Kotlin: Pengertian, Sejarah, Fitur, Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangannya
Kotlin |
Pengertian Kotlin
Kotlin adalah bahasa pemrograman dengan pengetikan statis yang berjalan pada Mesin Virtual Java ataupun menggunakan kompiler LLVM yang dapat pula dikompilasikan ke dalam bentuk kode sumber JavaScript. Kotlin merupakan bahasa pemrograman open-source yang dikembangkan oleh JetBrains yang bermarkas di Rusia.
Bahasa pemrograman ini semakin populer digunakan untuk membangun aplikasi Android. Bahasa Kotlin berjalan pada platform Java Virtual Machine (JVM) yang bisa menerapkan mekanisme compile pada Java. Bahkan, bisa digunakan bersama dengan Java. Dengannya, Anda bisa menggunakan Kotlin dan Java sekaligus untuk membangun satu aplikasi Android.
Bahasa pemrograman Kotlin tergolong bahasa yang diketik secara statis (statically typed). Artinya, semua variabel yang dimasukkan ke dalam program harus dikenalkan terlebih dahulu apa jenisnya. Dengan begitu, error yang terjadi saat menulis kode (coding) dapat terdeteksi saat itu juga. Sehingga pada saat proses compile, program sudah benar-benar bersih dari error.
Sejarah Kotlin
Pada Juli 2011, JetBrains meluncurkan Project Kotlin, bahasa baru untuk JVM, yang telah dikembangkan selama satu tahun. Pimpinan JetBrains Dmitry Jemerov mengatakan bahwa sebagian besar bahasa tidak memiliki fitur yang mereka cari, kecuali Scala.
Namun, ia menyebut waktu kompilasi Scala yang lambat sebagai kekurangan. Salah satu tujuan yang dinyatakan dari Kotlin adalah untuk mengkompilasi secepat Java. Pada bulan Februari 2012, JetBrains membuat proyek open source di bawah lisensi Apache 2.
Baca Juga: Apache Web Server: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Kelebihan, Kekurangan, dan Perbandingannya dengan Nginx
Nama itu berasal dari Pulau Kotlin, dekat St. Petersburg. JetBrains berharap bahasa baru ini akan mendorong penjualan IntelliJ IDEA. Kotlin versi 1.0 dirilis pada 15 Februari 2016 Versi ini secara resmi ditetapkan sebagai versi rilis stabil pertama dan JetBrains telah menetapkan dukungan versi sebelumnya untuk jangka panjang dengan versi ini.
Pada Google I/O 2017, Google mengumumkan dukungan kelas pertama untuk Kotlin pada Android. Kotlin versi 1.2 dirilis pada 28 November 2017. Fitur berbagi kode antara JVM dan platform Javascript baru ditambahkan pada versi rilis ini.
Kotlin versi 1.3 dirilis pada 29 Oktober 2018, membawa coroutines pada pemrograman asynchronous. Pada 7 Mei 2019, Google mengumumkan bahwa bahasa pemrograman Kotlin sekarang menjadi bahasa pilihan untuk pengembang aplikasi Android.
Kotlin 1.4 dirilis pada Agustus 2020, misalnya dengan beberapa perubahan kecil pada dukungan untuk platform Apple, yaitu pada interop Objective-C/Swift. Kotlin 1.5 dirilis pada Mei 2021. Kotlin 1.6 dirilis pada November 2021. Kotlin 1.7 dirilis pada Juni 2022.
Fitur Kotlin
Kotlin memiliki beberapa fitur utama yang secara umum lebih ringkas daripada Java. Hal ini terutama ditemukan dalam proses penulisan baris kode yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan penulisan kode menggunakan Java.
Selain itu, Kotlin juga memiliki kemampuan interoperabilitas, yaitu dapat digunakan meski dalam sebuah pengembangan proyek berbasis Java. Beberapa fitur lanjutan Kotlin yang umum di antaranya,
1. Operator overloading, berguna untuk mendeklarasikan kata kunci khusus operator dan dapat digunakan sewaktu-waktu sesuai function yang ditulis
2. Lambda expression, merupakan anonymous function dan dapat digunakan sebagai argument function
3. String templates, merupakan string literal berisi ekspresi yang sudah disematkan
Di samping itu, Kotlin juga mudah dipelajari atau digunakan. Hal ini terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang pemrograman menggunakan Java, maka mempelajari Kotlin akan lebih mudah.
Hal khusus lain yang menjadi fitur Kotlin adalah dapat memudahkan proses koreksi pengetikan kode karena penulisannya dilakukan secara statis. Fitur ini akan memudahkan pengembang untuk dapat menemukan kesalahan pada saat kompilasi.
Fungsi Kotlin
Secara umum, Kotlin berfungsi untuk mengembangkan aplikasi untuk Android secara lancar dan efektif. Tidak hanya itu, Kotlin juga merupakan bahasa pemrograman multi-platform yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi di berbagai sistem operasi, baik iOS maupun berbasis situs jejaring (web).
Secara fungsi, Kotlin memudahkan software developer dalam mengembangkan aplikasi karena tidak perlu membuat kode dengan bahasa pemrograman berbeda-beda. Hal ini tentunya dapat mempersingkat waktu pengembangan dan juga evaluasi aplikasi yang telah dirilis atau akan dievaluasi.
Kelebihan Kotlin
1. Ekspresif dan Ringkas
Kotlin adalah bahasa pemrograman yang ekspresif. Artinya setiap perintah yang akan digunakan harus dikenalkan atau dideklarasikan terlebih dahulu. Selain untuk meminimalisir terjadinya error, hal ini akan mempermudah pengembang memperbarui aplikasi yang sudah dirilis. Contohnya, saat menambah fitur-fitur baru.
Selain ekspresif, Kotlin juga merupakan bahasa yang ringkas. Faktanya, Kotlin punya 40% baris kode lebih sedikit dibandingkan Java untuk satu perintah sama. Dengan kode Kotlin yang ringkas, waktu untuk membangun aplikasi lebih singkat dan ukuran aplikasi jadi lebih kecil.
2. Kode yang Lebih Aman
Aplikasi berbasis Kotlin punya kemungkinan error 20% lebih rendah, berkat adanya mekanisme yang melindungi kode dari error Null Pointer Exception (NPE). Cara kerjanya dengan memastikan setiap variabel harus memiliki nilai awal.
Bagaimana jika Anda ingin tetap punya variabel bernilai null? Kotlin juga punya solusinya lewat fungsi bernama Nullable. Artinya, variabel bernilai null harus dideklarasikan dengan menambahkan akhiran ‘?’
Sedangkan di beberapa bahasa lain, setiap variabel dapat dideklarasikan tanpa harus memiliki nilai awal. Jika tidak hati-hati, aplikasi dapat berisi error yang tak terdeteksi yang menyebabkan terjadinya force-close saat sudah digunakan oleh pengguna.
3. Bisa Digunakan Bersama dengan Java
Kotlin dapat digunakan bersama dengan Java karena kedua bahasa tersebut bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Contohnya untuk bertukar fungsi, kelas, ataupun variabel. Hal ini dapat terjadi karena Kotlin dan Java sama-sama berjalan di atas platform JVM. Kedua bahasa pemrograman akan menghasilkan file berjenis byte-code pada proses compiling.
Dengan struktur file byte-code yang identik, kalau Anda terlanjur membangun aplikasi dengan Java, Anda bisa tetap menggunakan Kotlin dengan mudah.
4. Serentak dan Terstruktur
Bahasa Kotlin punya ciri khas yaitu serentak dan terstruktur, Artinya, dua kode yang dieksekusi tidak pada waktu yang sama (asinkron) tetap memiliki hasil akhir struktur yang sama persis. Hal ini bisa terjadi berkat fitur bernama Coroutine.
Coroutine adalah pola desain serentak untuk menyederhanakan eksekusi kode secara asinkron. Keberadaan Coroutine punya manfaat terhadap aplikasi yang dihasilkan di antaranya,
a. Ringan – Coroutine dapat meringankan beban kerja sistem dengan mengeliminasi perintah yang menyebabkan aplikasi menjadi tidak responsif.
b. Minim Kebocoran Memori – Penyederhanaan kode pada Coroutine dapat meminimalisir penggunaan memori berlebih pada sistem.
c. Dukungan Pembatalan – Coroutine mendukung pembatalan otomatis jika sistem mengalami kendala atau sedang tidak responsif.
d. Integrasi Jetpack – Coroutine dapat menggunakan library Jetpack menyediakan banyak ekstensi pendukung.
Hasilnya, aplikasi Android yang dihasilkan akan lebih responsif, minim bug, serta tidak memakai terlalu banyak RAM ketika digunakan pengguna.
Kekurangan Kotlin
Sebelum menggunakan Kotlin, pastikan Anda telah mempertimbangkan beberapa kekurangan Kotlin berikut di antaranya,
1. Kecepatan Compile Tidak Stabil
Kecepatan proses compile pada Kotlin tidak stabil. Kadang cepat, kadang lambat, bahkan bisa lebih lambat dari Java. Dari sebuah uji coba, terlihat Kotlin cenderung lebih cepat jika digunakan untuk proses compile berjenis incremental build. Namun, kecepatannya menurun ketika harus melakukan compile jenis clean build.
Kelemahan ini patut dipertimbangkan karena kecepatan compile punya peranan vital, terutama saat membangun beberapa aplikasi sekaligus.
2. Minim Komunitas dan Pengembang
Kotlin adalah bahasa pemrograman baru, sehingga belum memiliki komunitas yang luas. Jika mengalami error tertentu, Anda mungkin akan kesulitan mencari bantuan dari komunitas sebagai solusinya.
Selain itu, jumlah pengembang aktif Kotlin baru sekitar 5 juta orang, tak sebesar Java yang sudah mencapai 8 juta orang. Jadi, ketika Anda ingin membangun aplikasi berskala besar, pilihan orang yang bisa diajak bekerja sama dalam tim akan terbatas.
Dari berbagai sumber
Post a Comment