Kesetaraan Gender (Gender Equality): Pengertian, Ciri, Bentuk, Tujuan, Manfaat, Dampak, dan Contohnya

Table of Contents

Pengertian Kesetaraan Gender atau Gender Equality

Pengertian Kesetaraan Gender (Gender Equality)

Kesetaraan gender adalah istilah yang merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban. Hal ini mencakup pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati.

Isu tentang kesetaraan gender merupakan salah satu tujuan dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh PBB yang berusaha untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum, seperti dalam aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang setara dan upah yang sama.

Baca Juga: Pengertian Kesetaraan Sosial, Konsep Dasar, Prinsip, dan Kategorinya
 
Adapun tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap orang memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik, di tempat kerja, atau bidang yang terkait dengan kebijakan tertentu.

Dalam praktiknya, diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Ini adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dewasa ini. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah.

Tidak ada satu wilayah pun di negara dunia ketiga di mana perempuan telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan ekonomi. Kesenjangan gender dalam kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik terjadi di mana-mana.

Kesetaraan Gender dari Beberapa Referensi
1. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 13 Tahun 2021 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak : Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
2. Oakley (1972): Kesetaraan gender adalah sebagai perbedaan atau jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan, akan tetapi memiliki harkat dan martabat yang sama
3. Caplan (1987): Kesetaraan gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan interaksi sosial, serta kultural.
4. Zainuddin (2006): Kesetaraan gender dapat didefinisikan sebagai pola relasi lelaki dan perempuan yang didasarkan pada ciri sosial masing-masing.

Ciri Kesetaraan Gender

Terdapat beberapa indikator yang menjadi karakteristik kesetaraan gender di antaranya,
1. Akses
Akses yang dimaksud dalam hal ini adalah peluang atau kesempatan dalam mendapatkan atau menggunakan sumberdaya tertentu. Untuk mewujudkan kesetaraan gender, harus dipertimbangkan bagaimana mendapatkan akses yang adil dan setara antara perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya tertentu.

2. Partisipasi
Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang atau kelompok dalam kegiatan dan/atau pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan kesetaraan gender, indikator partisipasi menunjukkan kesamaan peran antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan, entah itu di tempat yang sama atau tidak.

Baca Juga: Pengertian Partisipasi, Prinsip, Faktor, Bentuk, Jenis, Tipe, dan Manfaatnya

3. Kontrol
Kontrol merupakan penguasaan atau wewenang atau kekuatan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini, apakah pemegang jabatan tertentu yang berperan sebagai pengambil keputusan didominasi oleh gender tertentu atau tidak.

4. Manfaat
Manfaat merupakan kegunaan yang bisa dinikmati secara optimal. Keputusan yang diambil bisa memberikan manfaat yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki atau tidak.

Bentuk Kesetaraan Gender

Fokus pekerjaan dalam mewujudkan kesetaraan gender bervariasi tergantung pada makna yang diberikan pada konsep tersebut. Pekerjaan tersebut bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif.
1. Perspektif Kuantitatif
Pekerjaan kesetaraan gender dengan perspektif kuantitatif menyiratkan fokus pada pemerataan perempuan dan laki-laki di tempat kerja, di sekolah, di posisi kekuasaan dan di berbagai tingkat organisasi di lembaga masyarakat. Distribusi kesetaraan gender dikatakan terjadi ketika keseimbangan antara perempuan dan laki-laki dalam sebuah kelompok setidaknya 40/60.

Pekerjaan kesetaraan gender kuantitatif juga menyangkut sumber daya dan menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki harus menikmati sumber daya keuangan yang sama di bidang tertentu. Jadi, ini menyangkut hal-hal yang dapat dihitung dan diukur menggunakan statistik gender.

2. Perspektif Kualitatif
Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif masing-masing berfokus pada situasi perempuan dan laki-laki. Lebih khusus lagi, ini menyangkut sikap, norma, nilai dan cita-cita yang mempengaruhi kemampuan perempuan dan laki-laki untuk mempengaruhi di sekolah, di tempat kerja, dalam politik dan di bidang lain.

Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif menangani struktur yang tidak selalu berubah sebagai akibat dari distribusi perempuan dan laki-laki yang lebih merata. Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif membutuhkan pendekatan kritis, termasuk penilaian yang cermat tentang persepsi mana tentang perempuan dan laki-laki yang ada dan dianggap sudah ada.

Dan konsekuensi dari persepsi tersebut, misalnya untuk individu karyawan, warga negara atau pasien. Pekerjaan kesetaraan gender kualitatif bertujuan untuk melawan norma gender stereotip dengan tujuan akhir agar perempuan dan laki-laki menikmati kesempatan dan akses yang sama ke kekuasaan dan sumber daya.

Tujuan Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender merupakan hal yang penting karena secara intrinsik berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan dan penting untuk realisasi hak asasi manusia untuk semua. Tujuan keseluruhan dari kesetaraan gender adalah masyarakat di mana perempuan dan laki-laki menikmati kesempatan, hak dan kewajiban yang sama di semua bidang kehidupan.

Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan terjadi ketika kedua jenis kelamin dapat berbagi secara setara dalam distribusi kekuasaan dan pengaruh, sehingga memiliki kesempatan yang sama untuk kemandirian finansial melalui pekerjaan atau melalui pendirian bisnis.

Selain itu, kesamaan dalam menikmati akses yang sama ke pendidikan dan kesempatan untuk mengembangkan ambisi, minat, dan bakat pribadi dalam berbagi tanggung jawab atas rumah dan anak-anak dan sepenuhnya bebas dari paksaan, intimidasi dan kekerasan berbasis gender baik di tempat kerja maupun di rumah.

Dalam konteks program kependudukan dan pembangunan, kesetaraan gender sangat penting karena memungkinkan perempuan dan laki-laki untuk membuat keputusan yang berdampak lebih positif pada kesehatan seksual dan reproduksi mereka sendiri serta pasangan dan keluarga mereka.

Pengambilan keputusan terkait dengan isu-isu seperti usia saat menikah, waktu kelahiran, penggunaan kontrasepsi, dan jalan lain untuk praktik berbahaya (seperti pemotongan alat kelamin perempuan) perlu ditingkatkan dengan pencapaian kesetaraan gender.

Namun, penting untuk mengakui bahwa jika ada ketidaksetaraan gender, umumnya perempuan yang dikecualikan atau dirugikan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan dan akses ke sumber daya ekonomi dan sosial.

Oleh karena itu, aspek penting dalam meningkatkan kesetaraan gender adalah pemberdayaan perempuan, dengan fokus pada mengidentifikasi dan memperbaiki ketidakseimbangan kekuasaan dan memberi perempuan lebih banyak otonomi untuk mengatur kehidupan mereka sendiri.

Ini akan memungkinkan mereka membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai dan memelihara kesehatan reproduksi dan seksual mereka sendiri. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak berarti bahwa laki-laki dan perempuan menjadi sama; hanya akses ke peluang dan perubahan hidup yang tidak bergantung pada, atau dibatasi oleh, jenis kelamin mereka.

Manfaat Kesetaraan Gender

Kebermanfaatan kesetaraan gender di antaranya,
1. Kaitannya dengan kekerasan perempuan
Kesetaraan gender dapat bermanfaat dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, sebab ketidaksetaraan gender adalah akar penyebab kekerasan terhadap perempuan. Empat pendorong utama kekerasan terhadap perempuan adalah:
a. Memaafkan kekerasan terhadap perempuan
b. Kontrol laki-laki atas pengambilan keputusan dan batasan kemerdekaan perempuan
c. Peran sosial dan stereotip gender yang kaku
d. Hubungan pria yang menekankan agresi dan tidak menghormati wanita

Untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan, cara terbaik adalah melalui kesetaraan gender.

2. Kaitannya dengan perekonomian
Kesetaraan gender baik untuk perekonomian, karena ketika gagal dalam mewujudkan kesetaraan gender, ada harga yang harus dibayar, misalnya kasus yang terjadi di Australia:
a. PDB Australia akan meningkat sebesar 11% jika kesenjangan ketenagakerjaan gender ditutup.
b. Ekonomi Australia akan memperoleh $ 8 miliar jika perempuan beralih dari pendidikan tinggi ke dunia kerja dengan kecepatan yang sama dengan laki-laki.
c. Kekerasan keluarga merugikan ekonomi Victoria lebih dari $ 3,4 miliar setahun dan menghabiskan 40% pekerjaan polisi.
d. Membuat komunitas lebih aman dan sehat

Masyarakat yang tidak setara kurang kohesif. Mereka memiliki tingkat perilaku dan kekerasan anti-sosial yang lebih tinggi. Negara-negara dengan kesetaraan gender yang lebih tinggi lebih terhubung. Orang-orang mereka lebih sehat dan memiliki kesejahteraan yang lebih baik.

Baca Juga: Pengertian Kohesivitas Kelompok, Aspek, Faktor, dan Cara Meningkatkannya

Dampak Kesetaraan Gender

1. Lebih banyak anak perempuan mendapatkan pendidikan
Kurangnya pendidikan merupakan satu di antara akibat paling signifikan dari ketidaksetaraan gender. Jika pendidikan anak perempuan diberi prioritas yang sama dengan pendidikan anak laki-laki, maka akan lebih banyak anak perempuan yang bersekolah. Hal ini akan membantu mereka untuk mendapatkan kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih baik di masa depan.

2. Lebih banyak wanita akan berada di tempat kerja dan menjadi pimpinan
Saat ini, perempuan tidak terwakili seperti laki-laki di tempat kerja, terutama dalam kepemimpinan. Dengan mengetahui apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender, tentunya segala hambatan keberhasilan mereka dapat dihilangkan, mereka akan lebih terwakili dari sebelumnya.

3. Keluarga akan lebih kuat
Laki-laki dipengaruhi secara negatif oleh ketidaksetaraan gender, hal ini sangat jelas ketika menyangkut cuti keluarga berbayar. Karena perempuan dianggap sebagai pengasuh utama bagi anak-anak dan laki-laki seringkali tidak bisa mendapatkan waktu istirahat.

Hal ini juga berlaku dalam hal merawat anggota keluarga yang lebih tua. Jika laki-laki dan perempuan dapat mengambil cuti untuk keluarga tanpa diskriminasi berdasarkan gender, itu akan memperkuat keluarga.

4. Lebih banyak perempuan akan berpartisipasi dalam politik
Sebagian besar sistem politik masih berpihak pada laki-laki. Jika kesetaraan gender terwujud, dunia akan melihat lebih banyak perempuan terlibat dalam proses politik. Termasuk kepemimpinan politik. Itulah salah satu pentingnya mengetahui apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender.

Contoh Kesetaraan Gender

1. Kesetaraan Gender di Lingkungan Rumah
Satu di antara contoh kesetaraan gender dapat dilihat dari rata-rata wanita di seluruh dunia melakukan tiga kali lebih banyak pekerjaan dan tidak dibayar daripada pria, termasuk pekerjaan rumah tangga dan merawat anak-anak dan anggota keluarga, dan banyak dari wanita ini juga bekerja penuh waktu atau paruh waktu.

Apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender dalam contoh ini akan terlihat seperti membagi pekerjaan di rumah secara merata di antara semua jenis kelamin dalam sebuah rumah tangga, sehingga beban mengurus rumah dan keluarga tidak hanya dibebankan pada perempuan.

2. Upah yang Sama untuk Pekerjaan yang Sama
Kesenjangan upah yang diperoleh antara pria dan wanita tetap terjadi di seluruh dunia, terutama bagi wanita yang menjadi ibu atau pengasuh. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender dalam contoh kesetaraan gender ini adalah memberikan kesempatan semua gender untuk dibayar dengan upah yang sama untuk pekerjaan yang setara, tanpa memandang gender.

Contoh kesetaraan gender juga menjelaskan, jika seorang wanita mengambil cuti hamil dari pekerjaan, dia tidak akan dihukum ketika dia kembali bekerja. Dia masih tetap akan dipertimbangkan untuk promosi, kenaikan gaji, dan peluang karier yang sama seperti yang akan diberikan jika dia tidak mengambil cuti yang diperlukan untuk merawat keluarganya.

3. Nol Toleransi untuk Pelecehan Seksual
Baik di tempat kerja, di dalam kelompok agama, di pusat komunitas atau di lingkungan kelompok lainnya, orang-orang dari semua jenis kelamin berhak untuk merasa aman dan bebas dari intimidasi dan agresi mikro, pelecehan seksual, dan prasangka berdasarkan gender.

Masyarakat yang menghargai dan menjunjung tinggi kesetaraan gender dan menerapkan contoh kesetaraan gender tidak memberikan komentar yang menyinggung, pelecehan, dan sebagainya untuk ditoleransi dalam bentuk apa pun.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesetaraan_gender
https://dosensosiologi.com/kesetaraan-gender/
https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-5/
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-kesetaraan-gender-dan-ketidakadilan-gender-1zsghEHUb5B

Download

Lihat Juga

Materi Sosiologi SMA

Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 4: Membangun Harmoni Sosial (Kurikulum Merdeka)

1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.1 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.2 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.3 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 3.4 Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum Revisi 2016)   
5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 3. Perbedaan, Kesetaraan, dan Harmoni Sosial (Kurikulum 2013)
6. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Bentuk-bentuk Struktur Sosial (KTSP)
7. Materi Ujian Nasional Kompetensi Dinamika Struktur Sosial 
8. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 6. Masyarakat Multikultural (KTSP)
9. Materi Ujian Nasional Kompetensi Masyarakat Multikultural
10. Materi Ringkas Struktur Sosial dan Diferensiasi Sosial
 

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment