Pengeboman Pearl Harbor: Sejarah, Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya
Bagaimanakah Peristiwa Pengeboman Pearl Harbor?
Peristiwa Pengeboman Pearl Harbor adalah serangan dadakan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat yang tengah berlabuh di Pangkalan AL Pearl Harbor, Hawaii, pada hari Minggu pagi, 7 Desember 1941. Serangan inilah yang memicu keterlibatan Amerika Serikat secara langsung di dalam Perang Dunia II.
Serangan dimulai sekitar pukul 07:38 pagi waktu Hawaii. Pangkalan AL Amerika Serikat di Pearl Harbor diserang oleh setidaknya 353 pesawat tempur, pesawat pembom, dan pesawat peluncur Torpedo dari AL Jepang, dalam 2 gelombang serangan, yang diberangkatkan dari 6 kapal induk AL Jepang.
Letak Pearl Harbor
Pearl Harbor, Hawaii , terletak di dekat pusat Samudra Pasifik, sekitar 2.000 mil dari daratan AS dan sekitar 4.000 mil dari Jepang. Tidak seorang pun percaya bahwa Jepang akan memulai perang dengan menyerang pulau-pulau Hawaii yang jauh.
Selain itu, pejabat intelijen Amerika yakin bahwa serangan Jepang akan terjadi di salah satu koloni Eropa (yang relatif) dekat di Pasifik Selatan: Hindia Belanda, Singapura, atau Indochina .
Karena para pemimpin militer Amerika tidak menduga akan terjadi serangan yang begitu dekat dengan rumah, fasilitas angkatan laut di Pearl Harbor relatif tidak memiliki pertahanan. Hampir seluruh Armada Pasifik ditambatkan di sekitar Pulau Ford di pelabuhan, dan ratusan pesawat dijejalkan ke lapangan udara yang berdekatan.
Bagi Jepang, Pearl Harbor merupakan target yang sangat mudah untuk dilawan.
Latar Belakang dan Tujuan Jepang menyerang Pearl Harbor
Pada akhir 1930-an, kebijakan luar negeri AS di Pasifik cenderung mendukung China, yang membuat Jepang tidak suka. Kebijakan AS itu sebenarnya dipicu oleh sikap Jepang yang semakin agresif terhadap China, yang bermuara pada peristiwa Pembantaian Nanking dan kekejaman lainnya.
Insiden Jembatan Marco Polo pada 7 Juli 1937, menandai dimulainya perang terbuka antara Jepang dan China. AS merespons dengan memberikan pinjaman pertama kepada China pada 1938. Ketegangan di antara kedua negara semakin memuncak saat AS memberikan serangkaian sanksi ekonomi dan embargo perdagangan kepada Jepang.
Pada Juli 1939, AS mengakhiri Perjanjian Perdagangan dan Navigasi 1911 dengan Jepang dan mulai membatasi ekspor bahan perang ke Jepang. Ketegangan dua negara terus meningkat. Pada awal 1940, Angkatan Laut AS telah ditempatkan di Pearl Harbor, yang terletak di Pulau Oahu, Hawaii.
Sejak itu, AS terus menambah ketersediaan kapalnya di Pearl Harbor hingga menjadi pangkalan utamanya di Pasifik. Pada Juli 1941, Jepang yang telah masuk ke Blok Poros setelah beraliansi dengan Jerman dan Italia, menduduki Indochina.
AS, yang masih berusaha netral dalam Perang Dunia II, memutuskan semua hubungan komersial dan finansial dengan Jepang, membekukan aset-aset Jepang, dan menerapkan embargo minyak serta bahan perang penting lainnya.
AS berharap, tanpa akses terhadap uang dan barang, khususnya pasokan penting seperti minyak, Jepang akan mengendalikan aksinya.
Dampak Serangan Pearl Harbor
Secara keseluruhan, serangan Jepang terhadap Pearl Harbor melumpuhkan atau menghancurkan hampir 20 kapal Amerika dan lebih dari 300 pesawat terbang. Dermaga kering dan lapangan terbang juga hancur. Yang terpenting, lebih dari 2.000 orang tewas.
Namun, Jepang gagal melumpuhkan Armada Pasifik. Pada tahun 1940-an, kapal perang bukan lagi kapal angkatan laut yang paling penting: Kapal induk adalah kapal yang terpenting, dan kebetulan, semua kapal induk Armada Pasifik meninggalkan pangkalan pada tanggal 7 Desember.
Selain itu, serangan Pearl Harbor telah meninggalkan fasilitas darat paling vital di pangkalan itu—depot penyimpanan minyak, bengkel, galangan kapal, dan dermaga kapal selam—dalam keadaan utuh. Alhasil, Angkatan Laut AS mampu bangkit kembali dengan relatif cepat dari serangan itu.
Amerika Memasuki Perang Dunia II
Setelah serangan Pearl Harbor, dan untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun diskusi dan perdebatan, rakyat Amerika bersatu dalam tekad mereka untuk berperang.
Jepang ingin mendorong Amerika Serikat agar mengadakan perjanjian untuk mencabut sanksi ekonomi terhadap mereka; tetapi, mereka malah mendorong musuh mereka ke dalam konflik global yang akhirnya berujung pada pendudukan pertama Jepang oleh kekuatan asing.
Dari berbagai sumber yang relevan
Post a Comment