Data Security: Pengertian, Manfaat, Jenis, Teknologi, dan Strateginya

Table of Contents
Pengertian Data Security
Data Security

Pengertian Data Security

Data security adalah sistem keamanan yang diperlukan untuk melindungi data yang ada di dalam sistem, jaringan, dan komponen digital lainnya. Data security meliputi semua praktik melindungi semua data-data tersebut dari akses tidak sah atau pencurian di seluruh siklus hidup data tersebut–sampai tidak dibutuhkan lagi atau sengaja dimusnahkan.

Konsep data security mencakup setiap aspek keamanan informasi, mulai dari keamanan fisik hardware, software, hingga administrasi dan aksesnya, termasuk juga kebijakan dan prosedur organisasi yang bertanggung jawab terhadap data yang disimpan. Strategi data security yang baik akan dapat melindungi aset data dan informasi bisnis dari aktivitas kejahatan siber, ancaman orang dalam, dan kesalahan manusia.

Adapun elemen inti dari data security adalah Confidentiality (kerahasiaan), Integrity (integritas), dan Availability (ketersediaan). Ke-3 (tiga) elemen di atas juga dikenal sebagai CIA triad, ini adalah model dan panduan keamanan bagi organisasi untuk menjaga data sensitif mereka terlindungi dari akses yang tidak sah dan eksfiltrasi data.

Manfaat Data Security

Manfaat utama penerapan data security adalah untuk melindungi data, baik itu data perusahaan maupun konsumen. Namun, ada berbagai macam manfaat lain yang dapat dirasakan oleh perusahaan di antaranya,
1. Melindungi Data
Manfaat utama yang dapat dirasakan ketika menerapkan data security adalah data, baik itu milik perusahaan maupun konsumen, dapat terlindungi dari serangan siber dan kejahatan sejenisnya. Dengan begitu, berbagai macam ancaman dan risiko digital yang kemungkinan dihadapi dapat dihindari dan/atau dihadapi dengan baik.

2. Menjaga Produktivitas Perusahaan
Ketika terjadi serangan siber, biasanya aktivitas operasional perusahaan akan terganggu. Namun, jika perusahaan menerapkan data security dengan baik dan benar, hal tersebut dapat ditanggulangi dengan baik. Anda dapat mengetahui dengan jelas apa yang harus dilakukan ketika terjadi serangan siber. Dengan begitu, aktivitas operasional perusahaan dapat tetap berjalan dengan normal.

3. Mencegah Serangan Siber
Banyak sekali serangan siber yang dapat terjadi, seperti spyware, adware, dan masih banyak lagi. Dengan menerapkan data security yang baik dan benar, segala macam serangan siber dapat dicegah. Sekali pun serangan siber sudah terjadi, perusahaan dapat menghadapinya dengan baik dan tidak akan mengganggu aktivitas operasional perusahaan.

4. Menjaga Reputasi
Setiap organisasi yang dapat menyimpan rahasia juga membantu membangun kepercayaan di antara semua pemangku kepentingan termasuk pelanggan, yang mengetahui bahwa data mereka aman dan terjamin.

5. Marketing (Pemasaran) dan Keunggulan Kompetitif
Menjaga informasi sensitif dari akses dan pengungkapan ilegal membuat Anda unggul dari competitor atau pesaing Anda. Mencegah akses apa pun ke rencana pengembangan atau perluasan masa depan Anda adalah kunci dalam mempertahankan keunggulan kompetitif Anda.

6. Menghemat Biaya Development dan Support
Manfaat data security yang terakhir yaitu untuk menghemat biaya development (pengembangan) dan support (dukungan). Semakin awal Anda memasang fitur keamanan ke dalam aplikasi Anda, semakin sedikit biaya yang mungkin Anda keluarkan dari dukungan di masa mendatang dan biaya pengembangan dalam hal modifikasi kode.

Jenis Data Security

Terdapat banyak teknologi dan proses keamanan data yang dapat mendukung produktivitas perusahaan Anda sekaligus melindungi data. Adapun jenis-jenis kontrol, proses dalam keamanan atau data security meliputi di antaranya,
1. Authentication dan Authorization
Authentication (autentikasi atau otentikasi) adan authorization (autorisasi) adalah salah satu cara yang disarankan untuk meningkatkan keamanan data dan melindungi dari pelanggaran atau data breach. Teknologi autentikasi ini memverifikasi apakah kredensial pengguna cocok dengan yang disimpan di database Anda.

Proses autentikasi standar saat ini mencakup penggunaan kombinasi cara untuk mengidentifikasi pengguna resmi, seperti password (kata sandi), PIN, token keamanan, kartu gesek, atau biometrik.

2. Access Control
Kontrol akses (access control). Otentikasi dan otorisasi terjadi melalui proses yang disebut kontrol akses. Sistem kontrol akses dapat mencakup di antaranya,
a. Kontrol akses diskresioner atau discreationary access control, adalah yang paling tidak terbatas, ini memungkinkan akses ke sumber daya berdasarkan identitas pengguna atau grup.
b. Kontrol akses berbasis peran atau role-based access control, menetapkan akses berdasarkan peran organisasi dan mengizinkan pengguna mengakses hanya informasi tertentu.
c. Kontrol akses wajib atau mandatory access control, adalah yang memungkinkan administrator sistem untuk mengontrol akses secara ketat ke semua informasi.

3. Backup and Recovery
Pencadangan dan pemulihan (backup and recovery). Memprioritaskan keamanan (data security) juga memerlukan rencana tentang cara mengakses data perusahaan dan klien Anda jika terjadi kegagalan sistem, bencana, kerusakan data, atau pelanggaran. Melakukan backup data secara teratur merupakan aktivitas penting untuk membantu akses tersebut.

Cadangan data memerlukan pembuatan salinan data Anda dan menyimpannya di sistem atau media terpisah seperti tape, disk, atau di cloud. Anda kemudian dapat memulihkan data yang hilang dengan menggunakan cadangan tersebut.

4. Encryption
Enkripsi (encryption). Perangkat lunak enkripsi data secara efektif meningkatkan data security dengan menggunakan algoritma dan key atau kunci enkripsi untuk mengubah teks normal menjadi teks sandi yang encrypted (terenkripsi).

Bagi orang yang tidak berhak, maka data sandi tersebut tidak akan dapat dibaca. Data itu kemudian hanya dapat didekripsi hanya oleh pengguna dengan kunci resmi. Enkripsi digunakan untuk melindungi data yang Anda simpan (disebut data rest) dan data yang dipertukarkan antara database, perangkat seluler atau mobile, dan cloud (disebut data saat transit).

Adapun key atau kunci enkripsi Anda harus dikelola dengan aman, termasuk melindungi sistem manajemen penting Anda, mengelola cadangan enkripsi di luar situs yang aman, dan membatasi akses.

5. Data Masking
Perangkat lunak penyamaran (data masking) menyembunyikan data dengan mengaburkan huruf dan angka dengan karakter proxy. Datanya masih ada, yaitu dibalik masking. Software (perangkat lunak) mengubah data kembali ke bentuk aslinya hanya ketika pengguna yang berwenang menerima data itu.

6. Tokenization
Tokenisasi (tokenization) menggantikan data sensitif dengan karakter acak yang tidak dapat dibalik secara algoritme (algoritma). Hubungan antara data dan nilai tokennya disimpan dalam tabel pencarian database yang dilindungi, bukan dibuat oleh dan didekripsi oleh algoritma matematika (seperti dalam kasus enkripsi).

Token yang terdapat dalam tokenization yang mewakili data nyata digunakan di berbagai sistem sebagai pengganti, sedangkan data aktual disimpan di platform terpisah yang aman.

7. Deletion and Erasure
Penghapusan (deletion and erasure). Jika data elektronik tidak lagi diperlukan dan harus dihapus secara permanen dari sistem, penghapusan dapat menimpa data tersebut sehingga tidak dapat diambil kembali. Erasure berbeda dengan deletion, yaitu proses yang menyembunyikan data sedemikian rupa sehingga mudah diambil kembali.

Teknologi Data Security

Beberapa macam teknologi keamanan atau data security populer yang digunakan untuk mencegah pelanggaran (breaches), mengurangi risiko, dan mempertahankan perlindungan di antaranya,
1. Data Audit
Pertanyaannya bukanlah apakah pelanggaran keamanan terjadi, tetapi kapan pelanggaran keamanan akan terjadi. Ketika menyelidiki akar penyebab pelanggaran, memiliki solusi audit data untuk menangkap dan melaporkan perubahan kontrol akses ke data, siapa yang memiliki akses ke data sensitif, kapan diakses, apa path atau jalur file yang diaksesnya, dan lain sebagainya.

Ini semua dilakukan untuk proses investigasi. Alternatifnya, dengan solusi audit data yang tepat, administrator IT dapat memperoleh visibilitas yang diperlukan untuk mencegah perubahan yang tidak sah dan potensi pelanggaran.

2. Data Real-Time Alerts
Memang, biasanya perusahaan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menemukan adanya pelanggaran data. Perusahaan sering kali mengetahui tentang pelanggaran melalui pelanggan atau pihak ke-3 (tiga), bukan dari departemen IT mereka sendiri.

Dengan memantau aktivitas data dan perilaku mencurigakan secara real-time, Anda dapat menemukan lebih cepat pelanggaran keamanan yang menyebabkan kerusakan, kehilangan, perubahan, pengungkapan atau pembukaan tanpa izin, atau akses ke data pribadi secara tidak sengaja.

3. Data Risk Assessment
Teknologi selanjutnya yaitu penilaian risiko data atau data risk assessment, ini membantu perusahaan mengidentifikasi data sensitif yang paling banyak diekspos dan menawarkan langkah-langkah yang dapat diandalkan dan dapat diulang untuk memprioritaskan dan memperbaiki risiko keamanan yang serius.

Prosesnya dimulai dengan mengidentifikasi data sensitif yang diakses melalui grup global, data lama, atau izin yang tidak konsisten. Pengkajian risiko ini meringkas temuan penting, mengungkap kerentanan data, memberikan penjelasan rinci tentang setiap kerentanan, dan memasukkan rekomendasi remediasi yang diprioritaskan.

4. Data Minimization
Minimasi atau data minimization. Dalam dekade terakhir, manajemen IT telah terjadi pergeseran persepsi data. Sebelumnya, memiliki lebih banyak data hampir selalu lebih baik daripada lebih sedikit. Anda tidak pernah bisa yakin sebelumnya apa yang mungkin ingin Anda lakukan dengannya.

Saat ini, data adalah kewajiban, terlebih semenjak populernya akronim big data. Ancaman pelanggaran data yang merusak reputasi, kerugian jutaan orang, atau denda peraturan yang ketat, semuanya memperkuat pemikiran bahwa mengumpulkan apa pun yang melebihi jumlah minimum data sensitif sangatlah berbahaya.

Strategi Data Security

Strategi keamanan data yang komprehensif menggabungkan orang, proses, dan teknologi. Menetapkan kontrol dan kebijakan yang tepat adalah pertanyaan budaya organisasi yang sama pentingnya dengan penerapan perangkat yang tepat.

Hal tersebut berarti menjadikan keamanan informasi sebagai prioritas di semua area perusahaan.
1. Keamanan fisik server dan perangkat pengguna
Terlepas dari apakah data Anda disimpan di tempat, di pusat data perusahaan, atau di cloud publik, Anda perlu memastikan bahwa fasilitas diamankan dari penyusup dan memiliki tindakan pencegahan kebakaran dan kontrol iklim yang memadai. Penyedia cloud akan bertanggung jawab atas tindakan perlindungan ini atas nama Anda.

2. Manajemen dan kontrol akses
Prinsip "akses paling tidak istimewa" harus diikuti di seluruh lingkungan TI Anda. Ini berarti memberikan akses database, jaringan, dan akun administratif kepada sesedikit mungkin orang, dan hanya mereka yang benar-benar membutuhkannya untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

3. Keamanan dan penambalan aplikasi
Semua perangkat lunak harus diperbarui ke versi terbaru sesegera mungkin setelah patch atau versi baru dirilis.

4. Cadangan
Mempertahankan salinan cadangan yang dapat digunakan dan diuji secara menyeluruh dari semua data penting adalah komponen inti dari setiap strategi keamanan data yang kuat. Selain itu, semua cadangan harus tunduk pada kontrol keamanan fisik dan logis yang sama yang mengatur akses ke database utama dan sistem inti.

5. Pendidikan karyawan
Melatih karyawan tentang pentingnya praktik keamanan yang baik dan kebersihan kata sandi dan mengajari mereka untuk mengenali serangan rekayasa sosial mengubah mereka menjadi "firewall manusia" yang dapat memainkan peran penting dalam menjaga data Anda.

Baca Juga: Firewall: Pengertian, Fungsi, Jenis, Cara Kerja, Penerapan, dan Manfaatnya

6. Pemantauan dan kontrol keamanan jaringan dan titik akhir
Menerapkan rangkaian lengkap alat dan platform manajemen ancaman, deteksi, dan respons di seluruh lingkungan lokal dan platform cloud Anda dapat mengurangi risiko dan mengurangi kemungkinan pelanggaran.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment