Sun Yat Sen dan Perannya dalam Revolusi China 1911
Table of Contents
Siapa itu Sun Yat Sen?
Sun Yat Sen lahir pada 12 November 1866 di Desa Cuiheng, Xiangshan, Provinsi Zhongshan. Sun Yat-Sen adalah seorang pemimpin kunci Revolusi China 1911 dan diakui secara luas sebagai Bapak Negara Tiongkok Modern, baik di Republik Taiwan maupun di Tiongkok Daratan. Baca Juga: Revolusi Cina: Pengertian, Latar Belakang, Proses, dan Dampaknya
Revolusi China 1911 atau Revolusi Xinhai dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Dinasti Qing untuk mengangkat kembali kejayaan China. Sun Yat Sen adalah tokoh yang mendorong terjadinya keruntuhan Dinasti Qing. Adapun salah satu peran Sun Yat Sen dalam Revolusi China adalah mendorong perubahan menuju China Modern.
Biografi Sun Yat Sen
Sun Yat Sen lahir pada 12 November 1866 di Desa Cuiheng, Xiangshan, Provinsi Zhongshan. Nama aslinya adalah Sun Wen dan nama silsilahnya adalah Sun Deming. Saat masih kanak-kanak, ia dipanggil Dixiang, sementara nama baptisnya adalah Rixin.
Sun Yat Sen adalah putra dari petani miskin yang merantau ke Honolulu, Hawaii, untuk mengikuti kakak lelakinya yang menempuh pendidikan. Pada 1883, ia kembali ke China lalu pindah ke Hong Kong untuk menempuh pendidikan kedokteran.
Saat masih bersekolah di Hong Kong inilah ia mendapatkan nama Sun Yat Sen. Pada 1886, Sun Yat Sen menikah dengan Lu Muzhen, yang kemudian mempunyai tiga anak. Sun Yat Sen belajar kedokteran di sebuah rumah sakit di bawah misionaris Kristen, John Kerr.
Pada 1892, ia mendapat izin praktik Kristen sebagai dokter medis dari Hong Kong College of Medicine untuk China (pendahulu The University of Hong Kong).
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawaii guna mendirikan organisasi pergerakan yang akan menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Peran Sun Yat Sen dalam Revolusi China
Penyebab Revolusi China yang dipimpin Sun Yat Sen adalah kekecewaan terhadap pemerintahan Dinasti Qing yang mengalami kemunduran dan berujung pada penderitaan rakyat. Pada 1880-an, ketika melihat kondisi negerinya mengalami keterbelakangan, Sun Yat Sen yakin bahwa China perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi.
Sun Yat Sen akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawaii, tempatnya di masa muda menempuh pendidikan. Di Hawaii, Sun Yat Sen memulai usaha revolusi dengan mendirikan organisasi pergerakan pada 1894, untuk menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Kelompok revolusioner rahasia yang dipimpin oleh Sun Yat Sen itu bernama Revive China Society (Xingzhonghui).
Sejak itu, Sun Yat Sen mulai menyerukan penghapusan monarki dan pembentukan republik China. Setelah China kalah dalam perang melawan Jepang (1894-1895), Sun Yat Sen pergi ke Hong Kong untuk merancang pemberontakan Guangzhou, tetapi gagal.
Anggota dari Xingzhouhui merupakan penduduk asli Guangdong, yang berasal dari kelas bawah dan rata-rata berprofesi sebagai juru tulis, petani, dan perajin.
Selama akhir abad ke-19, Sun Yat Sen berkelana ke beberapa negara untuk mempelajari pemikiran politik dan ekonomi Barat guna membangun negerinya sambil mencari donatur untuk membiayai pemberontakan. Dari situlah Sun Yat Sen dikenal akan ideologi atau pemikirannya yang disebut Tiga Prinsip Rakyat (San-min Chu-i).
Tiga prinsip yang dimaksud sering diringkas sebagai nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.
Prinsip nasionalisme berarti China harus mengembangkan kesadaran nasional untuk menyatukan rakyatnya dalam menghadapi agresi imperialis. Demokrasi berarti kekuatan rakyat untuk mengekspresikan keinginan politik mereka.
Sementara kesejahteraan rakyat dapat dipahami sebagai kritik langsung terhadap pemerintahan Dinasti Qing membiarkan rakyatnya hidup dalam kemelaratan. Pada awal abad ke-20, Sun Yat Sen melakukan perjalanan ke beberapa negara di Asia Tenggara untuk menyebarkan pemikirannya itu.
Upayanya tidak sia-sia, Sun Yat Sen mendapat dukungan secara finansial, moral, dan politik dari dunia internasional.
Pada titik ini, jutaan warga China yang tinggal di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara dan Amerika Serikat, mulai mendesak dilakukannya reformasi besar-besaran atau revolusi.
Kang Youwei dan Liang Qichao muncul sebagai pemimpin yang mengusulkan pembentukan monarki konstitusional. Pada 20 Agustus 1905, Revive China Society dilebur menjadi Aliansi Revolusioner (Tongmenghui).
Aliansi Revolusioner adalah sebuah perkumpulan rahasia dan gerakan perlawanan bawah tanah yang dibentuk oleh Sun Yat-sen, Song Jiaoren, dan beberapa tokoh kelompok revolusioner lainnya di Tokyo, Jepang, dengan tujuan untuk menggulingkan Dinasti Qing.
Revolusi yang diupayakan Sun Yat Sen pecah pada 1911, hingga Dinasti Qing tidak mampu mengatasi pemberontakan. Pada awal 1912, Dinasti Qing runtuh dan Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara Republik China.
Revolusi China 1991 tidak hanya meruntuhkan kekuasaan Dinasti Qing, tetapi juga menghentikan sistem monarki dan tradisi feodalisme yang telah berlangsung selama berabad-abad dan dimulainya era republik.
Dapat disimpulkan, peran atau perjuangan Sun Yat Sen dalam Revolusi China 1911 di antaranya, menjadi pemimpin Revolusi China Mendirikan Revive China Society (Xingzhonghui) Menyebarkan ideologi Tiga Prinsip Rakyat (San-min Chu-i) Membentuk Aliansi Revolusioner (Tongmenghui)
Berkat peran Sun Yat Sen memimpin gerakan Revolusi China 1911, ia pun dijuluki sebagai Bapak Bangsa China Modern.
Setelah Revolusi China 1911 Revolusi yang diupayakan Sun Yat Sen pecah pada 1911 hingga Dinasti Qing tidak mampu mengatasi pemberontakan. Pada awal 1912, Dinasti Qing runtuh dan Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara Republik China.
Namun untuk menghindari perang saudara, Sun Yat Sen mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya kepada Yuan Shikai, mantan menteri pada masa kekaisaran.
Setelah mencium ambisi Yuan, Sun Yat Sen segera melancarkan perlawanan hingga mencapai kursi kekuasaan pada 1916. Ia kemudian mengubah organisasinya menjadi partai politik Kuomintang atau Partai Nasionalis China.
Pada 1917, Sun Yat Sen membentuk pemerintahan sendiri di Guangzhou untuk menandingi sisa-sisa penerus Yuan di Beijing.
Akhir Hidup Sun Yat Sen
Akhir hidup Sun Yat Sen Pada 1923-1924, Sun Yat Sen sempat membentuk aliansi dengan Partai Komunis China. Di akhir hidupnya, ia senantiasa berjuang untuk persatuan China dan membujuk berbagai tokoh fraksi supaya meninggalkan ambisi pribadi mereka.
Setelah meninggal pada 12 Maret 1925, perjuangan Sun Yat Sen diteruskan oleh rekannya dari Kuomintang, Chiang Kai Shek.
Sun Yat Sen sangat terkenal karena berjuang dalam persatuan nasional, pembangunan ekonomi, dan pembentukan pemerintahan republik China. Gagasannya sangat berpengaruh dalam sejarah China modern.
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan
Download
Revolusi China 1911 atau Revolusi Xinhai dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Dinasti Qing untuk mengangkat kembali kejayaan China. Sun Yat Sen adalah tokoh yang mendorong terjadinya keruntuhan Dinasti Qing. Adapun salah satu peran Sun Yat Sen dalam Revolusi China adalah mendorong perubahan menuju China Modern.
Biografi Sun Yat Sen
Sun Yat Sen lahir pada 12 November 1866 di Desa Cuiheng, Xiangshan, Provinsi Zhongshan. Nama aslinya adalah Sun Wen dan nama silsilahnya adalah Sun Deming. Saat masih kanak-kanak, ia dipanggil Dixiang, sementara nama baptisnya adalah Rixin. Sun Yat Sen adalah putra dari petani miskin yang merantau ke Honolulu, Hawaii, untuk mengikuti kakak lelakinya yang menempuh pendidikan. Pada 1883, ia kembali ke China lalu pindah ke Hong Kong untuk menempuh pendidikan kedokteran.
Saat masih bersekolah di Hong Kong inilah ia mendapatkan nama Sun Yat Sen. Pada 1886, Sun Yat Sen menikah dengan Lu Muzhen, yang kemudian mempunyai tiga anak. Sun Yat Sen belajar kedokteran di sebuah rumah sakit di bawah misionaris Kristen, John Kerr.
Pada 1892, ia mendapat izin praktik Kristen sebagai dokter medis dari Hong Kong College of Medicine untuk China (pendahulu The University of Hong Kong).
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawaii guna mendirikan organisasi pergerakan yang akan menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Peran Sun Yat Sen dalam Revolusi China
Penyebab Revolusi China yang dipimpin Sun Yat Sen adalah kekecewaan terhadap pemerintahan Dinasti Qing yang mengalami kemunduran dan berujung pada penderitaan rakyat. Pada 1880-an, ketika melihat kondisi negerinya mengalami keterbelakangan, Sun Yat Sen yakin bahwa China perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi.Sun Yat Sen akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia medis dan kembali ke Hawaii, tempatnya di masa muda menempuh pendidikan. Di Hawaii, Sun Yat Sen memulai usaha revolusi dengan mendirikan organisasi pergerakan pada 1894, untuk menjatuhkan kekuasaan Dinasti Qing.
Kelompok revolusioner rahasia yang dipimpin oleh Sun Yat Sen itu bernama Revive China Society (Xingzhonghui).
Sejak itu, Sun Yat Sen mulai menyerukan penghapusan monarki dan pembentukan republik China. Setelah China kalah dalam perang melawan Jepang (1894-1895), Sun Yat Sen pergi ke Hong Kong untuk merancang pemberontakan Guangzhou, tetapi gagal.
Anggota dari Xingzhouhui merupakan penduduk asli Guangdong, yang berasal dari kelas bawah dan rata-rata berprofesi sebagai juru tulis, petani, dan perajin.
Selama akhir abad ke-19, Sun Yat Sen berkelana ke beberapa negara untuk mempelajari pemikiran politik dan ekonomi Barat guna membangun negerinya sambil mencari donatur untuk membiayai pemberontakan. Dari situlah Sun Yat Sen dikenal akan ideologi atau pemikirannya yang disebut Tiga Prinsip Rakyat (San-min Chu-i).
Tiga prinsip yang dimaksud sering diringkas sebagai nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat.
Prinsip nasionalisme berarti China harus mengembangkan kesadaran nasional untuk menyatukan rakyatnya dalam menghadapi agresi imperialis. Demokrasi berarti kekuatan rakyat untuk mengekspresikan keinginan politik mereka.
Sementara kesejahteraan rakyat dapat dipahami sebagai kritik langsung terhadap pemerintahan Dinasti Qing membiarkan rakyatnya hidup dalam kemelaratan. Pada awal abad ke-20, Sun Yat Sen melakukan perjalanan ke beberapa negara di Asia Tenggara untuk menyebarkan pemikirannya itu.
Upayanya tidak sia-sia, Sun Yat Sen mendapat dukungan secara finansial, moral, dan politik dari dunia internasional.
Pada titik ini, jutaan warga China yang tinggal di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara dan Amerika Serikat, mulai mendesak dilakukannya reformasi besar-besaran atau revolusi.
Kang Youwei dan Liang Qichao muncul sebagai pemimpin yang mengusulkan pembentukan monarki konstitusional. Pada 20 Agustus 1905, Revive China Society dilebur menjadi Aliansi Revolusioner (Tongmenghui).
Aliansi Revolusioner adalah sebuah perkumpulan rahasia dan gerakan perlawanan bawah tanah yang dibentuk oleh Sun Yat-sen, Song Jiaoren, dan beberapa tokoh kelompok revolusioner lainnya di Tokyo, Jepang, dengan tujuan untuk menggulingkan Dinasti Qing.
Revolusi yang diupayakan Sun Yat Sen pecah pada 1911, hingga Dinasti Qing tidak mampu mengatasi pemberontakan. Pada awal 1912, Dinasti Qing runtuh dan Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara Republik China.
Revolusi China 1991 tidak hanya meruntuhkan kekuasaan Dinasti Qing, tetapi juga menghentikan sistem monarki dan tradisi feodalisme yang telah berlangsung selama berabad-abad dan dimulainya era republik.
Dapat disimpulkan, peran atau perjuangan Sun Yat Sen dalam Revolusi China 1911 di antaranya, menjadi pemimpin Revolusi China Mendirikan Revive China Society (Xingzhonghui) Menyebarkan ideologi Tiga Prinsip Rakyat (San-min Chu-i) Membentuk Aliansi Revolusioner (Tongmenghui)
Berkat peran Sun Yat Sen memimpin gerakan Revolusi China 1911, ia pun dijuluki sebagai Bapak Bangsa China Modern.
Setelah Revolusi China 1911 Revolusi yang diupayakan Sun Yat Sen pecah pada 1911 hingga Dinasti Qing tidak mampu mengatasi pemberontakan. Pada awal 1912, Dinasti Qing runtuh dan Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara Republik China.
Namun untuk menghindari perang saudara, Sun Yat Sen mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya kepada Yuan Shikai, mantan menteri pada masa kekaisaran.
Setelah mencium ambisi Yuan, Sun Yat Sen segera melancarkan perlawanan hingga mencapai kursi kekuasaan pada 1916. Ia kemudian mengubah organisasinya menjadi partai politik Kuomintang atau Partai Nasionalis China.
Pada 1917, Sun Yat Sen membentuk pemerintahan sendiri di Guangzhou untuk menandingi sisa-sisa penerus Yuan di Beijing.
Akhir Hidup Sun Yat Sen
Akhir hidup Sun Yat Sen Pada 1923-1924, Sun Yat Sen sempat membentuk aliansi dengan Partai Komunis China. Di akhir hidupnya, ia senantiasa berjuang untuk persatuan China dan membujuk berbagai tokoh fraksi supaya meninggalkan ambisi pribadi mereka. Setelah meninggal pada 12 Maret 1925, perjuangan Sun Yat Sen diteruskan oleh rekannya dari Kuomintang, Chiang Kai Shek.
Sun Yat Sen sangat terkenal karena berjuang dalam persatuan nasional, pembangunan ekonomi, dan pembentukan pemerintahan republik China. Gagasannya sangat berpengaruh dalam sejarah China modern.
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment