Homo Sapiens: Pengertian, Asal-Usul, Ciri, Jenis, dan Persebarannya

Table of Contents
Pengertian Homo Sapiens
Homo Sapiens

Pengertian Homo Sapiens

Homo sapiens (manusia cerdas) adalah manusia purba yang menyerupai manusia modern. Homo sapiens terbentuk setelah terjadi proses evolusi selama ribuan tahun. Manusia jenis ini tidak hanya mampu membuat peralatan untuk sehari-hari, tetapi juga telah menggunakan akal dan memiliki sifat seperti manusia modern.

Homo sapiens memiliki ciri-ciri fisik yang juga hampir menyamai fisik manusia yang hidup di masa sekarang. Homo sapiens merupakan spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Selain itu, kapasitas otaknya jauh lebih besar daripada jenis manusia sebelumnya.

Homo sapiens hidup antara 40.000 sampai 10.000 tahun yang lalu, dari akhir zaman batu kuno sampai zaman batu muda.

Asal Usul Homo Sapiens

Beberapa sumber menjelaskan bahwa manusia purba jenis ini berasal dari Afrika. Hal ini diketahui berdasarkan temuan fosil manusia purba yang banyak ditemukan di daerah tersebut.

Dari Afrika manusia purba kemudian mengembara dan tersebar di berbagai tempat seperti Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Asal usul manusia modern dan pengembaraannya keluar dari Afrika sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Stringer dan Brauner.

Teori tersebut didukung dengan adanya bukti genetik, linguistik, dan arkeologis yang menyebutkan bahwa fosil yang ditemukan di dekat Sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur) merupakan fosil Homo Sapiens tertua bahkan usianya lebih tua dari Homo Neanderthalensis.

Teori tersebut juga didukung dengan data penelitian DNA mitokondria (mtDNA) yaitu sel tubuh berbentuk molekul kompleks yang menggambarkan sistem genetika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Dari catatan DNA fosil yang ditemukan, kemudian dicocokan dengan fosil manusia saat ini, diperoleh kesimpulan bahwa genetika manusia atau genom 99,9% identik di seluruh dunia. Para ahli juga menyimpulkan bahwa tidak ditemukan pencampuran mtDNA manusia modern dengan manusia pra modern di suatu wilayah.

Dengan kata lain, Homo Sapiens dari Afrika menggantikan dan menghapus populasi manusia sebelumnya (Homo Erectus dan Homo Neanderthalensis) di wilayah yang didatanginya.

Teori lainnya yang mengulas tentang asal usul homo sapiens yaitu Teori Multiregional Evolution Model yang dikemukakan oleh Wolpoff, Thorne, dan Wu. Para ahli tersebut menyebutkan bahwa manusia modern tidak hanya dari Afrika, namun ada juga yang dari Eropa dan Asia yang merupakan hasil dari populasi manusia sebelumnya di wilayahnya masing-masing.

Teori ini juga menyebutkan bahwa Afrika merupakan sumber kedatangan nenek moyang manusia yang menyebar namun tidak bercampur dengan manusia pra modern sebelumnya di suatu wilayah dan berkembang sesuai dengan rasnya.

Ciri Homo Sapiens

Beberapa ciri Homo sapiens dapat diuraikan sebagai berikut di antaranya,
1. Tinggi badan berkisar antara 130–210 sentimeter;
2. Berat badan antara 30–150 kilogram;
3. Volume otak antara 1.000–2.000 cc;
4. Reduksi di bagian gigi, rahang, dan otot-otot kunyah, sehingga mulai terdapat dagu di rahang bawah;
5. Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih mungil;
6. Telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi

Jenis Homo Sapiens

Beberapa sumber menjelaskan bahwa Homo Sapiens terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya,
1. Cro Magnom
Fosil ini dikenal dengan nama Homo Sapiens Cro-Magnonensis yang ditemukan di Eyzies-de-Tayac, Dordogne, Prancis Selatan. Manusia purba ini memiliki ciri khusus di antaranya tengkorak tinggi dengan bagian penutup bundar.

Tonjolan pada tulang kening sudah hilang. Dahi vertikal. Volume otak mencapai 1400 cc. Bentuk wajah datar dan tidak memiliki tonjolan di bagian mulut karena rahang dan gigi geliginya sudah menyusut.

2. Homo Wajakensis
Fosil Homo Wajakensis ditemukan pada tahun 1889 di wilayah Wajak Tulungagung di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur. Penemu Homo Sapiens ini yaitu Van Riestchoten. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.

Fosil yang ditemukan berupa tulang paha, rahang atas, rahang bawah, tulang kering, dan fragmen tengkorak dengan volume sekitar 1600 cc. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa manusia purba ini sudah bisa membuat alat dari batu dan tulang. Tak hanya itu, Homo Wajakensis juga diketahui sudah mengetahui cara memasak.

Dari segi fisik, ciri-ciri Homo Sapiens ini di antaranya wajah datar dan lebar. Hidung lebar dengan bagian mulut menonjol. Berat badan sekitar 30-150 kg. Tinggi badan kurang lebih 130-210 cm. Otak sudah lebih berkembang. Tengkorak dari Homo Wajakensis diketahui mempunyai persamaan dengan tengkorak masyarakat asli Aborogin di Australia.

Sehingga E. Dubois memperkirakan jenis Homo Sapiens ini dikelompokkan dalam manusia modern yang masuk ras Australoide. Fosil dari Homo Wajakensis mempunyai persamaan dengan manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).

3. Homo Floresensis
Jenis manusia purba lainnya yang juga ditemukan di Indonesia yaitu Homo Floresensis. Manusia purba ini ditemukan pada tahun 2004 saat penggalian di Liang Bua, Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan University of New England.

Adapun ciri ciri Homo Sapiens yang di temukan di Flores di antaranya kepala dan badan mempunyai ukuran kecil. Ukuran otak juga kecil. Volume otak sekitar 380 cc. Rahang menonjol atau berdahi sempit. Berat badan sekitar 25 kg. Tinggi badan sekitar 1,06 m.

Pengelompokan Homo Floresensis sebagai manusia modern masih menjadi perdebatan banyak ahli. Sebagian menyimpulkan jenis ini hasil evolusi Pithecantropus namun ahli lain menduga Homo Floresensis hidup berdampingan atau bahkan satu zaman dengan Homo Sapiens.

Persebaran Homo Sapiens

Persebaran Homo sapiens berawal dari Afrika, kemudian meluas ke berbagai belahan dunia seperti Asia, Eropa, Amerika, dan Australia, termasuk Indonesia. Fosil tertua Homo sapiens ditemukan di Jebel Irhoud, Maroko, pada 2000. Temuan tersebut berupa pecahan tengkorak, tulang rahang lengkap, dan perkakas batu, yang diperkirakan berumur 315.000 tahun.

Homo sapiens kemudian menyebar ke seluruh benua dan tiba di Tiongkok antara 120.000 sampai 80.000 tahun lalu. Sementara itu, jenis Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia diperkirakan berasal dari zaman Holosen, yang berlangsung sekitar 40.000 tahun lalu.

Homo sapiens tidak hanya membuat dan menggunakan perkakas dari batu, tetapi juga membuat peralatan yang lebih kecil dan kompleks. Seperti contohnya mata pancing, anak panah, pelempar tombak, dan jarum jahit. Dalam 12.000 tahun terakhir, Homo sapiens melakukan transisi dari mengumpulkan makanan menjadi menghasilkan makanan sendiri.

Masyarakatnya juga menyadari bahwa mereka dapat mengembangbiakkan tanaman dan hewan. Saat mereka mulai menginvestasikan lebih banyak waktu untuk memproduksi makanan dan menjinakkan hewan, mereka memutuskan untuk hidup menetap.

Penemuan Homo Sapiens di Indonesia

Dalam beberapa temuan, jenis manusia purba di Indonesia yang paling mendekati jenis manusia sekarang adalah Homo sapiens. Penemuan fosil Homo sapiens di Indonesia berawal pada 1889, yaitu saat van Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak dan rangka manusia di daerah Tulungagung, Jawa Timur.

Homo sapiens di Indonesia kemudian digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan lokasi temuannya.
1. Homo Wajakensis
Homo wajakensis ditemukan di Wajak, Tulungagung oleh von Rietschoten pada 1889. Fosil yang ditemukan berupa tulang paha, rahang atas, rahang bawah, tulang kering, dan fragmen tengkorak dengan volume sekitar 1.600 cc.

Temuan Rietschoten ini digolongkan sebagai Homo sapiens pertama di Asia. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa manusia purba ini sudah bisa membuat alat dari batu dan tulang. Tak hanya itu, Homo wajakensis juga diketahui sudah mengetahui cara memasak.

Dari segi fisik, ciri-ciri Homo sapiens ini sebagai berikut di antaranya,
1. Wajah datar dan lebar;
2. Hidung lebar dengan bagian mulut menonjol;
3. Berat badan sekitar 30–150 kilogram;
4. Tinggi badan kurang lebih 130–210 sentimeter;
5. Otak sudah lebih berkembang;

Tengkorak dari Homo wajakensis diketahui mempunyai persamaan dengan tengkorak masyarakat asli Aborigin di Australia, sehingga E. Dubois memperkirakan jenis Homo sapiens ini dikelompokan dalam manusia modern yang masuk ras Australoide. Fosil dari Homo wajakensis mempunyai persamaan dengan manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).

2. Homo Soloensis
Manusia purba jenis Homo soloensis ditemukan oleh von Koenigswald dan Weidenrich di dekat Desa Ngandong, lembah Sungai Bengawan Solo. Oleh sebagian ahli, manusia purba ini digolongkan dengan Homo Neandertal yang merupakan jenis Homo sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen Atas.

3. Homo Floresiensis (Manusia Liang Bua)
Homo floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September 2003. Manusia Liang Bua dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di Liang Bua, Flores.

Adapun ciri-ciri Homo sapiens yang ditemukan di Flores sebagai berikut di antaranya,
1. Kepala dan badan mempunyai ukuran kecil;
2. Ukuran otak juga kecil;
3. Volume otak sekitar 380 cc;
4. Rahang menonjol atau berdahi sempit;
5. Berat badan sekitar 25 kilogram;
6. Tinggi badan sekitar 1,06 meter.

Pengelompokan Homo floresensis sebagai manusia modern masih menjadi perdebatan banyak ahli. Sebagian menyimpulkan jenis ini adalah hasil evolusi Pithecantropus, tetapi ahli lain menduga Homo floresensis hidup berdampingan atau bahkan satu zaman dengan Homo sapiens.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment