic, dan penjajah Viking dan Denmark. 

Baca Juga: Bangsa Viking: Pengertian, Fakta, dan Negara Keturunan Bangsa Viking

Pada tahun 400 M, bangsa Anglo-Saxon menyeberang dari Jerman Timur dan Skandinavia Selatan untuk menaklukkan bangsa Kelt. Pada abad ke-8, identitas budaya Anglo-Saxon yang disebut Englisc berkembang dari interaksi antara para penjajah dan budaya Romano-Britania.

Struktur politik dan bahasa Anglo-Saxon menjadi leluhur langsung Kerajaan Inggris Abad Pertengahan Tinggi dan bahasa Inggris Pertengahan.

Sejarah Bangsa Anglo-Saxon

Meskipun detail terkait permukiman awal dan perkembangan politiknya tidak dapat dipastikan, pada abad ke-8 sebuah identitas budaya Anglo-Saxon tunggal yang pada umumnya disebut Englisc telah berkembang dari interaksi antara para penjajah dan budaya Romano-Britania yang sudah ada sebelumnya.

Pada tahun 1066, sebagian besar orang di tempat yang kini bernama Inggris menuturkan bahasa Inggris Kuno, dan dianggap sebagai orang Inggris. Invasi oleh Viking dan Norman mengubah politik dan budaya di Inggris secara signifikan, tetapi identitas keseluruhan Anglo-Saxon berkembang dan tetap dominan bahkan setelah penaklukan Inggris oleh Norman.

Struktur politik dan bahasa Anglo-Saxon pada masa akhir adalah leluhur langsung daripada Kerajaan Inggris Abad Pertengahan Tinggi dan bahasa Inggris Pertengahan. Meskipun bahasa Inggris modern kurang dari 26% kosakatanya berasal dari bahasa Inggris Kuno, kosakata tersebutlah yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebudayaan Bangsa Anglo-Saxon

Bangsa Anglo-Saxon juga membawa kepercayaan agama mereka sendiri, tetapi kedatangan Santo Augustinus pada tahun 597 mengubah sebagian besar negara menjadi penganut Kristen.

Para pemukim awal tetap tinggal dalam kelompok suku kecil, membentuk kerajaan dan sub-kerajaan. Pada abad kesembilan, negara itu terbagi menjadi empat kerajaan - Northumbria, Mercia, East Anglia, dan Wessex.

Wessex adalah satu-satunya kerajaan yang selamat dari invasi Viking. Eric Bloodaxe, penguasa Viking di York, dibunuh oleh tentara Wessex pada tahun 954 dan Inggris bersatu di bawah satu raja - Edred.

Sebagian besar informasi yang kita miliki tentang bangsa Anglo-Saxon berasal dari Anglo-Saxon Chronicle, catatan tahunan tentang semua peristiwa besar pada masa itu. Di antaranya, catatan ini menggambarkan kebangkitan dan kejatuhan para uskup dan raja serta pertempuran penting pada masa itu. Catatan ini dimulai dengan kisah Hengist dan Horsa pada tahun 449 M.

Kekuasaan Anglo-Saxon berakhir pada tahun 1066, segera setelah kematian Edward sang Pengaku Iman, yang tidak memiliki ahli waris. Ia diduga telah mewariskan kerajaan kepada William dari Normandia, tetapi juga tampaknya lebih memilih Harold Godwinson sebagai penggantinya.

Harold dimahkotai sebagai raja segera setelah Edward meninggal, tetapi ia gagal dalam upayanya untuk mempertahankan mahkotanya, ketika William dan pasukan penyerbu menyeberangi Selat dari Prancis untuk mengklaimnya sendiri. Harold dikalahkan oleh bangsa Norman dalam Pertempuran Hastings pada bulan Oktober 1066, dan dengan demikian dimulailah era baru.

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www-bbc-co-uk
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment