pH Tanah: Pengertian, Pengaruh, Pengukuran, Cara Menetralkan, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian pH atau potential of hydrogen Tanah
pH (potential of hydrogen) Tanah

Pengertian pH Tanah

pH (potential of hydrogen) tanah adalah indikator tingkat keasaman dan kebasaan tanah, skala yang digunakan dalam pengukuran dari 0 – 14. Tanah dikatakan asam apabila memiliki skala kurang dari 7 dan dikatakan basa apabila memiliki skala lebih dari 7, sedangkan dikatakan normal apabila memiliki skala 7.

Secara reaksi kimia, pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+). Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman adalah tanah yang bersifat netral. Namun demikian beberapa jenis tanaman masih toleran terhadap tanah dengan pH yang sedikit asam, yaitu tanah yang ber pH maksimal 5.

Demikian, dengan mengetahui kadar pH dalam tanah, para petani (manusia) dapat menentukan tanaman apa yang cocok untuk ditanam atau dibudidayakan karena setiap tanaman memiliki karakteristik kebutuhan kadar pH yang berbeda-beda.

Pengaruh pH Tanah

Pengaruh pH Terhadap Kesuburan Tanah
Terdapat tiga jenis pH yang mendasari karakteristik tanah dan biasanya menjadi acuan utama dalam bidang pertanian di antaranya,
1. pH Netral
Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasam-basaan ini merupakan pH ideal dengan kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam kondisi yang optimal.

Biasanya tanah ber-pH netral cocok digunakan untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah dengan pH 4,5 hingga 8 dan cabai yang memerlukan pH tanah antara 5,6 hingga 7,2.

2. pH Asam
Kadar pH dalam tanah asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut yang cenderung mempunyai kandungan hidrogen, aluminium, dan belerang tinggi. Pada kondisi asam, biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman tanah, kita dapat melakukan pemberian dolomit atau kapur pertanian.

3. pH Basa
Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat di di daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa juga memiliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium yang lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik bagi tanaman. Pengolahan tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.

Pengaruh PH Tanah terhadap Tanaman
Keasaman pH tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung, kalau pengaruhnya secara langsung bisa Anda lihat dari fisik tanaman, seperti diameter batang, kelebatan batang, dan tingkat produktivitas. Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung meliputi beberapa hal seperti nutrisi tanah, kandungan nitrogen, dan bakteri tanah.

Untuk lebih detailnya pengaruh pH tanah terhadap tanaman di antaranya,
1. Ketersediaan bakteri dan mikroorganisme
Bakteri dan mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pertumbuhan tanaman, karena mengikat nutrisi dari dalam tanah. Selain itu mereka dapat merubah nitrogen di udara menjadi nitrogen yang dapat digunakan oleh tanaman.

Pengaruh lainnya adalah ketersediaan unsur hara berkat penguraian berbagai zat di dalam tanah yang di lakukan oleh mikroorganisme. Namun, bakteri dan mikroorganisme yang dapat hidup pada tanah dengan pH yang sesuai.

2. Ketersediaan dan penyerapan Unsur Hara
Beberapa zat yang dibutuhkan oleh tanaman seperti posfor hanya ada di skala 6 – 7. Di samping itu tingkat keasaman tanah ikut mempengaruhi mudah atau tidaknya ion-ion pada unsur hara diserap tanaman.

Semakin tinggi tingkat keasaman semakin sulit nutrisi tanah di serap karena berbagai reaksi kimia yang terjadi. Sebaliknya jika keasaman normal, tanaman lebih mudah menyerap nutrisi dalam tanah karena mudah larut dalam air.

3. Pengaruh tingkat keasaman tanah
Tanah dengan pH di bawah 6,5 atau masam, tanaman tidak akan tumbuh dengan baik atau bahkan sulit untuk ditanami. Hal ini disebabkan karena sedikitnya nutrisi yang terkandung pada tanah dan meningkatnya kadar racun. Saat tanah dalam kategori masam terjadi peningkatan secara kimiawi pada zat magnesium, kalsium, dan fosfor sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman, akibatnya tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik.

Gejala yang sering terjadi ialah daunnya menguning atau kecokelatan di bagian pinggirnya meskipun masih muda. Hal tersebut disebabkan akar tanaman tidak mampu menyerap zat besi dan nitrogen. Selain itu akar tanaman menjadi lebih pendek akibat teracuni alumunium, pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal dan produktivitas rendah.

pH netral antara 6,6 – 7 merupakan tanah yang paling cocok ditanami berbagai macam tanaman. Tanaman akan tumbuh dengan normal berkat nutrisi yang terpenuhi. Ciri-ciri tanaman yang tumbuh di tanah dengan pH netral adalah buah dan daunnya lebat, ada hal yang harus Anda perhatikan penggunaan pupuk kimia atau pestisida secara berlebihan dapat merubah pH.

Tanah dengan pH di atas 7,1 ke atas atau basa, tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna. Terjadi pengikatan secara kimiawi pada zat besi, mangan, seng, dan tembaga. Para petani harus menurunkan tingkat basa dengan menggunakan belerang agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.

Pengukuran pH Tanah

Pengukuran kadar pH dalam tanah dapat dilakukan sebelum melakukan cocok tanam, baik pertanian maupun perkebunan. Berikut beberapa teknik pengukuran pH tanah yang dapat dilakukan di antaranya,
1. pH Meter
Cara paling mudah untuk mengukur kadar pH dalam tanah adalah menggunakan pH meter tanah. Alat ukur ini bisa dibeli dengan harga sekitar 300 ribu dan biasanya dimiliki oleh petani modern yang pekerjaannya selalu berhubungan dengan tanaman. Namun bagi petani tradisional, alat ini bukan menjadi barang wajib dan mungkin masih banyak yang tidak mengenal fungsinya.

2. Kertas Lakmus
Jika pernah mengenyam pendidikan SMP atau SMA, pasti pernah melakukan praktikum dengan kertas lakmus biru dan merah. Dahulu kita diajarkan bagaimana cara mengukur kadar pH tanah menggunakan kertas lakmus dengan cara sebagai berikut:
a. Ambil sampel tanah pada lima titik yang berbeda
b. Masukkan semua sampel pada wadah dan campur dengan air, lalu biarkan selama 15 hingga 30 menit hingga tanahnya terpisah atau mengendap
c. Celupkan kertas lakmus pada cairan selama 1 menit dan jangan sampai kertas lakmus bersentuhan dengan tanah
d. Jika warna kertas lakmus berubah menjadi ungu, artinya pH tanah tersebut bersifat netral, jika warnanya merah berarti tanah bersifat asam dan warna biru menunjukkan tanah memiliki pH basa.

3. Mengukur pH Tanah dengan Tanaman Liar
Alternatif metode lain yang lebih murah untuk mengukur pH tanah adalah menggunakan tanaman sekitar. Petani bisa menggunakan indikator tanaman liar untuk mengukur pH lahan pertanian.

Tanaman liar satu dengan yang lainnya memiliki tingkat kehidupan yang berbeda berdasarkan pH tanah yang ditanami. Dengan begitu, indikator tanaman liar ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mencari berapa kadar pH yang terkandung dalam tanah. Tanaman yang dapat dimanfaatkan seperti harendong atau Melastoma Malabathricum yang mampu tumbuh pada lahan dengan kadar pH rendah.

4. Ukur pH Tanah dengan Kunyit
Selain tanaman liar, kunyit juga bisa digunakan sebagai indikator kadar pH tanah pada suatu lahan. Biasanya kunyit tumbuh pada tanah dengan kadar pH rendah atau bersifat asam akan memiliki warna yang lebih pudar. Namun, jika tidak ada perubahan warna pada kunyit, maka bisa dipastikan lahan tersebut memiliki kadar pH normal atau netral.  

5. Ukur pH Tanah dengan Kubis Merah
Kubis merah juga bisa dijadikan alternatif pengukur pH atau tingkat keasaman tanah. Namun cara yang satu ini cukup rumit karena perlu mempersiapkan cairan dari air destilasi dan rendaman kubis merah terlebih dahulu.

Jika hasil warna cairan tersebut berwarna ungu, maka artinya tanah memiliki kadar pH netral. Setelah itu, barulah diambil sampel tanah dari lahan kemudian dimasukkan ke cairan tersebut dan menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Jika cairan tidak berubah warna atau tetap ungu, artinya tanah memiliki pH netral
b. Jika cairan berubah warna menjadi merah muda, artinya tanah memiliki pH asam
c. Jika cairan berubah warna menjadi biru atau hijau, artinya tanah memiliki pH basa

Cara Menetralkan pH Tanah

Keasaman tanah yang baik untuk tanaman berkisar antara pH 5,5 - 7,5. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, hal ini terjadi karena beberapa unsur hara tidak dapat diserap oleh tanaman karena adanya reaksi kimia di dalam tanah yang mengikat atau membelenggu ion-ion dari unsur hara tersebut.

Hal ini juga menunjukkan bahwa pemupukan tidak akan efektif jika kondisi tanah masih masam, tanah harus di netralkan terlebih dahulu baru dilakukan pemupukan.
1. Pengapuran
Pengapuran merupakan upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan untuk menaikkan pH tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, menetralkan Al yang meracuni tanah

2. Penambahan unsur hara dengan cara pemupukan
Pemupukan merupakan jalan termudah dan tercepat dalam menangani masalah kahat hara, namun bila kurang memperhatikan kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga akan hilang percuma. Hal yang perlu diperhatikan pada proses pemupukan yaitu waktu pemupukan, dosis pemupukan dan penempatan pupuk.

3. Penyemprotan Herbisida
Tumbuhan pengganggu atau gulma yang tumbuh dalam lahan yang ditanami menyebabkan kerugian karena mengambil unsur hara dan air yang seharusnya dapat digunakan oleh tanaman. Cara kimia juga dipergunakan untuk menekan pertumbuhan gulma yang banyak ditemukan pada tanah masam seperti alang-alang, yakni dengan memakai herbisida.

Pemakaian herbisida harus dilakukan secara tepat baik dalam hal jumlah (dosis), waktu dan penempatannya, demikian pula harus disesuaikan antara macam herbisida dengan gulma yang akan diberantas.

4. Pemberian Mikrorganisme Pengurai
Terdapatnya bahan organik yang belum terurai juga akan menyumbangkan tingkat keasaman tanah, peristiwa ini sering terlihat pada tanah-tanah sawah yang terlalu cepat pengerjaannya. Pemberian mikroorganisme pengurai akan mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga akan membantu ketersediaan dan keseimbangan unsur hara. Selain itu perombakan bahan organik juga akan menyeimbangkan KTK tanah.

5. Pemberian Pupuk Phospat
Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman.

Proses penetralan pH tanah pada tanah yang masam sangat menentukan keberhasilan pertanian,. Jadi diharapkan sebelum melakukan kegiatan pertanian kita perlu mengukur berapa pH tanah tersebut dan setelah itu kita akan tahu tindakan yang harus dilakukan jika kondisi tanahnya masam.

Manfaat Pengukuran pH Tanah

Selain dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan kesuburan tanah untuk tanaman tertentu, mengetahui pH tanah juga bermanfaat untuk hal lain di antaranya,
1. Fenomena Erupsi Gunung
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa debu vulkanik, lahar dan awan panas akibat erupsi gunung dapat merusak tanaman dan tanah. Namun, pada kenyataannya material gunung berapi yang dikeluarkan mengandung mineral yang berfungsi untuk menyuburkan tanah.

Dalam proses erupsi ini, pH tanah memiliki pengaruh yang besar. Debu vulkanik dapat menurunkan kadar pH dan mengubah kondisi tanah. Hal ini juga mengubah komposisi mikroorganisme, zat organik dan mineral dalam tanah.

 2. Bidang Pertanian di Indonesia
Kadar pH yang ada pada tanah erat kaitannya dengan bidang pertanian di Indonesia. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki banyak jenis tanaman perkebunan dan pertanian.

Pengetahuan mengenai pH tanah dimanfaatkan untuk mengatur kadar pH agar sesuai dengan kebutuhan pertanian. Misalnya saat pemberian pupuk akan membuat pH pada tanah akan menurun dan berubah menjadi asam, dan lain sebagainya.

3. Kegiatan Industri
Contoh lain pentingnya mengetahui kadar pH dalam tanah juga dimanfaatkan pada lingkungan sekitar pabrik atau industri. Limbah industri yang bersifat asam dan dibuang di lingkungan dekat industri akan memberikan pengaruh dan perubahan kadar pH lingkungan dan sifat tanahnya atau sering kita sebut polusi tanah.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment