Disorganisasi Sosial: Pengertian, Penyebab, Ciri, Jenis, Dampak, dan Contohnya
Pengertian Disorganisasi Sosial
Disorganisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan tanpa aturan (kacau, cerai-berai, dan sebagainya) karena adanya perubahan pada lembaga sosial tertentu. Disorganisasi sosial merupakan salah satu permasalahan sosial yang ditandai dengan proses pudarnya nilai dan norma dalam masyarakat karena adanya perubahan sosial. Kondisi ini mengarah pada kekacauan kehidupan masyarakat, menimbulkan keadaan yang tidak harmonis serta dapat mengancam integritas nasional.
Baca Juga: Pengertian Integrasi Sosial, Landasan, Syarat, Faktor, Bentuk, dan Manfaatnya
Disorganisasi Sosial Menurut Para Ahli
1. Paisol Burlian, disorganisasi sosial dapat timbul dari masyarakat ataupun individu. Dampak disorganisasi sosial adalah runtuhnya fungsi pengontrol dari lembaga atau institusi sosial.
2. Idianto Muin, disorganisasi adalah kondisi yang menunjukkan adanya ketidakserasian yang cenderung mengarah pada kondisi yang menumbuhkan kekacauan atau perpecahan pada setiap bentuk bagian-bagian dari kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Elliot dan Merril, disorganisasi adalah proses peralihan dari pola perilaku ataupun kebudayaan lama yang sudah ditinggalkan, sementara pola perilaku ataupun kepercayaan yang baru belum terbentuk, yang kemudian mengakibatkan adanya ketegangan pada interaksi antar kelompok.
4. Soerjono Soekanto, disorganisasi adalah proses memudarnya atau menurunnya nilai- nilai dan norma- norma dalam tatanan struktur masyarakat karena adanya perubahan di dalam kehidupan.
Baca Juga: Pengertian Struktur Sosial, Unsur, Fungsi, Proses, dan Jenisnya
Penyebab Disorganisasi Sosial
Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat dikarenakan beberapa faktor penyebab di antaranya,
1. Sosial budaya
Faktor sosial dalam makna budaya meliputi, contoh nyatanya yaitu adanya ikatan primodialisme yang didasarkan pada kepentingan solidaritas etnis, ras, golongan, kelas dan budaya tertentu.
Primodialisme yaitu perasaan ikatan yang sama dalam suatu kepentingan kelompok, yang ingin mengunggulkan kelompok mereka secara berlebihan, serta memandang kelompok mereka paling unggul, sehingga dapat mengarah pada perpecahan.
2. Politik
Faktor politik dalam hal ini dapat dilihat dari melemahnya hubungan yang terjalin antara kelompok, yang awalnya rukun dan damai bisa saja berubah menjadi konflik apabila disisipkan unsur politik di dalamnya.
Misalnya adanya pandangan politik yang berbeda cenderung berujung pada konflik atau pertikaian, misal dalam pemilihan umum (pemilu) baik di tingkat nasional maupun daerah, adanya perbedaan pilihan dalam pemilu cenderung memunculkan kekacauan akibat konflik di masyarakat.
3. Ekonomi
Faktor ekonomi terlihat dari munculnya kesenjangan kelas serta status sosial dalam aspek ekonomi, yang kemudian dapat menyebabkan perpecahan yang mengarah pada disorganisasi, yang berupa ketidakharmonisan, terjadinya kekacauan atau keadaan yang tercerai berai.
Sehingga adanya faktor-faktor tersebut adanya disorganisasi dapat terjadi jikalau dalam faktor sosial yang menyangkut hubungan sosial dalam masyarakat, melainkan didukung faktor lainnya seperti faktor ekonomi serta faktor politik yang berkembang.
Ciri Disorganisasi Sosial
Dalam buku Patologi Sosial oleh Paisol Burlian, masyarakat yang mengalami disorganisasi sosial memiliki beberapa ciri di antaranya,
1. Adanya perubahan-perubahan yang serba cepat ke arah negatif.
2. Ketidakstabilan pada beberapa bidang ekonomi, pendidikan, hukum, dan lainnya.
3. Tidak ada kesinambungan pengalaman yang baik dari satu kelompok dengan kelompok lainnya.
4. Tidak ada keakraban atau intimitas organik dalam relasi sosial.
5. Kurang atau tidak adanya adaptasi di antara para anggota masyarakat, baik dari adat istiadat maupun karakter masyarakat.
6. Kontak sosial yang atomistis dan relasinya yang terpecah-pecah.
Jenis Disorganisasi Sosial
Berikut berbagai jenis disorganisasi sosial yang dapat terjadi di masyarakat di antaranya,
1. Normlessness
Normlessness merupakan keadaan yang menggambarkan tidak adanya norma sebagai acuan dalam bertindak. Pasalnya, norma yang lama dipandang tidak relevan dengan kehidupan sedangkan belum ada norma yang baru.
2. Culture Conflict
Jenis disorganisasi sosial berikutnya adalah culture conflict di mana adanya norma sebagai acuan namun kenyataannya saling bertentangan. Keadaan tersebut menjadi dampak perubahan yang menyangkut struktur maupun sistem sosial yang berubah.
3. Breakdown
Kondisi breakdown adalah kondisi adanya pelanggaran yang dianggap sebagai hal biasa di masyarakat. Bahkan, dalam sebuah kondisi, apabila ada masyarakat yang taat justru dianggap menjadi penghambat.
Dampak Disorganisasi
Akibat yang menjadi dampak negatif adanya disorganisasi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari di antaranya,
1. Adanya Ketidakaturan dalam Tatanan Kehidupan
Adanya tindakan yang menunjukkan ketidaknyamanan fisik terjadi karena disorganisasi dalam rumah atau ruang kerja. Kondisi ini tentu saja dapat menciptakan adanya barang-barang yang berserakan, tumpukan kertas, atau ruang yang tidak teratur dapat mengganggu pergerakan dan menciptakan risiko kecelakaan sebagai akibat tidak adanya kekompakan dalam bentuk kelompok sosial.
2. Efektivitas yang Berkurang
Dalam konteks organisasi sosial yang sudah berkembang maka dapatlah dikatakan jikalau disorganisasi dapat menghambat pencapaian tujuan dan keberhasilan proyek. Hal ini terjadi karena adanya ketidakjelasan peran, kurangnya koordinasi, dan kurangnya struktur dapat mengganggu keefektifan tim kerja.
Contoh Disorganisasi
Disorganisasi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dapat dilihat dari beberapa contoh di antaranya,
1. Masyarakat Indonesia
Disorganisasi cenderung pada suatu kondisi masyarakat yang identik dengan kekacauan, keadaan yang tercerai berai atau terpecah. Fenomena ini sering dijumpai pada berbagai kejadian atau tindakan masyarakat dalam kehidupan sehari- hari pada banyak aspek kehidupan. Contoh disorganisasi adalah kondisi masyarakat pada masa pra pemilu presiden dan wakil presiden 2019.
Fenomena ini memberikan dampak yang sangat kompleks bagi kehidupan individu ataupun hubungan antar individu. Dampak yang timbul adalah timbulnya pertentangan- pertentangan. Kemudian dampak yang tampak jelas adalah meningkatnya tingkat stres pada seseorang seiring dengan suhu politik yang juga semakin meningkat.
Melihat gejala serta fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini, Politik mempunyai dampak yang besar terhadap psikologi masyarakat serta juga dapat mengakibatkan gangguan fisik yang membahayakan.
2. Pendidikan
Disorganisasi juga terjadi dalam sistem pendidikan yang biasanya terjadi karena kurikulum yang tidak terstruktur, kurangnya pengorganisasian materi pembelajaran, atau ketidakjelasan dalam tugas dan tuntutan akademik. Sehingga lulusan yang diinginkan tidak tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Sumber
https://www.sosiologi79.com
https://dosensosiologi.com/disorganisasi/
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/disorganisasi-sosial-pengertian-jenis-dan-dampaknya-21gaYbUvVJb
Lihat Juga:
Fase F (Kelas XI):
Materi Sosiologi Kelas XI (Fase F) CP 1:
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 1: Kelompok Sosial (Kurikulum Merdeka)
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 2: Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial (Kurikulum Merdeka)
Materi Sosiologi Kelas XI (Fase F) CP 2:
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 3: Konflik Sosial (Kurikulum Merdeka)
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 4: Membangun Harmoni Sosial (Kurikulum Merdeka)
Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.1 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5.2 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab. 5 Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kurikulum 2013)
4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 2. Konflik dan Integrasi Sosial (KTSP)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Konflik Sosial dan Integrasi Sosial
6. Materi Ringkas Konflik Sosial dan Integrasi Sosial
Post a Comment