Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki: Latar Belakang dan Dampaknya
Peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki adalah peristiwa pengeboman yang dilakukan Amerika Serikat pada bulan Agustus 1945 di dua kota Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan penggunaan senjata nuklir pertama dan satu-satunya dalam sejarah. Peristiwa ini sekaligus menandai tahap akhir Perang Dunia II.
Tanggal 6 Agustus, AS menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di Hiroshima. Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, AS menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki. Dalam kurun dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki.
Kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena efek luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain disertai sakit dan kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima.
Tanggal 15 Agustus, enam hari setelah pengeboman Nagasaki dan Uni Soviet menyatakan perang, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu. Tanggal 2 September, Jepang menandatangani instrumen penyerahan diri yang otomatis mengakhiri Perang Dunia II.
Latar Belakang Peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom atas persetujuan dari Britania Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec. Sebelum melaksanakan tragedi pengeboman yang meluluhlantakkan dua kota tersebut, Jepang menolak memenuhi tuntutan Sekutu untuk menyerah tanpa syarat.
Perang Pasifik pun berlanjut. Bersama Britania Raya dan China, Amerika Serikat meminta pasukan Jepang menyerah dalam Deklarasi Potsdam tanggal 26 Juli 1945 atau memilih untuk menghadapi kehancuran cepat dan besar. Namun, Jepang mengabaikan ultimatum tersebut.
Alasan Hiroshima dan Nagasaki Dijadikan Sebagai Sasaran
Alasan Hiroshima dijadikan sebagai sasaran empuk "proyek Manhattan" pengeboman Amerika Serikat ialah karena status kota tersebut sebagai markas militer Jepang dan juga dikenal sebagai kota pelabuhan besar di Jepang.
Sedangkan Nagasaki sebenarnya bukan target lain dari bom atom Amerika Serikat. Hal itu karena kota tersebut sudah dibom sebanyak lima kali selama 12 bulan terakhir sebelum serangan bom atom melandanya.
Namun, akhirnya pilihan target jatuh pada Nagasaki karena kota ini merupakan industri perkapalannya yang bisa dikatakan maju. Target potensial lain sebelum akhirnya Nagasaki yang ditargetkan pengeboman Amerika Serikat adalah kota Kokura, Kyoto, dan Niigata.
Ketiga kota tersebut dicoret karena jaraknya terlalu jauh dari Pangkalan Militer Filipina, tempat pesawat pengebom lepas landas menuju Jepang.
Bom uranium-235 seberat lebih dari 9.000 pon dimuat ke dalam pesawat pengebom B-29 yang dimodifikasi dengan nama Enola Gay (diambil dari nama ibu pilotnya, Kolonel Paul Tibbets). Pesawat menjatuhkan bom Little Boy dengan parasut pada 6 Agustus 1945 pukul 08.15 pagi. Bom itu meledak 2.000 kaki di atas Hiroshima dalam ledakan yang setara dengan 12-15.000 ton TNT, menghancurkan lima mil persegi kota.
Lalu, pada 9 Agustus 1945, Mayor Charles Sweeney menerbangkan pengebom B-29 lainnya, Bockscar, dari Tinian. Awan tebal di atas target utama, Kota Kokura, membawa Sweeney ke target sekunder, Nagasaki, tempat bom plutonium Fatman dijatuhkan pada pukul 11.02 pagi.
Bom tersebut memiliki berat hampir 10 ribu pound dan dibuat untuk menghasilkan ledakan 22 kiloton. Topografi Nagasaki, yang terletak di lembah-lembah sempit di antara gunung-gunung, mengurangi efek bom, membatasi kehancuran hingga 2,6 mil persegi.
Dampak Peristiwa Bom Hiroshima Dan Nagasaki
Dampak peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki bagi rakyat Jepang sangat luar biasa di antaranya,
1. Banyak korban berjatuhan
Bom atom Little Boy dijatuhkan di pusat kota Hiroshima. Perkiraan korban tewas mencapai 100 – 180 ribu orang dari 350 ribu orang populasi. Perkiraan korban jiwa dari bom atom Fat Man mencapai 50 – 100 ribu orang.
Pada hari terjadinya pengeboman, sekitar 263 ribu orang sedang berada di Nagasaki. Mereka adalah 240 ribu penduduk Jepang, 10 ribu Korea, 2500 pekerja Korea, 9000 orang tentara Jepang, 600 pekerja Cina, dan 400 orang tahanan perang sekutu di perkemahan yang terletak di utara Nagasaki.
2. Terjadi kebakaran dahsyat
Dalam waktu sekitar 30 detik setelah bom atom diledakkan di Hiroshima, muncul badai api yang menyebabkan semua orang pada jarak 300 kaki menguap seketika. Ledakan besar tersebut menyebabkan melelehnya bola mata, membuat kulit tubuh terlepas dan meledakkan perut orang – orang. Kejadian ini menambah jatuhnya korban jiwa sekitar 120 ribu orang.
Pusat kotanya dipadati bangunan beton berkerangka dan bangunan struktur ringan, sedangkan di luar kota padat oleh bengkel kecil berbahan kayu yang tersebar di antara rumah – rumah bergaya Jepang yang terbuat dari kayu dan tanah liat.
Bangunan industri pun banyak yang berkerangka kayu, sehingga sangat rentan terbakar. Di Nagasaki, banyak bangunan masih bergaya Jepang lama yang terbuat dari kayu. Material tersebut tidak akan mampu menahan ledakan, belum lagi Nagasaki tidak memiliki penataan kota yang layak, banyak pemukiman padat di seluruh lembah industri Nagasaki sehingga mengakibatkan jumlah korban tewas sangat banyak.
3. Hancurnya bangunan – bangunan
Dampak peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki di pusat kota tidak menyebabkan kerusakan bangunan yang berlebihan. Hanya sebanyak 22, 7 persen bangunan terpusat di lembah Urakami dan sebagian pusat kota Nagasaki.
Yang mendatangkan kehancuran besar adalah badai api yang muncul setelah pengeboman, menghancurkan sekitar 13 kilometer persegi wilayah kota. Sekitar 63 persen bangunan hancur karena pengeboman sementara 92 persen bangunan di kota mengalami kerusakan karena api.
4. Terjadinya radiasi
Masalah berikutnya yang menimbulkan dampak peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki yang besar adalah radiasi yang parah hingga menyebabkan kematian. Pada jarak 1 – 2 kilometer dari pusat pengeboman terjadi berbagai cedera serius hingga sedang.
Sementara pada radius 2 – 4 kilometer banyak terjadi cedera ringan. Radiasi menyebar karena bom diledakkan pada jarak 600 meter di atas tanah, bahkan efek radiasinya bisa diturunkan melalui genetika pada generasi berikutnya.
5. Timbulnya berbagai penyakit
Selama empat bulan pertama, ribuan orang terbunuh oleh bom atom sebagai dampak peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki. Dalam 30 tahun berikutnya, sebanyak 400 jiwa lainnya meninggal akibat penyakit kanker dan leukimia, juga cacat lahir dan kematian karena melahirkan.
Salah satu perjuangan seorang penderita radiasi nuklir dialami oleh Sadako yang berusia 2 tahun. Ia meninggal pada 25 Oktober 1955 setelah selama 8 bulan melawan penyakit yang disebabkan radiasi. Kematiannya mengilhami pendirian Monumen Perdamaian Anak.
6. Penyerahan tanpa syarat Jepang
Dalam waktu enam hari setelah peristiwa pengeboman, tepatnya pada 15 Agustus 1945, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Pengeboman tersebut turut menjadi salah satu alasan Jepang menyerah kepada sekutu. Kaisar Hirohito menyatakan kekhawatirannya apabila pengeboman terus berlanjut, maka bukan hanya bangsa Jepang saja yang akan musnah melainkan juga seluruh ras manusia.
Penandatanganan perjanjian dilakukan pada tanggal 2 September yang secara resmi menjadi momen penghentian Perang Pasifik dan Perang Dunia II.
Para Korban Selamat
Para penyintas yang selamat dari dampak peristiwa bom Hiroshima dan Nagasaki disebut Hibakusha, yang secara harfiah artinya adalah ‘Orang yang terdampak ledakan’. Pada tanggal 31 Maret 2015, sebanyak 183.519 Hibakusha mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Jepang.
Sebagian besar dari mereka menetap di Jepang, dan sebanyak 1 persen diakui menderita penyakit karena radiasi. Pada tugu peringatan yang didirikan di Hiroshima dan Nagasaki dituliskan daftar nama para Hibakusha yang meninggal setelah pengeboman.
Nama – nama tersebut terus bertambah setiap tahun pada tanggal peringatan peristiwa pengeboman. Pada bulan Agustus 2015, di monumen ini sudah tercantum lebih dari 460 ribu nama Hibakusha dengan rincian 297.684 nama di Hiroshima dan 168.767 nama di Nagasaki.
Hingga sekarang, hibakusha dan keturunannya kerap menjadi korban diskriminasi di Jepang karena banyak yang awam akan akibat dari radiasi tersebut. Sebagian besar percaya bahwa penyakit akibat radiasi bisa diturunkan dan menular, walaupun tidak tercatat adanya kenaikan jumlah kecacatan kelahiran atau malformasi kongenital pada anak – anak hibakusha.
Pengaruh Bom Hiroshima Nagasaki Terhadap Kemerdekaan Indonesia
Informasi tentang kekalahan Jepang tersebar, termasuk di Indonesia. Salah satu tokoh golongan muda, Sutan Sjahrir, mengetahui bahwa Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II. Sutan Sjahrir mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akibatnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan lebih cepat pada 17 Agustus 1945.
Dari berbagai sumber yang relevan
Post a Comment