Musim Panas: Pengertian, Waktu Terjadinya, dan Dampaknya

Table of Contents
Pengertian Musim Panas
Musim Panas

Pengertian Musim Panas

Musim panas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah musim sesudah musim semi atau sebelum musim gugur, terdapat di daerah yang memiliki empat musim. Musim panas merupakan salah satu musim di negara beriklim sedang dan subtropis. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda.

Di banyak negara, musim panas adalah musim liburan sekolah. Pada musim ini orang-orang di negara-negara subtropis tersebut biasa ke pantai untuk berjemur. Selain itu, pada musim panas buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan umumnya sedang pada masa pertumbuhan penuhnya.

Musim panas juga biasanya untuk bersenang-senang, seperti membaca di taman. Ada juga orang-orang yang mengambil kelas-kelas pelajaran musim panas untuk menambah pengetahuan.

Waktu Terjadi Musim Panas

Suatu wilayah mengalami musim panas dipengaruhi oleh letak geografisnya. Umumnya negara yang berada di bagian utara mengalami musim panas dari bulan Juni hingga September, sedangkan negara di bagian selatan mengalaminya dari bulan Desember hingga Maret.

Masyarakat di negara-negara yang mengalami musim panas biasanya mempunyai kebiasaan atau jadwal tersendiri untuk mengisi waktu. Umumnya pemerintah setempat menjadikan musim ini sebagai waktu untuk libur sekolah, sehingga lebih sering dihabiskan untuk rekreasi dan berwisata, misalnya berwisata ke pantai untuk berjemur.
1. 21 Juni hingga 23 September (utara)
2. 21 Desember hingga 21 Maret (selatan)

Dampak Musim Panas

Dampak Negatif
Terjadinya musim panas mempunyai dampak terhadap kehidupan di muka bumi. Tidak hanya untuk manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup yang tinggal di wilayah yang tengah mengalami musim panas.

Berikut dampak negatif musim panas berdasarkan beberapa aspek di antaranya,
1. Dampak Kesehatan
Ada banyak sekali efek yang ditimbulkan oleh musim panas terhadap kondisi kesehatan manusia. Dampak paling utama yaitu meningkatkan risiko dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh. Meningkatnya hawa panas di lingkungan sekitar menyebabkan manusia mudah kehilangan cairan melalui keringat.

Tubuh yang kehilangan banyak cairan akan memberikan pertanda atau gejala membutuhkan pasokan air satunya adalah rasa haus. Persediaan air di dalam tubuh yang kurang akan membuat manusia merasa lemas dan juga kehilangan konsentrasinya. Sedangkan pada malam hari yang justru hawa akan terasa dingin, namun terasa kering.

Selain dehidrasi, cuaca panas juga mengakibatkan manusia lebih mudah untuk mengalami stress. Udara panas juga dapat menyebabkan sakit kepala jika terlalu lama terkena paparan sinar matahari.

Sistem imun di dalam tubuh juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Suhu lingkungan yang berubah dengan cepat mengakibatkan tubuh menjadi terasa lebih cepat letih dan rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Oleh sebab itu, air putih sangat penting dikonsumsi ketika musim panas berlangsung.

Dampak buruk lain dari musim panas adalah timbulnya iritasi kulit. Meskipun tidak semua orang mengalami hal ini, tetapi sudah tidak diragukan lagi jika kondisi udara yang panas menjadi penyebab berbagai masalah yang terjadi di kulit.

gejala iritasi dapat berawal dari kulit yang menjadi lebih kering. Untuk mengatasinya, maka ketika keluar rumah direkomendasikan menggunakan tabir surya serta pelembab yang berfungsi untuk mencegah sinar ultraviolet atau sinar UV untuk menembus kulit secara langsung.

Kejadian lain seperti bencana kemungkinan besar juga akan timbul, seperti gagal panen, kelaparan, kekeringan dan kebakaran hutan.

2. Dampak Lingkungan
Tidak hanya manusia atau makhluk hidup saja yang merasakan dampak peningkatan suhu, melainkan juga kondisi alam. Pada saat musim ini terjadi, biasanya pasokan air bersih akan menurun karena mata air mulai mengering.

Ketika musim panas berlangsung, pepohonan juga akan mengalami kekurangan nutrisi air, akibatnya daun-daun akan berguguran. Kondisi gundulnya pepohonan juga akan memperparah kondisi lingkungan karena suplai oksigen segar akan menurun dan lingkungan menjadi gersang.

Selain itu, musim panas juga menyebabkan daerah aliran air seperti sungai, sumur, dan bendungan akan mengalami kekeringan. Padalah sumber tersebut sangat dibutuhkan bagi aktivitas sehari-hari manusia. Mengingat air adalah kebutuhan vital untuk kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi.

3. Dampak Bagi Binatang dan Tumbuhan
Tidak jauh berbeda dengan manusia, tumbuhan dan binatang juga mengalami imbas dari adanya musim panas. Satwa-satwa juga harus menghadapi sulitnya menemukan pasokan air, sedangkan tumbuhan akan lebih sulit memperoleh pasokan air yang biasanya diserap dari tanah.

Dampak Positif

Musim panas tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap makhluk hidup, namun juga memberikan manfaat positif di antaranya,
1. Jadwal Liburan
Di sebagian besar negara dengan 4 musim, musim panas menjadi waktu untuk berlibur. Dapat dikatakan jika musim ini adalah waktu inilah yang selalu dinanti-nantikan karena menjadi jadwal rehat dari penat di universitas ataupun sekolah.

Selain itu, aktivitas orang-orang juga berjalan lebih lancar daripada musim lainnya. Meski cuaca lebih panas, orang akan lebih mudah untuk melakukan kegiatan di luar rumah dibanding pada saat musim hujan. Oleh sebab itu, musim panas bagi beberapa orang menjadi waktu yang ditunggu-tunggu.

2. Berkurangnya Potensi Banjir
Ketika musim hujan, bencana alam seperti banjir, tanah longsor, ataupun badai merupakan kejadian yang paling sering terjadi. Hal sebaliknya justru terjadi ketika musim panas sedang berlangsung.

Meski potensi bencana alam seperti kekeringan, gagal panen dan kelaparan meningkat. Namun pada musim ini setidaknya tingkat bencana banjir, tanah longsor, ataupun badai cenderung menurun.

3. Masa Berbuah
Banyak negara yang menunggu musim panas datang karena pada masa ini beberapa tanaman akan mengalami masa berbuah. Bagi para petani yang bergantung pada hasil buah-buahan, masa ketika cuaca menjadi lebih panas justru menjadi waktu yang paling dinantikan karena hasil panen akan meningkat.  

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment