Mengenal Produk Domestik Bruto (PDB)
Pengertian
Produk Domestik Bruto (PDB) atau dalam bahasa Inggris Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Sederhananya PDB adalah total nilai produksi dan jasa yang dihasilkan semua orang atau perusahaan dalam satu negara, termasuk nilai tambah, dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun. PDB merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan untuk menghitung pendapatan nasional. Selain itu, PDB per kapita juga sering digunakan dalam mengukur kekayaan per penduduk di suatu negara pada periode tertentu.
Baca Juga: Pengertian Pendapatan Nasional, Sejarah, Manfaat, Faktor, Konsep, dan Cara Penghitungannya
Dengan PDB, ekonomi suatu negara bisa tergambar dari produktivitas penduduknya. Namun demikian, PDB yang tinggi belum tentu seluruh penduduk negara tersebut memiliki tingkat ekonomi yang tinggi. PDB adalah dasar dari perhitungan pertumbuhan ekonomi. Saat PDB mengalami kenaikan, maka artinya negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Begitu pun sebaliknya.
Sejarah PDB
Awal mula pembuatan PDB adalah sebagai respons atas terjadinya depresi besar yang dialami oleh perekonomian Amerika Serikat ketika itu. Setelah dilakukan berbagai macam penelitian oleh para ahli ekonomi, pada akhirnya lembaga riset ekonomi Amerika Serikat menciptakan langkah baru untuk mengukur tingkat perekonomian sebuah negara.
Baca Juga: The Great Depression 1929: Pengertian, Penyebab, Sejarah, dan Usaha untuk Mengatasinya
Cara yang diusulkan oleh lembaga ahli tersebut adalah Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Akan tetapi, sesudah dilaksanakannya konferensi Bretton Woods pada tahun 1944, sistem yang diusulkan untuk mengukur perekonomian global justru merupakan PDB.
Meskipun AS ketika itu mengusulkan yang menjadi tolok ukur perekonomian internasional adalah PDB, namun AS sendiri justru lebih berminat untuk menggunakan cara PNB, sampai akhirnya istilah itu diganti menjadi PDB pada tahun 1991.
Komponen PDB
Terdapat beberapa komponen yang menyusun PDB. Komponen PDB adalah dibagi menjadi 4 di antaranya,
1. Konsumsi privat
Komponen ini menghitung konsumsi dari individu atau rumah tangga untuk sejumlah jenis barang, di antaranya:
a. Durable Goods yaitu barang tahan lama atau tidak mudah rusak yang biasanya memiliki umur relatif panjang atau lebih dari 3 tahun. Contohnya motor, mobil, alat elektronik dan lain-lain namun tak termasuk pembelian rumah baru.
b. Non-Durable Goods yaitu barang yang seketika dikonsumsi dan habis manfaatnya. Misalnya, makanan, minuman, obat dan lain sebagainya.
c. Service yaitu konsumsi yang jasanya dimanfaatkan. Contohnya, jasa dokter, jasa pelayanan publik, dan sebagainya.
2. Investasi
Lalu, komponen kedua dari PDB adalah investasi yang menghitung suatu pengeluaran untuk barang modal. Misalnya pembelian rumah, pembangunan pabrik baru, program baru, dan beberapa jenis investasi lainnya.
3. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah atau government spending adalah komponen yang menghitung seluruh pengeluaran pemerintah. Contohnya membayar gaji PNS atau ASN, membeli alutsista militer, membangun infrastruktur dan lain-lain.
4. Ekspor bersih
Kemudian, komponen terakhir penyusun PDB adalah ekspor bersih yang menghitung selisih antara total ekspor yang didapat lalu dikurangi dengan total impor.
Jenis Produk Domestik Bruto
PDB dapat dilaporkan dalam beberapa cara, yang masing-masing memberikan informasi yang sedikit berbeda.
1. PDB nominal
PDB nominal adalah penilaian produksi ekonomi suatu perekonomian yang memasukkan harga berlaku dalam perhitungannya. Dengan kata lain, hal ini tidak menghilangkan inflasi atau laju kenaikan harga, yang dapat meningkatkan angka pertumbuhan.
Semua barang dan jasa yang dihitung dalam PDB nominal dinilai berdasarkan harga jual barang dan jasa tersebut pada tahun tersebut. PDB nominal dievaluasi dalam mata uang lokal atau dolar AS berdasarkan nilai tukar pasar mata uang untuk membandingkan PDB suatu negara dalam istilah finansial semata.
PDB nominal digunakan ketika membandingkan output berbagai kuartal dalam tahun yang sama. Ketika membandingkan PDB dua tahun atau lebih, digunakan PDB riil. Hal ini karena, pada dasarnya, hilangnya pengaruh inflasi memungkinkan perbandingan tahun-tahun yang berbeda hanya berfokus pada volume.
2. PDB riil
PDB riil adalah ukuran yang disesuaikan dengan inflasi yang mencerminkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian pada tahun tertentu, dengan harga yang dijaga konstan dari tahun ke tahun untuk memisahkan dampak inflasi atau deflasi dari tren output dari waktu ke waktu. Karena PDB didasarkan pada nilai moneter barang dan jasa, maka PDB dapat dipengaruhi oleh inflasi.
Kenaikan harga cenderung meningkatkan PDB suatu negara, namun hal ini tidak serta merta mencerminkan perubahan kuantitas atau kualitas barang dan jasa yang diproduksi. Jadi, dengan hanya melihat PDB nominal suatu perekonomian, sulit untuk mengetahui apakah angka tersebut meningkat karena ekspansi nyata dalam produksi atau hanya karena kenaikan harga.
Para ekonom menggunakan proses yang menyesuaikan inflasi untuk mendapatkan PDB riil suatu perekonomian. Dengan menyesuaikan output pada tahun tertentu dengan tingkat harga yang berlaku pada tahun referensi, yang disebut tahun dasar, para ekonom dapat menyesuaikan dampak inflasi. Dengan cara ini, PDB suatu negara dapat dibandingkan dari satu tahun ke tahun lainnya dan melihat apakah ada pertumbuhan nyata.
PDB riil dihitung menggunakan deflator harga PDB , yaitu selisih harga antara tahun berjalan dan tahun dasar. Misalnya, jika harga naik sebesar 5% sejak tahun dasar, maka deflatornya adalah 1,05. PDB nominal dibagi dengan deflator ini, sehingga menghasilkan PDB riil. PDB nominal biasanya lebih tinggi daripada PDB riil karena inflasi biasanya berupa angka positif.
PDB riil memperhitungkan perubahan nilai pasar dan dengan demikian mempersempit perbedaan antara angka output dari tahun ke tahun. Jika terdapat perbedaan yang besar antara PDB riil dan PDB nominal suatu negara, hal ini dapat menjadi indikator adanya inflasi atau deflasi yang signifikan dalam perekonomian negara tersebut.
3. PDB Per Kapita
PDB per kapita adalah ukuran PDB per orang dalam populasi suatu negara. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya output atau pendapatan per orang dalam suatu perekonomian dapat menunjukkan produktivitas rata-rata atau standar hidup rata-rata. PDB per kapita dapat dinyatakan dalam nominal, riil (disesuaikan dengan inflasi), atau paritas daya beli (PPP).
Pada interpretasi dasar, PDB per kapita menunjukkan seberapa besar nilai produksi ekonomi yang dapat diatribusikan kepada setiap warga negara. Hal ini juga berarti ukuran kekayaan nasional secara keseluruhan karena nilai pasar PDB per orang juga dapat digunakan sebagai ukuran kemakmuran.
PDB per kapita sering kali dianalisis bersamaan dengan ukuran PDB yang lebih tradisional. Para ekonom menggunakan metrik ini untuk mengetahui produktivitas domestik negara mereka dan produktivitas negara lain. PDB per kapita mempertimbangkan PDB suatu negara dan jumlah penduduknya. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana setiap faktor berkontribusi terhadap hasil keseluruhan dan mempengaruhi pertumbuhan PDB per kapita.
Misalnya, jika PDB per kapita suatu negara tumbuh dengan tingkat populasi yang stabil, hal ini mungkin disebabkan oleh kemajuan teknologi yang menghasilkan produksi lebih banyak pada tingkat populasi yang sama . Beberapa negara mungkin memiliki PDB per kapita yang tinggi namun jumlah penduduknya kecil, yang berarti negara tersebut telah membangun perekonomian mandiri berdasarkan sumber daya khusus yang berlimpah.
Cara Menghitung
Dari buku Dasar-Dasar Ekonomi yang disusun Agus Setiono, dkk, PDB bisa dihitung dengan tiga pendekatan utama:
1. Pendekatan Pengeluaran
PDB dihitung dengan menjumlahkan total pengeluaran barang dan jasa ekonomi. Termasuk konsumsi rumah tangga (pengeluaran pribadi), investasi oleh bisnis, pengeluaran pemerintah dalam barang dan jasa, dan ekspor bersih. Adapun rumus menghitung PDB dengan pendekatan pengeluaran:
PDB = C + I + G + (X - M)
Keterangan:
C = Konsumsi pribadi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Ekspor
M = Impor.
2. Pendekatan Pendapatan
PDB dihitung dengan menjumlahkan semua pendapatan yang dihasilkan dari produksi barang dan jasa dalam ekonomi. Komponen utama dalam pendekatan pendapatan yang dijumlahkan adalah pendapatan karyawan, pengusaha, sewa, bunga, keuntungan, dan pajak yang dikurangi subsidi. Rumus menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan:
PDB = Kar + Peng + Se + Bu + Ke + Pa
Keterangan:
Kar = Pendapatan karyawan
Peng = Pendapatan pengusaha
Se = Pendapatan sewa
Bu = Pendapatan bunga
Ke = Pendapatan keuntungan
Pa = Pendapatan pajak yang dikurangi subsidi.
3. Pendekatan Produksi
PDB dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah pada setiap tahap produksi ekonomi. Dengan menjumlahkan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi di berbagai sektor utama ekonomi, yaitu sektor pertanian, industri, dan jasa. Rumus menghitung PDB dengan pendekatan produksi:
PDB = Nilai tambah sektor 1 + Nilai tambah sektor 2 + ... + Nilai tambah sektor n
Manfaat
Dari buku Pengantar Ekonomi Makro oleh Gilad James, PDB digunakan untuk menilai aktivitas ekonomi dan kesejahteraan suatu negara. Karena dengan PDB inilah kesehatan ekonomi sebuah negara dapat diidentifikasi.
Angka PDB diperlukan bagi pemerintah lantaran dengan begitu mereka dapat merancang kebijakan ekonomi dan mengevaluasinya. PDB juga berguna bagi investor untuk memeriksa potensi ekonomi suatu negara dan pasar sahamnya.
Selain itu, PDB digunakan pula untuk membandingkan kinerja ekonomi di antara sejumlah negara. Contoh, dengan membandingkan PDB per kapita antara dua negara dapat diketahui negara mana yang memproduksi lebih banyak barang dan jasa per orang.
Dengan membandingkan tingkat pertumbuhan PDB dapat dilihat pertumbuhan ekonomi di banyak negara. PDB dikenal juga sebagai Gross Domestic Product (GDP). Manfaat PDB secara umum di antaranya,
1. Untuk membandingkan kinerja ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu
2. Dapat mengetahui kondisi ekonomi suatu negara
3. Sebagai rujukan untuk merancang kebijakan ekonomi
4. Bisa mengukur potensi ekonomi suatu negara dan pasar sahamnya
5. Untuk membandingkan keadaan ekonomi antarnegara
6. Dapat mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto
https://www-investopedia-com.translate.goog/terms/g/gdp.asp?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6877499/mengenal-pdb-atau-produk-domestik-bruto-ini-arti-dan-rumus-menghitungnya
https://www.ocbc.id/id/article/2022/03/21/pdb-adalah
Post a Comment