Pemberontakan Andi Azis: Sejarah, Latar Belakang, Penyebab, Tujuan, dan Kronologinya

Table of Contents

Sejarah Pemberontakan Andi Azis
Sejarah Pemberontakan Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis adalah salah satu gerakan perlawanan yang muncul pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Pemberontakan ini terjadi pada 5 April 1950 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pemberontakan ini dilakukan di bawah pimpinan Kapten Andi Azis, seorang mantan perwira tentara Hindia Belanda, KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang baru saja bergabung di APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).

Andi Azis melakukan pemberontakan karena menolak masuknya pasukan APRIS. Andi Azis dan pasukannya menuntut pemerintah Indonesia untuk menjadikan mereka satu-satunya pasukan keamanan untuk mengamankan situasi di Makassar.

Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis

Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945 saat itu masih berbentuk federasi atau negara bagian. Salah satunya yaitu NIT yang terbentuk pada Desember 1946 di mana wilayahnya terdiri dari kepulauan Sunda Kecil (Bali dan sekitarnya), Maluku, dan Sulawesi.

Namun setelah Konferensi Meja Bundar atau KMB pada 23 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag, Indonesia menyatakan diri sebagai Negara RIS yang terbagi menjadi 16 federasi. Hal ini dilakukan supaya diakui kedaulatannya oleh Belanda.
 
Baca Juga: Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Sejarah Terbentuknya

Ternyata perjanjian dalam KMB merupakan siasat Belanda untuk memecah belah Indonesia dan tetap mempertahankan jajahannya saat itu. Keputusan KMB tidak bertahan lama dan golongan unitaris mengajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga wilayah-wilayah termasuk NIT melebur di dalamnya.

Intinya latar belakang pemberontakan Andi Azis itu adalah penolakan Andi Azis terhadap rencana penyatuan NIT ke dalam bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Andi Azis memang masuk dalam golongan federalis yang menolak penyatuan itu.

Penyebab dan Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Saat RIS meresmikan diri sebagai NKRI dan membawa sejumlah Negara Bagian di dalamnya (termasuk Negara Bagian Sumatera Selatan, Kalimantan TImur, dan NIT), sayangnya NIT baru mendapat kabar penyatuan pada 4 April 1950.

Hal ini menyebabkan Andi Azis dan mantan anggota KNIL menentang hal tersebut terutama rencana kedatangan APRIS pada 5 April ke wilayah Makassar. Pasalnya, mereka khawatir akan diperlakukan diskriminatif oleh pimpinan APRIS/TNI.

Pemberontakan Andi Azis saat itu berupa:
1. Menduduki sejumlah tempat dan sektor penting badan militer di wilayah Indonesia Timur
2. Menangkap Letnan Kolonel AJ. Mokognita, seorang Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia Timur

Adapun tujuan pemberontakan Andi Azis adalah ia mengincar kedudukan atau posisi puncak pemerintahan negara federasi di sektor militer bersama Soumokil sebagai tokoh politik dan Sukowati selaku presidennya.

Kronologi Pemberontakan Andi Azis

Dalam buku Sejarah: SMA Kelas XII yang disusun oleh M. Habib Mustopo dijabarkan terkait kronologi pemberontakan Andi Azis,
1. 30 Maret 1950, Andi Azis bersama dengan pasukannya menggabungkan diri dengan APRIS
2. 5 April 1950, pasukan Andi Azis menyerang markas TNI di Makassar
3. 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum terhadap pemberontakan Andi Azis
4. 21 April 1950, pasukan TNI berhasil menduduki Makassar dan Wali Negara NIT. Selain itu, mereka mengatakan bahwa NIT bersedia untuk bergabung dengan NKRI
5. 5 Agustus 1950, pertempuran antara pasukan APRIS dan KL-KNIL
6. 8 Agustus 1950, dilakukan perundingan dan menghasilkan keputusan bahwa pasukan KL-KNIL harus meninggalkan Makassar

Andi Azis bersama dengan pasukan yang ia pimpin menyandera Letkol Achmad Yusuf Mokoginta (Pejabat Panglima Teritorium Indonesia Timur) beserta seluruh stafnya.

Mengetahui kejadian tersebut, pemerintah memanggil Andi Azis ke Jakarta untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Sayangnya, panggilan itu tidak dihiraukan oleh Andi Azis.

Akibat tindakannya tersebut, pemerintah pusat segera mengirimkan pasukan untuk menangkap Andi Azis. Pasukan itu dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

Kemudian pada bulan April 1950, Andi Azis menyerahkan diri kepada pemerintah RIS dan diadili di Yogyakarta.

Sumber:
https://www.detik.com
https://esi.kemdikbud.go.id
https://www.kompas.com

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment