George Ritzer: Biografi, Karya, dan Teori Globalisasi of Nothing

Table of Contents

Biografi George Ritzer

Biografi George Ritzer

George Ritzer lahir 14 Oktober 1940 dari sebuah keluarga Yahudi di Manhattan, Kota New York. Ritzer adalah teoretisi sosiologi yang banyak berkarya dalam bidang metateoretis. Ritzer mempelajari globalisasi, metatheory, pola konsumsi, dan teori sosial modern/postmodern.

Setelah cukup lama dalam karya-karyanya dalam menjelaskan sifat teori sosiologi, pada awal 1990-an Ritzer mulai mengalami kejenuhan. Kemudian beliau berusaha menerapkan berbagai teori yang telah dipelajari pada aspek-aspek konkret dunia.

Ritzer telah menulis banyak buku sosiologi umum, termasuk Pengantar Sosiologi (2012) dan Essentials to Sociology (2014), dan buku teks teori sosial modern/postmodern. Banyak karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa, dengan lebih dari selusin terjemahan The McDonaldization of Society saja.

Ritzer saat ini adalah Profesor Emeritus Terhormat di Universitas Maryland, College Park. Sebagai seorang yang tidak memiliki gelar di bidang sosiologi, maupun latar belakang formal di bidang sosiologi, beliau telah mengajar di jurusan sosiologi di berbagai negara selama lebih dari tiga puluh tahun.

Karya George Ritzer

Beberapa karya tulisannya, antara lain:
1. Sosiology: A Multiple Paradigm Science (1975a), berisikan berbagai paradigma sosiologi yang terpisah dan tidak jarang saling berbenturan, tetapi juga memberikan argumen bagi keterkaitan, loncatan, perhubungan, dan pengintegrasian paradigma.
2. Toward an Integratd Sociological Paradigm (1981a), pemahaman tentang sebuah paradigma yang terintegrasi.
3. Micro-Macro Linkage in Sociology Theory: Applying a Methateoretical Tool (1990a), integrasi makro-mikro.
4. Agency-Structure, Micro-Macro, Individualizm-Holism-Relationism: A Methateorical Explanation of Theorical Convergance between the United State and Europe (Ritzer dan Gindoff, 1994), struktur agensi.
5. (1990b), isu yang lebih luas tentang sintesis teoretis.
6. Metatheorizing in Sosiology (1991b), menyelesaikan konflik yang tidak perlu di dalam teori sosiologi.
7. Metatheorizing (1992a), menawarkan argumen atas perlunya kajian teori sosiologi secara sistematis.

Teori Globalisasi of Nothing George Ritzer

Dalam tulisan Ritzer yang berjudul The Globalization of Nothing (2004), maupun Modern Sociological Theory atau Teori Sosiologi Modern (2004:595-597) George Ritzer dan Douglas J. Goodman, mengemukakan bahwa:
a. Pengertian nothing oleh Ritzer secara umum adalah bentuk yang dibayangkan dan dikontrol secara sentral yang sebagian besar adalah kosong dari isi yang berbeda (distingtive). Jadi, nothing berarti bukan sesuatu, yakni sesuatu bukan akibat dari sesuatu yang lain maka globalisasi pada hakikatnya menyebarkan nothing ke seluruh pelosok dunia.

b. Namun sebaliknya, sesuatu (something) dipahami sebagai bentuk yang dibayangkan dan dikontrol secara indigenous yang umumnya kaya dalam isi yang berbeda. Dengan demikian, lebih mudah untuk mengekspor bentuk-bentuk kosong ke seluruh dunia daripada mengekspor bentuk-bentuk yang penuh dengan isi yang berbeda.

Karena bentuk-bentuk yang kosong lebih kecil, kemungkinan berkonflik dengan isi-isi lokal. Selain itu, bentuk-bentuk yang kosong karena minimalis, mereka mudah bereplikasi terus-menerus dan lebih menguntungkan karena reproduksinya relatif murah. Dalam hal ini, misalnya yang mudah kita kenal adalah mall perbelanjaan, merupakan struktur yang sebagian besar kosong dan mudah bereplikasi ke seluruh dunia serta dapat diisi dengan barang yang spesifik atau diisi something.

c. Secara keseluruhan, ada empat tipe nothing yang sebagian ataupun semuanya kosong dari isi yang distingtif, namun sedang mengglobal, yaitu,
1) Nonplaces atau setting yang sebagian besar kosong dari isi, misalnya mall seperti yang telah disebutkan di atas
2) Nonthings, seperti kartu kredit, di mana tidak banyak berbeda dengan yang lain
3) Nonpeople, atau jenis karyawan yang diasosiasikan, misalnya telemarketer yang berinteraksi dengan konsumen dengan mengandalkan scripts
4) Nonservis, misalnya yang disediakan oleh ATM di mana pelayanan yang disediakan sama, konsumen mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan layanannya, hal itu berbeda dengan karyawan teller bank

d. Dalam membedakan nothing dengan something, nonplaces dengan places, nonpeople dengan people, nonservices dengan services, terdapat lima hal yang dapat dilakukan. Kutub sebelah kiri dari perbedaan ini adalah ujung dari kontinum sesuatu (something), sedangkan yang kanan adalah ujung bukan sesuatu (nothing).
1) Unique Generic. Jadi, hal-hal yang unik dapat dikatakan something. Misalnya, apa yang dinamakan kedai dan kafe lokal. Hal-hal yang berhubungan dengan makanan dan pelanggannya berada pada ujung unik. Sedangkan gerai rantai fast-food jelas merupakan contoh yang bersifat generik.

2) Local-Ties-Lack of Local Ties. Jika sesuatu itu memiliki keterikatan dengan komunitas lokal cenderung diasosiasikan dengan something, sedangkan kurangnya ikatan semacam itu diasosiasikan dengan nothing.

3) Temporally Specific-Timeless. Segala sesuatu yang terikat dengan ruang, hal-hal yang terikat dengan periode waktu tertentu cenderung menjadi something, sedangkan yang terikat dengan waktu tertentu cenderung menjadi nothing.

4) Humanized-Dehumanized. Beberapa aktivitas yang banyak memuat interaksi antarmanusia cenderung menjadi something, sedangkan yang kurang interaksi dengan manusia itu cenderung nothing, seperti konsep dehumanisasi.

5) Enchanted-Disenchanted. Rentangan ini cenderung mengumpulkan semua yang sudah ada. Yang merupakan something cenderung memiliki kualitas dan daya magis yang memikat, sedangkan yang nothing lebih memungkinkan bersifat tidak begitu memikat. Dengan demikian, makanan yang dibuat sendiri oleh ahlinya, memungkinkan akan lebih diminati dan menarik daripada makanan yang dapat dimasak dalam microwave untuk makan malam.

Sumber.
Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial; Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara. Jakarta.

Dan berbagai sumber lain yang relevan

Download

Lihat Juga:

1. Paradigma dalam Sosiologi
2. Paradigma Sosiologi. Terpadu
3. Teori-Teori Konsumsi
4. Konvergensi Kultural
5. Teori-Teori Globalisasi
6. Diferensialisme Kultural
7. Hibridisasi Kultur

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment