Perestroika: Pengertian, Sejarah, dan Bubarnya Uni Soviet
Apa itu Perestroika?
Perestroika adalah gerakan reformasi politik di dalam Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) pada akhir 1980-an. Perestroika secara luas dihubungkan dengan Sekretaris Jenderal PKUS Mikhail Gorbachev dan reformasi kebijakan glasnost (keterbukaan) yang dimulai olehnya.
Baca Juga: Glasnost: Pengertian, Pencetus, Latar Belakang, Sejarah, dan Dampaknya
Secara harfiah dari perestroika adalah "rekonstruksi", merujuk kepada restrukturisasi yang terjadi pada sistem politik dan ekonomi Uni Soviet, dengan tujuan mengakhiri Era Stagnasi. Perestroika berlangsung dari 1985 hingga 1991 dan terkadang dianggap sebagai sebab yang signifikan atas jatuhnya Blok Timur dan pembubaran Uni Soviet.
Hal tersebut menjadi penanda berakhirnya Perang Dingin. Perestroika bertujuan untuk mereformasi birokrasi dan ekonomi Uni Soviet yang sedang mengalami kemerosotan. Lewat kebijakan ini, pemerintah Uni Soviet berusaha untuk meningkatkan otonomi daerah.
Selain itu, tujuan Perestroika adalah untuk menyaingi Amerika Serikat dan Jepang, yang perkembangannya semakin pesat pada era 1970-an.
Perestroika dianggap sebagai awal mula gerakan demokrasi menuju reformasi di Uni Soviet. Kebijakan Glasnost dan Perestroika yang diterapkan Mikhail Gorbachev justru membawa Uni Soviet ke dalam keruntuhan, karena menimbulkan oposisi dan munculnya sistem kapitalisme baru.
Sejarah Perestroika
Uni Soviet pernah menjadi negara adidaya di Blok Timur, dan menjadi pesaing kuat Blok barat yang dipimpin Amerika serikat. Negara ini memiliki nama resmi Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Uni Soviet menjadi negara pertama yang menganut paham Sosialisme Marxis.
Pada masanya, Uni Soviet menjadi salah satu negara paling kuat dan berpengaruh di dunia. Wilayahnya mencakup 15 republik yang terdiri dari (Rusia, Ukraina, Georgia, Belarusia, Uzbekistan, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Turkmenistan, Tajikistan, Latvia, Lithuania, dan Estonia).
Kendati menjadi negara kuat, kejayaan Uni Soviet akhirnya mengalami kemunduran hingga akhirnya runtuh, terlebih setelah berakhirnya perang dingin antara AS dan Uni Soviet.
Tanda-tanda kemunduran Uni Soviet sudah terlihat sewaktu dipimpin Nikita Kruschev. Beban negara menjadi sangat berat kala pemerintahan dipimpin Presiden Mikhail Sergeyevich Gorbachev.
Di tangan Gorbachev, Uni Soviet melakukan perubahan dengan lebih terbuka dan melibatkan rakyat sebagai bagian negara. Sebab, saat itu Uni Soviet sedang terpuruk dalam ekonomi, birokrasi pemerintahan yang rumit, hingga produktivitas negara tidak beroperasi normal.
Uni Soviet juga makin tidak dipercaya negara lain akibat kebocoran nuklir Chernobyl yang memicu pencemaran lingkungan.
Kebijakan Perestroika
Di tengah kompleksnya masalah Uni Soviet, Gorbachev lantas mengeluarkan salah satu kebijakan yang dinamakan perestroika. Perestroika, atau restrukturisasi, adalah kebijakan pembaruan struktur ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Dalam perestroika, Gorbachev melakukan restrukturisasi ekonomi dengan mengubah sistem ekonomi sentralisasi sosialisme-komunisme, menjadi sistem ekonomi desentralisasi sosialisme-demokrasi.
Gorbachev melawan orang-orang yang kontra dan menganggap mereka sebagai generasi lama dengan pola pikir konservatif. Sebaliknya, pihak kontra mendirikan lembaga spionase KGB yang menyusun rencana agar Gorbachev bisa ditumbangkan dan generasi muda kembali tunduk pada komunis ortodoks dari golongan konservatif.
Kudeta yang dilakukan pada 19 Agustus 1991 gagal menggulingkan Gorbachev. Kebijakan perestroika tetap dijalankan melalui beberapa asas. Gorbachev juga merilis kebijakan glasnost (keterbukaan), democratyzatsia, dan zokonost.
Glasnost (keterbukaan) merupakan kebijakan membuka dialog tentang masalah politik, ekonomi hingga sosial. Sedangkan democratyzatsia membuka peluang desentralisasi politik dalam wujud memberi wewenang penuh pada negara-negara bagian untuk mengurus wilayahnya sendiri selama masih dalam naungan Uni Soviet.
Selain itu, ada zokonost, yaitu kebijakan untuk menjalankan proses peradilan atau penegakkan hukum secara adil, bebas dan terbuka.
Namun, upaya Gorbachev dalam menerapkan kebijakannya itu tidak berjalan mulus. Perestroika dan glasnost hanya diterapkan untuk keperluan mendesak dalam memperbaiki keadaan ekonomi yang terpuruk.
Bubarnya Uni Soviet
Beberapa tahun kemudian, kondisi Uni Soviet masih tidak mengalami perubahan. Kesejahteraan masyarakat menurun, inflasi meningkat 7-8 persen. Defisit anggaran mencapai 11 persen dari PDB.
Dikutip dari modul Sejarah Paket C (2020), Uni Soviet juga mengalami berbagai persoalan seperti kepatuhan pasif, ketergantungan, lemahnya kemandirian dan kewiraswastaan, serta sistem komando yang kuat.
Berbagai kompleksitas permasalahan di Uni Soviet akhirnya membuat negara adidaya tersebut tak dapat dipertahankan lagi. Uni Soviet bubar di tahun 1991 setelah beberapa dekade berdiri.
Kesimpulan
Perestroika adalah kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev untuk menyegarkan kembali ekonomi dan politik Uni Soviet pada tahun 1985–1991:
1. Arti harfiah perestroika adalah "restrukturisasi"
2. Tujuannya adalah untuk mengakhiri Era Stagnasi dan mereformasi birokrasi dan ekonomi Uni Soviet
3. Kebijakan ini memperbolehkan kementerian untuk bertindak lebih independen dan memperkenalkan banyak reformasi pasar
4. Perestroika juga bertujuan untuk memisahkan ideologi komunis dan menuju realitas keterbukaan
5. Perestroika dianggap sebagai awal mula gerakan demokrasi menuju reformasi di Uni Soviet
Perestroika menimbulkan berbagai masalah, seperti:
1. Kelangkaan
2. Ketegangan politik, sosial, dan ekonomi
3. Kebangkitan politik nasionalisme dan partai politik nasionalis
4. Perdebatan politik
5. Munculnya sistem kapitalisme baru
Perestroika dan kebijakan lain yang dilakukan Gorbachev, yaitu glasnost, dianggap sebagai katalis utama yang mengarah pada pembubaran Uni Soviet. Uni Soviet secara resmi bubar pada tanggal 26 Desember 1991
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://tirto.id
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment