Peristiwa Holocaust: Pengertian, Latar Belakang, Sejarah, dan Dampaknya

Table of Contents

Pengertian Peristiwa Holocaust
Pengertian Peristiwa Holocaust

Holocaust adalah genosida terhadap kira-kira enam juta Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi. Holocaust juga disebut Shoah, sebuah kata Ibrani yang berarti 'Malapetaka Nazi'.

Tragedi Holocaust membuat kelompok Nazi Jerman melenyapkan semua orang Yahudi yang berada dalam genggaman mereka. Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holocaust, sekitar dua pertiganya tewas. Secara khusus, lebih dari satu juta anak Yahudi tewas dalam Holocaust, serta kira-kira dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi.
 
Sementara, pakar lain berpendapat definisi Holocaust harus meliputi pula genosida Nazi terhadap jutaan orang dalam kelompok lain selain Yahudi, di antaranya orang Rom, komunis, tawanan perang Soviet, warga Polandia dan Soviet, homoseksual, penyandang disabilitas, Saksi Yehuwa dan musuh politik dan keagamaan lainnya, yang menjadi korban terlepas apakah mereka berasal dari etnis Jerman atau bukan. 
 
Baca Juga: Pengertian Genosida, Bentuk dan Contohnya

Maka, jika menggunakan definisi tersebut, jumlah keseluruhan korban Holocaust adalah 11 hingga 17 juta jiwa.

Latar Belakang Peristiwa Holocaust

Dalam sejarahnya, umat Yahudi di Eropa telah menjadi korban diskriminasi sejak lama. Orang-orang Yahudi bahkan terkadang dipaksa untuk pindah agama atau tidak diizinkan untuk melakukan profesi tertentu.

Antara abad ke-17 hingga ke-19, sejumlah penguasa di Eropa mulai memberlakukan undang-undang untuk menghilangkan diskriminasi terhadap orang Yahudi. Akan tetapi, paham antisemitisme telah mengakar pada masyarakatnya dan sulit untuk dihilangkan.

Bibit kebencian terhadap orang Yahudi pun muncul di benak Adolf Hitler sejak remaja. Dalam perkembangannya, berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar Hitler membuat sikap anti-Yahudi yang tertanam dalam dirinya semakin kuat. Bagi Hitler, yang terobsesi dengan superioritas bangsa Jerman, orang Yahudi adalah ras rendahan yang menjadi ancaman bagi kemurnian bangsanya.

Seperti banyak kalangan antisemit di Jerman, ia pun menyalahkan orang-orang Yahudi atas kekalahan Jerman pada Perang Dunia I. Tidak hanya itu, Hitler bahkan menyalahkan orang-orang Yahudi atas segala sesuatu yang salah dengan dunia. Ide-ide inilah yang membuka jalan bagi pembunuhan massal orang-orang Yahudi. 
 
Baca Juga: Antisemitisme: Pengertian, Penyebab, dan Peristiwa Holocaust

Sejarah Peristiwa Holocaust

Periode Waktu Peristiwa Holocaust

Holocaust terjadi di antara tahun 1933 dan 1945. Peristiwa bersejarah ini dimulai pada Januari 1933 ketika Adolf Hitler dan Partai Nazi memiliki kekuasaan di Jerman, dan berakhir pada Mei 1945 ketika Kubu Sekutu mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Holocaust sebagai tindakan dari kelompok Nazi disebut sebagai "Final Solution to the Jewish Question" (Solusi Akhir untuk Persoalan Yahudi). "Final Solution" (Solusi Akhir) itu adalah pembantaian massal yang terorganisasi dan sistematis terhadap kaum Yahudi Eropa.

Adolf Hitler dan Nazi mendirikan kamp konsentrasi terbesar, yaitu kamp konsentrasi Auschwitz, Polandia pada Mei 1940. Di sana, pihak Nazi melakukan pemusnahan terhadap orang Yahudi.

Kamp Auschwitz dalam Peristiwa Holocaust

Kompleks kamp konsentrasi Auschwitz adalah kamp terbesar yang dibangun oleh rezim Nazi. Kamp ini terdiri dari tiga kamp utama yang digunakan untuk kerja paksa para tahanan. Salah satu kamp juga digunakan sebagai pusat pembantaian untuk waktu yang lama.

Kamp-kamp ini berlokasi sekitar 37 mil sebelah barat Krakow, dekat perbatasan praperang Jerman-Polandia di Upper Silesia, sebuah daerah yang direbut Nazi Jerman pada tahun 1939 setelah menginvasi dan menaklukkan Polandia. Tiga kamp utama Auschwitz adalah:
1. Auschwitz I: Berdiri pada bulan Mei 1940
2. Auschwitz II (disebut juga Auschwitz-Birkenau): Berdiri pada awal tahun 1942
3. Auschwitz III (disebut juga Auschwitz-Monowitz): Berdiri pada bulan Oktober 1942.

Pada tanggal 27 Januari, 1945, tentara Soviet memasuki Auschwitz, Birkenau, dan Monowitz dan membebaskan sekitar 7.000 tahanan. Kebanyakan dari mereka dalam kondisi sakit dan sekarat. Sekitar 1,1 juta orang Yahudi dibunuh massal oleh pihak penguasa kamp Auschwitz.

Dilansir situs resmi UNESCO, Hari Holocaust Internasional sering disebut dengan Hari Pembebasan Kamp Auschwitz Birkenau. Majelis Umum PBB mengesahkan Resolusi 60/7 pada 1 November 2005 dan menetapkan Hari Peringatan Holocaust Internasional pada 27 Januari.

Tujuannya untuk menandakan pembebasan Kamp Konsentrasi dan Pemusnahan Nazi di Auschwitz-Birkenau oleh pasukan Soviet pada 27 Januari 1945.

Dampak Peristiwa Holocaust

Holocaust baru dapat dihentikan pada 1945, ketika Jerman kalah dalam Perang Dunia II dan Hitler melakukan bunuh diri. Kejahatan kemanusiaan ini menimbulkan dampak yang sangat hebat, terutama pada orang-orang Yahudi.

Antara 1941-1945, Nazi Jerman secara sistematis telah membunuh sekitar enam juta orang Yahudi di seluruh Eropa. Jumlah korban tersebut adalah setara dua pertiga populasi Yahudi di Eropa saat itu, di mana lebih dari satu juta dari mereka yang tewas adalah anak-anak.

Selain orang Yahudi, sekitar lima juta orang lainnya juga menjadi target karena alasan rasial, politik, ideologi, dan orientasi seksual. Sehingga, total korban Holocaust diperkirakan mencapai 11 juta jiwa. Sementara itu, orang-orang yang selamat dari kamp pemusnahan merasa tidak dapat kembali ke rumah karena telah kehilangan keluarga ataupun dikecam oleh tetangga non-Yahudi mereka.

Akibatnya, pada akhir 1940-an, Eropa kebanjiran pengungsi dan tawanan perang. Hal itu memaksa pihak Sekutu untuk menciptakan tanah air bagi orang-orang Yahudi yang selamat dari Holocaust, yang kemudian mengarah pada pembentukan Israel pada 1948.
 
Baca Juga: Deklarasi Balfour, Awal Mula Petaka Bagi Negara Palestina

Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://news.detik.com
https://www.kompas.com

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment