Komunikator: Pengertian, Hal yang Harus Dihindari, dan Cara Menjadi Komunikator yang Baik

Table of Contents

Pengertian Komunikator
Pengertian Komunikator

Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan kepada komunikan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikator sering disebut source, sumber, encoder, atau pengirim. Komunikator bisa berupa perseorangan, kelompok, atau organisasi.

Komunikator bisa ditemui dalam berbagai proses komunikasi. Mulai dari interpersonal hingga komunikasi massa. Menurut Hafied Cangara (2016), sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator berperan sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi.
 
Baca Juga: Pengertian Komunikasi Menurut Ahli, Fungsi, Tujuan, Syarat, Unsur, Efek, dan Model

Komunikator adalah kunci agar pesan tersampaikan dan dipahami oleh komunikan. Kesuksesan komunikator adalah saat pesannya dapat tersampaikan secara efektif. Baik untuk kepentingan pribadi atau profesional, menjadi komunikator adalah aktivitas yang pasti harus dilakukan seseorang.

Efektivitas komunikator adalah suatu hal yang dapat dinilai saat ia menyampaikan pesan secara menyeluruh dan menerima dan responsif terhadap masukan orang lain. Komunikator yang baik adalah komunikator yang berbicara dengan jelas, langsung, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Hal yang Harus Dihindari Komunikator

1. Terburu-buru atau lambat
Ketika berbicara terlalu lambat, pendengar mungkin menjadi tidak sabar. Sementara komunikasi yang terburu-buru mungkin tidak memberikan waktu kepada pendengar untuk memproses pesan.

Pertahankan kecepatan yang seimbang sehingga audiens memiliki cukup waktu untuk memproses informasi dan mengajukan pertanyaan atau pernyataan sebagai tanggapan.

2. Emosi yang tidak terkendali
Ketika berbicara tentang sesuatu yang disukai, mudah untuk membiarkan emosi memengaruhi komunikasi. Sebaiknya hindari menunjukkan kemarahan, kekecewaan, atau orang lain saat berkomunikasi.

Ketika dapat mempresentasikan ide secara objektif, akan lebih mudah bagi audiens untuk memikirkan bagaimana masukan berlaku untuk mereka dan bagaimana mereka dapat merespons secara efektif.

3. Kehilangan fokus
Mempertahankan fokus yang solid ketika berkomunikasi dapat membantu pendengar memahami harapan atas tindakan mereka setelah diskusi.

4. Inkonsistensi
Agar menjadi komunikator yang efektif, pastikan mempertahankan posisi sekonsisten mungkin. Misalnya, jika seorang supervisor, bersikap konsisten mungkin termasuk berpegang pada gaya manajemen yang sama selama masa jabatan.

5. Menyela saat orang lain bicara
Menyela bagi komunikator adalah sesuatu yang harus dihindari. Komunikator yang efektif dapat membaca situasi untuk mengetahui kapan harus merespons. Penting untuk membiarkan peserta percakapan lain menyampaikan semua pemikiran mereka sebelum menawarkan pemikiran.

Ini dapat menunjukkan kepada pihak lain bahwa mempertimbangkan ide-ide mereka dan cara terbaik untuk memenuhi harapan mereka tentang bagaimana melanjutkan setelah diskusi.

Cara Menjadi Komunikator yang Baik

Melansir Indeed, menjadi komunikator yang baik membutuhkan latihan terus menerus. Berikut cara melatih diri menjadi komunikator yang baik:
1. Ketahui tujuan
Mengenali tujuan bagi komunikator adalah kunci utama saat berkomunikasi. Mengetahui apa yang ingin dicapai dalam komunikasi dapat membantu merencanakan strategi. Jika kamu berharap untuk memberi tahu audiens, kamu dapat memasukkan data atau fakta untuk memberikan kredibilitas pesan.

2. Identifikasi audiens
Cara menjadi komunikator yang baik selanjutnya adalah mengenali audiens. Penting juga untuk mengetahui siapa yang dituju sehingga dapat membuat keputusan yang efektif untuk komunikasi. Banyak faktor yang dapat memengaruhi cara menyusun komunikasi, termasuk usia, status profesional, apakah kamu berharap untuk menjual sesuatu kepada mereka, dan lain-lain.

3. Miliki rencana
Untuk berkomunikasi dengan cara yang melibatkan audiens, sebaiknya rencanakan masukanmu terlebih dahulu. Kamu juga harus mempertimbangkan kemungkinan keberatan yang mungkin dimiliki audiens dan mempersiapkan tanggapan terlebih dahulu.

4. Mendengar secara aktif
Menjadi pendengar yang aktif juga penting bagi seorang komunikator. Ini bisa termasuk mempertahankan postur tegak dan kontak mata dan menjaga gerakan lain seminimal mungkin. Untuk menunjukkan minat, kamu juga harus secara berkala memberi tahu peserta lain bahwa kamu memahami apa yang mereka katakan.
 
Baca Juga: Active Listening: Pengertian, Komponen, Tujuan, Manfaat, Cara, dan Hal yang Harus Dihindarinya

5. Berbicara dengan jelas
Berbicara dengan jelas mencakup berbagai faktor, seperti nada, volume, dan kecepatan. Pastikan nada bicara sesuai dengan audiens, misalnya, bersikap formal dengan dewan direksi dan santai dengan sekelompok teman.

Jika berbicara kepada sekelompok orang di ruangan yang besar, volume yang keras mungkin paling tepat. Selain itu, pastikan kamu berbicara dengan kecepatan yang dapat diikuti oleh pendengar.

6. Gunakan bahasa tubuh yang tepat
Salah satu yang perlu diperhatikan komunikator adalah bahasa tubuh. Misalnya, baik sedang duduk atau berdiri, jaga agar postur tegak saat menyampaikan mendengarkan dengan aktif. Jika berada dalam kelompok kecil, pertahankan kontak mata agar pembicara tahu bahwa kamu terlibat dalam percakapan.

Dalam kelompok ukuran apa pun, pertahankan gangguan seminimal mungkin, seperti hanya melihat ponsel dalam keadaan darurat.

7. Mudah didekati
Selain melatih keterampilan mereka dalam percakapan, komunikator yang baik harus memberi kesan bahwa mereka mengundang lebih banyak komunikasi. Ketika individu tahu sudut pandang mereka dihargai dan disambut, mereka seharusnya lebih cenderung mendekati dengan masalah atau ide apa pun.
 
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment