Behaviorisme: Pengertian, Sejarah, Prinsip, Ciri, Jenis, Kegunaan, Kelebihan, dan Kekurangannya
Table of Contents
Pengertian Behaviorisme
Behaviorisme adalah aliran dalam psikologi dengan filosofi yang didasarkan pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku.
Aliran ini juga dikenal sebagai psikologi perilaku, perilaku dapat dipelajari secara sistematis dan dapat diamati terlepas dari keadaan mental internal. Teori perilaku juga mengatakan bahwa hanya perilaku yang dapat diamati yang harus dipelajari, karena kognisi, emosi, dan suasana hati terlalu subjektif.
Behaviorisme didasarkan pada gagasan bahwa semua perilaku diperoleh melalui pengondisian, dan pengondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Para penganut paham behavioris percaya bahwa tindakan kita dibentuk oleh rangsangan lingkungan.
Penganut behavioris yang ketat percaya bahwa siapa pun—apa pun latar belakang genetik, ciri kepribadian, dan pemikiran internalnya—dapat dilatih untuk melakukan tugas apa pun, dalam batas kemampuan fisiknya. Di mana hal tersebut, hanya membutuhkan pengondisian yang tepat.
Sejarah Behaviorisme
Aliran behaviorisme pertama kali dikemukakan oleh John Broadus Watson pada dasawarsa 1910-an. Watson mendasari pemikirannya mengenai behaviorisme dari pemikiran John Locke. Ia mengemukakan bahwa proses introspeksi merupakan satu-satunya cara dalam mempelajari kesadaran. Ia berpendapat bahwa introspeksi merupakan alat riset yang handal.
Watson menyatakan bahwa perilaku merupakan perhatian utama dalam psikologi. Watson juga menyatakan bahwa studi mengenai kesadaran hanya menjadi bagian dari filsafat dan bukan psikologi. Studi mengenai kesadaran menurutnya hanya mempersulit penelitian epistemologi untuk mempelajari perilaku manusia.
Dari sekitar tahun 1920 hingga pertengahan 1950an, behaviorisme menjadi aliran pemikiran dominan dalam psikologi. Ada yang berpendapat bahwa popularitas psikologi perilaku tumbuh dari keinginan untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu yang obyektif dan terukur.
Selama masa itu, para peneliti tertarik untuk menciptakan teori-teori yang dapat dideskripsikan dengan jelas dan diukur secara empiris, namun juga digunakan untuk memberikan kontribusi yang mungkin berdampak pada tatanan kehidupan manusia sehari-hari.
Prinsip Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme memiliki 7 prinsip utama di antaranya,
1. Stimulus dan Response
2. Reinforcement (penguatan)
3. Penguatan Positif dan Negatif
4. Penguatan Primer dan Sekunder
5. Kesegeraan memberi penguatan
6. Pembentukan perilaku
7. Kepunahan
Teori behaviorisme atau behavioristik sering disebut sebagai S-R psikologis adalah tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavior dengan stimulusnya.
Ciri Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme memiliki beberapa ciri-ciri rumpun di antaranya,
1. Mementingkan faktor lingkungan
2. Menekankan pada tingkah laku yang tampak dengan mempergunakan metode objektif
3. Bersifat mekanis
4. Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil
5. Mementingkan pembentukan reaksi atau respons
6. Menekankan pentingnya latihan
7. Mementingkan mekanisme belajar
Jenis Behaviorisme
Ada dua jenis utama behaviorisme yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku terbentuk di antaranya,
1. Behaviorisme Metodologis
Behaviorisme metodologis menyatakan bahwa perilaku yang dapat diamati harus dipelajari secara ilmiah dan bahwa kondisi mental dan proses kognitif tidak menambah pemahaman tentang perilaku. Behaviorisme metodologis sejalan dengan ideologi dan pendekatan Watson.
2. Behaviorisme Radikal
Behaviorisme radikal berakar pada teori bahwa perilaku dapat dipahami dengan melihat lingkungan masa lalu dan masa kini seseorang serta penguatan di dalamnya, sehingga mempengaruhi perilaku baik secara positif maupun negatif. Pendekatan perilaku ini diciptakan oleh psikolog BF Skinner.
3. Pengkondisian klasik
Pengkondisian klasik adalah teknik yang sering digunakan dalam pelatihan perilaku di mana stimulus netral dipasangkan dengan stimulus yang terjadi secara alami. Pada akhirnya, stimulus netral menimbulkan respons yang sama seperti stimulus yang terjadi secara alami, bahkan tanpa stimulus yang terjadi secara alami itu muncul dengan sendirinya.
Sepanjang tiga fase pengkondisian klasik yang berbeda, stimulus yang terkait dikenal sebagai stimulus terkondisi dan perilaku yang dipelajari dikenal sebagai respons terkondisi. Selama bagian pertama dari proses pengkondisian klasik, yang dikenal sebagai akuisisi , suatu respons dibangun dan diperkuat.
Faktor-faktor seperti menonjolnya rangsangan dan waktu presentasi dapat memainkan peran penting dalam seberapa cepat suatu asosiasi terbentuk. Ketika suatu asosiasi menghilang, hal ini dikenal sebagai kepunahan . Hal ini menyebabkan perilaku tersebut melemah secara bertahap atau hilang.
Faktor-faktor seperti kekuatan respon awal dapat berperan dalam seberapa cepat kepunahan terjadi. Semakin lama suatu respons dikondisikan, misalnya, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan hingga respons tersebut punah.
4. Belajar Melalui Asosiasi
Proses pengkondisian klasik bekerja dengan mengembangkan hubungan antara stimulus lingkungan dan stimulus yang terjadi secara alami.
Dalam eksperimen klasik ahli fisiologi Ivan Pavlov, anjing mengasosiasikan penyajian makanan (sesuatu yang secara alami dan otomatis memicu respons air liur) mula-mula dengan bunyi bel, kemudian dengan pemandangan jas putih asisten laboratorium. Akhirnya, jas lab saja menimbulkan respons air liur dari anjing-anjing tersebut.
Kegunaan Behaviorisme
Perspektif behavioris memiliki beberapa kegunaan berbeda, termasuk beberapa yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan mental.
1. Pendidikan
Behaviorisme dapat digunakan untuk membantu siswa belajar, misalnya dengan mempengaruhi desain pembelajaran. Misalnya, beberapa guru menggunakan dorongan yang konsisten untuk membantu siswa belajar (pengkondisian operan) sementara yang lain lebih fokus pada menciptakan lingkungan yang menstimulasi untuk meningkatkan keterlibatan (pengondisian klasik).
2. Riset
Salah satu kekuatan terbesar psikologi perilaku adalah kemampuan mengamati dan mengukur perilaku dengan jelas. Karena behaviorisme didasarkan pada perilaku yang dapat diamati, seringkali lebih mudah untuk mengukur dan mengumpulkan data saat melakukan penelitian.
3. Kesehatan mental
Terapi perilaku lahir dari behaviorisme dan awalnya digunakan dalam pengobatan autisme dan skizofrenia. Jenis terapi ini melibatkan membantu orang mengubah pikiran dan perilaku bermasalah, sehingga meningkatkan kesehatan mental.
Teknik terapeutik yang efektif seperti intervensi perilaku intensif, analisis perilaku, ekonomi token, dan pelatihan percobaan terpisah semuanya berakar pada behaviorisme. Pendekatan-pendekatan ini seringkali sangat berguna dalam mengubah perilaku maladaptif atau berbahaya baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Kelemahan dan Kelebihan Teori Behaviorisme
Kelebihan Teori Behaviorisme
1. Teori behaviorisme cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa lantaran suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk penghargaan langsung seperti pujian.
2. Pembiasan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
Kelemahan Teori Behaviorisme
1. Pembelajaran siswa berpusat pada guru, bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
2. Murid mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar sebagai cara yang efektif.
3. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara mendisiplinkan siswa baik hukum verbal maupun fisik justru berakibat buruk pada siswa.
Dari berbagai sumber yang relevan
Post a Comment