Runtuhnya Uni Soviet: Sejarah, Penyebab, Proses, dan Dampaknya
Uni Soviet dan Keruntuhannya
Uni Soviet adalah sebuah gabungan atau federasi negara-negara yang memiliki paham sosialis-komunis dan berdiri dari tahun 1922 sampai 1992. Federasi tersebut bernama Republics Sosialist Soviet (RSS). Awalnya, federasi RRS ini hanya terdiri atas empat negara saja, yakni Russian Soviet Federated Socialist Republic atau Rusia SFSR, Transcaucasia SFSR, Ukrainian SSR, dan Belorussian SSR.
Berawal dari empat negara, kemudian Uni Soviet berkembang menjadi 15 negara (pada tahun 1956) yang terdiri dari Armenia, Azerbaijan, Byelorussia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Latvia, Lithuania, Moldavia, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan.
Uni Soviet adalah negara dengan wilayah kekuasaan terbesar di dunia. Bahkan menjadi salah satu negara adikuasa pemenang Perang Dunia II. Hanya saja kejayaannya tidak bisa bertahan lama. Uni Soviet runtuh pada Desember 1991, setelah 69 tahun berdiri. Penyebab utama keruntuhan Uni Soviet berawal dari kondisi ekonomi yang menurun pada 1980 dan berdampak negatif.
Penyebab Runtuhnya Uni Soviet
Berikut beberapa faktor penyebab keruntuhan Uni Soviet di antaranya,
1. Kegagalan paham Marxisme-Komunisme dan dampak perang dingin
Pada tahun 1946, terjadi Perang Dingin yang antara kedua belah pihaknya lebih mengarah pada perang antar teknologi. Kala itu, Uni Soviet berhasil menjadi negara pertama yang menerbangkan manusia ke luar angkasa sehingga mendapatkan pandangan positif di dunia internasional.
Namun ternyata, Perang Dingin tersebut justru memberikan dampak buruk bagi kelanjutan ekonomi di Uni Soviet. Mulai dari inefisiensi (pemborosan) kerja hingga lemahnya infrastruktur menyebabkan rakyat Uni Soviet mengalami kesulitan dan segala kebijakan tidak memiliki makna yang berarti.
Hal itulah yang menjadi awal dari kegagalan paham Marxisme-Komunisme, yang mana ternyata tidak memiliki kontrol efektif di bidang politik dan ekonomi. Paham tersebut dinilai tidak mampu membuat Uni Soviet menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan zaman.
2. Kebijakan Perestroika dan Glasnost
Pada tahun 1980-an, Uni Soviet mengalami krisis ekonomi dan politik yang meningkat setiap tahunnya. Adanya krisis tersebut tentu saja meningkatkan tindakan kriminalitas dan korupsi. Untuk mengatasinya, Mikhail Gorbachev berusaha membangun kembali Uni Soviet dengan kebijakan Perestroika dan Glasnost.
Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut justru menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan. Dampak dari kebijakan tersebut adalah dengan penurunan tingkat kehidupan masyarakat. Mulai dari terjadinya pemogokan, aksi demonstrasi, hingga tindakan kriminalitas yang terus meningkat.
Bahkan dampak dari kebijakan Glasnost yang paling terlihat adalah dengan kebebasan media dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Media perlahan mulai mengungkap segala permasalahan sosial dan ekonomi yang selama ini telah ditutupi oleh pihak pemerintah Uni Soviet, salah satunya adalah upaya “pembersihan” yang dilakukan oleh Joseph Stalin.
Hal tersebut tentu saja membuat keyakinan publik terhadap sistem komunis Uni Soviet menjadi menurun secara drastis.
3. Pemisahan Diri Negara Bagian dari Uni Soviet
Buntut dari kebijakan Perestroika dan Glasnost tersebut ternyata berpengaruh pada gerakan separatisme (gerakan memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri). Terutama pada Konstitusi Uni Soviet Pasal 72 yang secara langsung mendukung legalitas gerakan separatisme, karena memiliki bunyi “Setiap Republik Uni berhak secara bebas keluar dari USSR”.
4. Bubarnya Pakta Warsawa
Pakta Warsawa adalah sebuah organisasi internasional di bidang pertahanan terutama untuk negara-negara Blok Timur. Organisasi ini dicanangkan oleh Nikita Khrushchev selaku politikus yang sebelumnya pernah memimpin Uni Soviet pada masa awal Perang Dingin.
Baca Juga: Pakta Warsawa: Sejarah, Latar Belakang, Pembentukan, Anggota, Tujuan, dan Pembubarannya
Atas runtuhnya Uni Soviet juga secara tidak langsung membuat Pakta Warsawa juga ikut runtuh tepat pada 1 Juli 1991. Semua mantan anggota organisasi ini, kecuali Rusia, segera bergabung dengan aliansi “musuh” lama mereka, yaitu NATO.
Mikhail Gorbachev telah melepaskan kontrol atas urusan anggota dari Pakta Warsawa ini. Beliau berpendapat bahwa aliansi ini masih dapat melayani tujuan politik, tetapi tidak dengan militer. Namun, pandangan tersebut seolah “tidak berlaku”.
Proses Runtuhnya Uni Soviet
Keruntuhan ideologi komunis dianggap jatuh bersama keruntuhan Uni Soviet sebagai negara komunis terbesar dan pertama di dunia. Bahkan tanda-tanda keruntuhannya telah tampak semenjak pemerintahan masih dipegang oleh Nikita Kruschev.
Beliau Presiden Uni Soviet yang menjadi salah satu dari 3K yang paling berpengaruh di dunia –Kruschev, Karno (Soekarno), dan Kennedy.
1. Beban Masalah
Uni Soviet ketika dikendalikan Mikhail Gorbachev mengalami masalah yang sangat kompleks. Ia memiliki beban tanggungan dalam dan luar negeri yang harus segera diselesaikan. Dan karena ketidakmampuan sosialis-komunis menyelesaikan masalah-masalah tersebut sesegera mungkin, Gorbachev menerapkan cara lain yang lebih terbuka dan melibatkan rakyat sebagai bagian dari negara.
Beban masalah dalam negeri yang sangat berat merupakan masalah ekonomi yang terus memburuk, birokrasi pemerintahan yang ruwet dan macetnya produktivitas negara dalam beroperasi secara normal. Sementara itu, di luar negeri Uni Soviet sedang dihadapkan dengan banyak permasalahan antar negara mulai dari negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika bahkan hingga Amerika Latin.
Dan yang sangat memalukan adalah tragedi kebocoran nuklir Chernobyl hingga mengharuskan Uni Soviet kehilangan kepercayaan dari beberapa negara yang kesal kena dampak pencemaran lingkungannya.
2. Perestroika
Perestroika merupakan upaya Gorbachev menyelesaikan masalah kompleks yang dihadapi Uni Soviet. Tujuan dari dilaksanakannya konsep perestroika yaitu agar terjadinya restrukturisasi dalam negara. Pada praktiknya, konsep perestroika justru menjadi awal kehancuran total Uni Soviet.
Awalnya, konsep ini dijalankan dengan menentang kelompok pro dan kontra yang hadir memberi tanggapan. Gorbachev menganggap orang-orang yang kontra adalah generasi lama yang pola pikirnya masih konservatif, sehingga mereka perlu pembaruan. Padahal di pihak kontra ini berdirilah kepala KGB, Menteri Pertahanan, Wakil Presiden dan beberapa menteri lainnya.
Kelompok kontra kemudian merencanakan siasat agar Gorbachev turun dari kursinya. Sehingga ia dan para generasi baru dapat tunduk kembali kepada kaum komunis ortodoks yang terdiri dari golongan konservatif. Sayangnya usaha kudeta ini gagal dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 1991. Perestroika pun terus berjalan dengan beberapa asas yang menjadi unsurnya.
3. Glasnost (Keterbukaan)
Sudah lama rakyat memimpikan sebuah negara yang terbuka. Gorbachev adalah seorang pemimpin yang memahami keinginan rakyatnya, ia pun memasukkan unsur keterbukaan atau glasnost pada konsep yang dijalankannya.
Keterbukaan yang dimaksud hampir sama dengan reformasi Indonesia yang menandai berakhirnya orde baru. Glasnost di Uni Soviet membiarkan rakyat memiliki hak milik atas suatu barang dan perusahaan swasta, membiarkan rakyat menyuarakan pendapat di media massa, membiarkan media menampilkan berita beragam yang dibutuhkan rakyat, dan membiarkan memasukkan unsur kebebasan agama dalam kehidupannya.
4. Demokratisasi
Unsur demokratisasi ini diterapkan pada bidang politik. Sistem monopoli kursi politik yang diterapkan sejak kabinetnya Lenin, berubah menjadi demokratis. Rakyat diberi pilihan secara bebas agar menentukan orang yang tepat menjadi wakilnya sebagai penyambung suaranya di kursi parlemen.
5. Hukum Keteraturan
Hukum benar-benar ditegakkan di masa Gorbachev. Terutama dimulainya penegakan hukum Hak Asasi Manusia (HAM) yang dulunya kurang dihargai. Fokus utama dimasukkannya unsur ini ke dalam konsep perestroika adalah menormalkan kondisi ekonomi Uni Soviet yang sempat turun.
Jadi dengan unsur ini, negara memberikan subsidi kepada perusahaan swasta yang bangkrut, negara juga memberikan kebebasan individu dan swasta untuk mengembangkan perekonomian. Pada masa ini, banyak alat berat yang menjadi usaha prioritas pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara. Yang terpenting seluruh kebebasan tersebut berada dalam bingkai keteraturan.
Konsep perestroika yang kembali dijalankan Gorbachev pada akhirnya gagal. Hal ini dikarenakan Gorbachev menyadari banyak orang-orang dari Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) yang berusaha mengkudetanya. Bagaimana ia dapat bertahan memimpin bila yang mendudukannya di kursi pimpinan terus berusaha menjatuhkannya.
Gorbachev memutuskan untuk melepas kekuasaannya di tanggal 24 Agustus 1991, hanya beberapa hari setelah kegagalan kudeta. Dengan mundurnya Gorbachev dari kepemimpinannya, maka semakin meriahlah kehancuran Uni Soviet. Negara-negara bagian yang semula masih mempersiapkan strategi matang untuk melakukan gerakan sporadis akhirnya mempercepat diri berpisah dengan Uni Soviet.
Kebubaran PKUS dan mundurnya Gorbachev dari sana sudah sama dengan keruntuhan Uni Soviet. Partai besar ini merupakan Uni Soviet itu sendiri. Ia yang mengawali berdirinya Uni Soviet dan mengelola negara tersebut kurang dari seabad.
Setelah Turunnya Gorbachev, satu per satu negara bagian Uni Soviet melepaskan diri. Georgia yang menjadi negara perdana pecahan Uni Soviet di tahun 1990 terus disusul jejaknya oleh negara bagian yang lain. Hingga keruntuhan Uni Soviet resmi dialami pada tanggal 31 Desember 1991.
Dampak Runtuhnya Uni Soviet
Dengan keruntuhan Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya dunia, maka runtuh pula kekuasaan komunis internasional. Berarti hal tersebut membuat Amerika Serikat memenangkan Perang Dingin yang sudah berakhir.
Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya mendapatkan jati diri dan kebebasannya sendiri dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kedaulatan sesuai kepribadian warganya sendiri.
Mereka mendirikan negara baru yang sudah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis. Bahkan hampir semua mantan negara bagian Uni Soviet lebih menyukai demokrasi dibandingkan meneruskan sistem warisan Uni Soviet.
Hak Asasi Manusia di seluruh negara bagian Uni Soviet yang dulu dikekang oleh pemerintah pun sudah dihargai sepenuhnya. Bahkan ada banyak kreativitas dan prestasi individu yang terus bermunculan seiring keruntuhan Uni Soviet dan kebebasan mantan negara bagian mengekspresikan adat istiadat dan budayanya sendiri.
Keruntuhan Uni Soviet yang sangat dramatis membuat beberapa negara komunis lain perlahan melemah. Tidak ada lagi negara besar yang menjadi penyokong mereka menumbuhkan paham komunis di negaranya.
Lambat laun, pengaruh komunis sama sekali hilang dari muka bumi dan malah menjadi musuh bagi banyak negara di dunia.
Dari berbagai sumber yang relevan
Download
Post a Comment