Charles Horton Cooley: Biografi dan Pemikirannya
Table of Contents
Biografi Charles Horton Cooley
Charles Horton Cooley lahir di Ann Arbor, Michigan, Amerika pada 17 Agustus 1864 dan meninggal 8 Mei 1929 pada umur 64 tahun. Charles Horton Cooley adalah seorang sosiolog yang berasal dari Amerika Serikat. Cooley dalam mengemukakan teorinya terpengaruh oleh aliran romantik yang mengidamkan kehidupan bersama, rukun, dan damai.Cooley adalah anggota pendiri American Sociological Association pada tahun 1905 dan menjadi presiden kedelapan pada tahun 1918. Dia mungkin paling dikenal karena konsepnya tentang self-looking-glass self, yaitu konsep bahwa diri seseorang tumbuh dari interaksi antarpribadi masyarakat dan persepsi orang lain.
Charles Horton Cooley mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbal balik dan hubungan yang tidak terpisahkan antara individu dengan masyarakat. Pada waktu manusia berada di bawah dominasi kelompok utama yaitu keluarga, kelompok sepermainan, dan rukun tetangga, manusia akan saling kenal antara warga-warganya serta kerja sama pribadi yang erat.
Kerja sama yang bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu dalam satu kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompoknya. Kesehatan Cooley mulai memburuk pada tahun 1928. Ia didiagnosis menderita kanker yang tidak diketahui identitasnya pada bulan Maret 1929 dan meninggal dua bulan kemudian.
Pemikiran Charles Horton Cooley
Hubungan Cooley dengan aliran Chicago menarik karena dia menghabiskan kariernya di Universitas Michigan. Akan tetapi, perspektif teoritis Cooley sejalan dengan teori interaksionisme simbolik yang menjadi produk paling penting aliran Chicago (Jacob, 2006; Sandstorm dan Kleinman, 2005; Schubert, 2005, 2007).Cooley menerima gelar Ph.D.-nya dari Universitas Michigan pada 1894. Dia telah mengembangkan perhatian yang kuat pada sosiologi, tetapi pada waktu itu tidak ada jurusan sosiologi di Michigan. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan untuk pemeriksaan Ph.D.-nya datang dari Universitas Colombia, tempat sosiologi telah diajarkan sejak 1889 di bawah kepemimpinan Franklik Giddings. Cooley memulai kariernya mengajar di Michigan pada 1892 sebelum merampungkan studi doktoralnya.
Meskipun Cooley berteori tentang fenomena berskala besar seperti kelas-kelas sosial, struktur-struktur sosial, dan lembaga-lembaga sosial, dia dikenang di masa kini terutama karena wawasan-wawasannya tentang aspek-aspek psikologis-sosial kehidupan sosial (Schubert, 2005, 2007). Karyanya di wilayah itu sejalan dengan karya George Herbert Mead, meskipun Mead mempunyai efek yang lebih mendalam dan lebih langgeng pada sosiologi daripada Cooley.
Cooley mempunyai perhatian pada kesadaran, tetapi dia menolak (seperti dilakukan Mead) memisahkan kesadaran dari konteks sosial. Hal itu dicontohkan paling baik oleh suatu konsepnya yang lestari sampai sekarang—diri yang melihat cermin. Dengan konsep itu, Cooley mengerti bahwa orang mempunyai kesadaran dan bahwa kesadaran itu dibentuk di dalam interaksi sosial yang berkelanjutan.
Konsep dasar kedua yang menggambarkan minat-minat psikologis-sosial Cooley, dan juga perhatian dan arti pentingnya yang berkelanjutan, ialah mengenai kelompok primer. Kelompok-kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang akrab, berhadap-hadapan yang memainkan suatu peran yang menghubungkan aktor dengan masyarakat yang lebih besar.
Yang sangat penting secara khusus adalah kelompok-kelompok primer orang muda—terutama keluarga dan kelompok teman sebaya. Di dalam kelompok-kelompok itu, individu bertumbuh ke dalam suatu sifat sosial. Pada dasarnya diri yang melihat cermin muncul di dalam kelompok primer dan anak yang berpusat pada ego belajar memperhitungkan orang lain dan, oleh karena itu menjadi anggota masyarakat yang memberikan kontribusi.
Baik Cooley (Winterer, 1994) maupun Mead menolak pandangan behavioristik atas manusia, pandangan bahwa orang secara buta dan tidak sadar memberi respons pada rangsangan luar. Mereka percaya bahwa orang mempunyai kesadaran, suatu diri, dan tanggung jawab sosiologlah mempelajari aspek realitas sosial tersebut.
Cooley mendesak para sosiolog agar mencoba menempatkan diri di tempat para aktor yang sedang mereka pelajari, menggunakan metode introspeksi simpatik, untuk menganalisis kesadaran. Dengan menganalisis apa yang dapat mereka lakukan sebagai para aktor di dalam berbagai keadaan, para sosiolog dapat memahami makna dan motif yang melandasi perilaku sosial.
Metode introspeksi simpatik bagi banyak orang tampak sangat tidak ilmiah. Di antaranya, di wilayah itu, karya Mead menggambarkan suatu kemajuan yang melebihi karya Cooley. Namun demikian, ada banyak persamaan di bidang minat kedua orang itu, juga tidak kalah pentingnya adalah pandangan mereka yang sama bahwa sosiologi harus berfokus pada fenomena psikologis-sosial seperti kesadaran, tindakan, dan interaksi.
Sumber.
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Dan sumber lain yang relevan
Lihat Juga:
1. Kelompok Primer (Primay Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)
2. Teori-Teori Sosiologi Sesudah Comte: Mazhab Psikologi
3. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
Post a Comment