Konflik Libya: Sejarah, Latar Belakang, Kronologi, dan Dampaknya
Table of Contents
Sejarah Konflik Libya
Konflik Libya adalah konflik bersenjata yang terjadi setelah gerakan Arab Spring dan kampanye pemboman NATO. Perang ini diawali oleh demonstrasi di Benghazi pada tanggal 15 Februari 2011, untuk menuntut pengunduran diri pemimpin Libya, Muammar al-Qaddafi, yang sudah lama berkuasa. Baca Juga: Arab Spring: Sejarah, Latar Belakang, dan Beberapa Fenomena Arab Spring
Libya yang kaya minyak ini mengalami kekacauan parah. Akibat tindakan represif pemerintah dalam mengatasi para pengunjuk rasa, protes ini mengalami eskalasi menjadi sebuah pemberontakan dan perang saudara. Perang ini mengakibatkan banyak warga Libya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Latar Belakang konflik Libya
Dalam buku Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara-Negara Timur Tengah (2011) karya Apriadi Tamburaka, konflik yang terjadi di Libya berhubungan erat dengan corak pemerintahan otoriter presiden Muammar Khadafi yang memimpin selama 34 tahun.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang menjadi latar belakang konflik Libya pada 2011 di antaranya,
1. Tindakan represif militer terhadap masyarakat sipil
2. Munculnya kekuatan organisasi politik revolusioner Islam
3. Pemerintah melakukan pelarangan pembentukan partai politik
4. Pembatasan kebebasan masyarakat sipil
Kronologi Konflik Libya
Dalam jurnal Agama dan Demokrasi: Munculnya Kekuatan Politik Islam di Tunisia, Mesir dan Libya (2014) karya Muhammad Fakhry Ghafur, konflik di Libya berakar dari gerakan perlawanan yang terpusat di Benghazi.
Gerakan perlawanan tersebut memunculkan aksi demonstrasi di sejumlah kota-kota besar Libya untuk meruntuhkan kekuasaan rezim Khadafi. Pemerintah Khadafi menanggapi demonstrasi tersebut dengan tindakan represif.
Khadafi memerintahkan kekuatan militer Libya untuk meredam demonstrasi dengan penggunaan senjata api yang memakan korban.
Tindakan represif pemerintah Khadafi membuat gerakan perlawanan semakin anarkis. Di bawah pimpinan Mustafa Abdul Jalel, NTC melakukan pemberontakan bersenjata terhadap rezim Khadafi pada akhir Februari 2011.
Pada perkembangannya, perang saudara di Libya dicampuri oleh negara-negara barat yang tergabung dalam NATO. Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris sebagai pembesar NATO mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan intervensi terhadap perang saudara Libya.
Pada 19 Maret 2011, pasukan NTC dan NATO melakukan penyerangan terhadap pusat-pusat kekuatan Khadafi di Tripoli. Serangan tersebut memaksa Khadafi dan pasukannya keluar dari Tripoli menuju Sirte.
Pada 20 Oktober 2011, pasukan NTC yang didukung NATO berhasil melumpuhkan pasukan Khadafi di Sirte. Dalam penyerangan tersebut, Khadafi tewas dengan luka tembak di kepala.
Dampak Konflik Libya
Keberhasilan penggulingan rezim Khadafi tidak disertai dengan munculnya kesejahteraan masyarakat Libya, namun malah menghasilkan konflik baru yang semakin rumit. Berikut dampak konflik Libya di antaranya,
1. Munculnya ribuan korban jiwa dari masyarakat sipil
2. Adanya konflik antargolongan yang berebut kekuasaan pasca kejatuhan Khadafi
3. Instabilitas harga minyak dunia
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan
Download
Libya yang kaya minyak ini mengalami kekacauan parah. Akibat tindakan represif pemerintah dalam mengatasi para pengunjuk rasa, protes ini mengalami eskalasi menjadi sebuah pemberontakan dan perang saudara. Perang ini mengakibatkan banyak warga Libya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Latar Belakang konflik Libya
Dalam buku Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara-Negara Timur Tengah (2011) karya Apriadi Tamburaka, konflik yang terjadi di Libya berhubungan erat dengan corak pemerintahan otoriter presiden Muammar Khadafi yang memimpin selama 34 tahun.Selain itu terdapat beberapa faktor yang menjadi latar belakang konflik Libya pada 2011 di antaranya,
1. Tindakan represif militer terhadap masyarakat sipil
2. Munculnya kekuatan organisasi politik revolusioner Islam
3. Pemerintah melakukan pelarangan pembentukan partai politik
4. Pembatasan kebebasan masyarakat sipil
Kronologi Konflik Libya
Dalam jurnal Agama dan Demokrasi: Munculnya Kekuatan Politik Islam di Tunisia, Mesir dan Libya (2014) karya Muhammad Fakhry Ghafur, konflik di Libya berakar dari gerakan perlawanan yang terpusat di Benghazi. Gerakan perlawanan tersebut memunculkan aksi demonstrasi di sejumlah kota-kota besar Libya untuk meruntuhkan kekuasaan rezim Khadafi. Pemerintah Khadafi menanggapi demonstrasi tersebut dengan tindakan represif.
Khadafi memerintahkan kekuatan militer Libya untuk meredam demonstrasi dengan penggunaan senjata api yang memakan korban.
Tindakan represif pemerintah Khadafi membuat gerakan perlawanan semakin anarkis. Di bawah pimpinan Mustafa Abdul Jalel, NTC melakukan pemberontakan bersenjata terhadap rezim Khadafi pada akhir Februari 2011.
Pada perkembangannya, perang saudara di Libya dicampuri oleh negara-negara barat yang tergabung dalam NATO. Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris sebagai pembesar NATO mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan intervensi terhadap perang saudara Libya.
Pada 19 Maret 2011, pasukan NTC dan NATO melakukan penyerangan terhadap pusat-pusat kekuatan Khadafi di Tripoli. Serangan tersebut memaksa Khadafi dan pasukannya keluar dari Tripoli menuju Sirte.
Pada 20 Oktober 2011, pasukan NTC yang didukung NATO berhasil melumpuhkan pasukan Khadafi di Sirte. Dalam penyerangan tersebut, Khadafi tewas dengan luka tembak di kepala.
Dampak Konflik Libya
Keberhasilan penggulingan rezim Khadafi tidak disertai dengan munculnya kesejahteraan masyarakat Libya, namun malah menghasilkan konflik baru yang semakin rumit. Berikut dampak konflik Libya di antaranya,1. Munculnya ribuan korban jiwa dari masyarakat sipil
2. Adanya konflik antargolongan yang berebut kekuasaan pasca kejatuhan Khadafi
3. Instabilitas harga minyak dunia
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www.kompas.com
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment