Evaporasi: Pengertian, Faktor yang Mempengaruhi, Proses, Rumus, Manfaat, serta Perbedaannya dengan Kondensasi, dan Presipitasi
Table of Contents
Evaporasi |
Pengertian Evaporasi
Evaporasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air; penguapan. Proses evaporasi kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume yang signifikan. Evaporasi merupakan bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. Siklus air terjadi terus menerus.
Evaporasi Menurut Para Ahli
1. Lakitan (1994), Evaporasi dapat didefinisikan sebagai proses penguapan air yang berasal dari permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air.
2. Manan dan Suhardianto (1999), Evaporasi (penguapan) dapat didefinisikan sebagai perubahan air menjadi uap air.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Evaporasi
Evaporasi memang merupakan proses alami, evaporasi ada untuk menjaga agar cadangan air di planet bumi tetap cukup. Namun, untuk melakukan proses ini, bumi kita tidak akan bisa bekerja sendiri. Bagaimanapun juga, bumi tetap membutuhkan bantuan matahari untuk melakukan berbagai tahapan penguapan.Meski begitu, penguapan dan jumlah air yang berhasil menguap juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Mayoritas tahapan memang dipengaruhi oleh matahari, tetapi matahari juga bukan satu-satunya. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah proses evaporasi di antaranya,
1. Radiasi Matahari
Matahari atau tepatnya radiasi matahari yang mempengaruhi terjadinya proses evaporasi di bumi kita ini. Mengingat bumi terus bergerak mengelilingi matahari, maka radiasi matahari juga akan berpindah-pindah dalam setahun ke depan. Selain karena perputaran bumi, perpindahan radiasi juga dipengaruhi oleh garis lintang
Pada akhir tahun, matahari akan berada di sebelah selatan dan ketika itu terjadi, maka wilayah selatan akan menerima radiasi paling banyak. Air-air di wilayah selatan akan mengalami evaporasi.
Sementara itu di pertengahan tahun, matahari akan berpindah ke utara dan membuat wilayah utara menerima paparan radiasi maksimal, sehingga proses yang sama juga akan terulang, air di wilayah utara akan mengalami proses evaporasi yang paling banyak ketimbang wilayah lain di bumi.
2. Temperatur Udara
Temperatur adalah ukuran panas dinginnya sebuah benda. Semakin tinggi temperatur suatu benda, maka semakin panas juga suhu di benda tersebut. Jadi, selain radiasi matahari yang menerpa permukaan bumi, temperatur juga sangat mempengaruhi proses evaporasi.
Pasalnya semakin tinggi temperatur Bumi, maka molekul air yang menguap juga akan semakin banyak dan awan yang dihasilkan juga akan lebih tebal. Begitu pun sebaliknya, ketika temperatur udara turun, maka jumlah air yang menguap pun akan menurun.
3. Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah jumlah uap air yang ada di udara. Semakin tinggi radiasi dan temperatur udara di suatu tempat, maka secara otomatis air yang menguap akan semakin banyak dan membuat kelembapan udaranya juga akan semakin tinggi.
Hal sebaliknya akan terjadi ketika matahari menjauh dari sebuah wilayah, maka radiasi maupun temperatur akan menurun. Hal itu membuat air yang mengalami evaporasi berkurang dan jumlah uap air di udara juga berkurang secara drastis.
4. Kecepatan angin
Saat udara panas, angin menjadi berkah tersendiri bagi kita. Bagaimana tidak, meski sesaat, angin membuat udara jadi terasa lebih sejuk dan lebih segar. Selain itu, fungsi angin bukan hanya untuk meringankan ‘penderitaan’ kita dari sengatan panas matahari.
Lebih dari itu, angin berfungsi untuk menurunkan kembali uap air yang terkumpul di langit menjadi tetesan hujan, salju, maupun kabut ke permukaan bumi. Dengan adanya angin, proses pengulangan evaporasi akan terjadi. Uap air yang sudah lama memenuhi udara akan jatuh ke bumi dan berganti dengan uap air yang baru.
Angin sendiri disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya atau yang lebih dikenal dengan istilah rotasi. Oleh sebab itu, angin juga merupakan udara yang terus bergerak mengikuti perputaran bumi, sehingga angin dapat menggerakkan lebih banyak awan untuk jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
Proses Evaporasi
Proses evaporasi dimulai dengan cairan pada molekul yang memperoleh energi yang cukup untuk melakukan perubahan wujud (menguap). Energi yang dimaksud ini adalah energi panas yang diperoleh dari lingkungan, yang akan mengubah molekul air menjadi uap.Proses evaporasi kerap terjadi pada tempat yang mengandung air, seperti sungai, danau, dan laut. Namun, pada kenyataannya evaporasi juga dapat terjadi pada tubuh atau substansi yang bervolume. Saat penguapan sudah terjadi, tekanan uap akan menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfer di sekitarnya. Ini dikenal dengan istilah kondensasi.
Kondensasi ini pada dasarnya adalah kebalikan dari proses terjadinya penguapan. Hal tersebut bisa terjadi jika suhu uap akan berubah menjadi dingin sehingga akan menyebabkan uap itu mengembun dan kembali ke bentuk cair.
Rumus Evaporasi
Perhitungan dari penguapan berdasarkan pendekatan secara langsung evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi dari vegetasi (ET) berdasarkan penggunaan neraca air, berikut rumus penguapan:ET = P – (R+S)
Di mana:
ET: Evapotranspirasi
P: Presipitasi atau hujan
R: Run off
S: Simpanan lengas tanah
Manfaat Evaporasi
1. Mengawetkan makanan dengan mengurangi kadar air dan meningkatkan kandungan padat.2. Menyediakan bentuk makanan yang disukai konsumen.
3. Mengeringkan baju basah saat diangin-anginkan.
4. Dimanfaatkan oleh lemari pendingin atau kulkas dalam proses pendinginan.
5. Penggunaan parfum cair akan menciptakan rasa dingin pada kulit.
6. Untuk membuat garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan angin.
Perbedaan Evaporasi, Kondensasi, Presipitasi
Secara umum, perbedaan antara proses evaporasi dan kondensasi biasanya mengacu pada keadaan materi atau perubahan fase antara uap dan cairan. Namun, ada beberapa perbedaan utama di antara keduanya di antaranya, 1. Ditinjau dari segi definisi, evaporasi adalah proses di mana air berubah menjadi uap. Sedangkan kondensasi adalah proses yang berlawanan di mana uap air dikonversi menjadi tetesan kecil air.
2. Dalam hal pergerakan molekul, evaporasi terjadi ketika cairan dipanaskan atau ketika tekanan menurun, gaya tarik-menarik antar molekul rendah. Cairan kemudian menguap menjadi gas. Sedangkan kondensasi terjadi ketika gas didinginkan atau ketika tekanan meningkat, gaya tarik-menarik antar molekul menjadi kuat. Gas kemudian mengembun menjadi cairan atau bahkan padatan.
3. Evaporasi dapat terjadi di semua permukaan, setiap saat dan di semua tempat. Penguapan sering terjadi saat udara kering, panas, dan berangin. Sedangkan kondensasi terjadi pada garam, butiran nuklei-higroskopis, partikel karbon, dan lain-lain. Ketika suhu udara menurun melampaui tingkat kejenuhan.
4. Evaporasi biasanya terjadi di ketinggian rendah. Sedangkan kondensasi terjadi terutama pada ketinggian yang lebih tinggi.
5. Ketika evaporasi terjadi, energi dikonsumsi. Sedangkan dalam proses kondensasi energi dilepaskan.
Perlu diingat kembali bahwa presipitasi pada dasarnya bukan sebuah proses, melainkan hasil dari proses kondensasi yang berupa segala cairan atau air beku yang terbentuk di atmosfer dan jatuh kembali ke Bumi. Muncul dalam berbagai bentuk, seperti hujan, hujan es, dan salju.
Akan tetapi, ketiganya (evaporasi, kondensasi, dan presipitasi) adalah tiga bagian utama dari siklus air global. Dalam siklus hidrologi, perbedaan ketiganya terletak pada fungsi masing-masing di antaranya,
1. Evaporasi, berfungsi untuk memindahkan atau mentransfer air dari permukaan (badan air) ke atmosfer. Melalui penguapan, air dalam bentuk cair berubah wujud menjadi uap air.
2. Kondensasi, berfungsi dalam pembentukan awan, karena ketika air telah menguap, bebas naik ke atmosfer. Semakin tinggi naik, semakin banyak panas yang hilang dan semakin dingin.
Akhirnya, partikel uap air menjadi sangat dingin sehingga mereka mengembun dan berubah menjadi tetesan air cair. Ketika cukup banyak tetesan ini terkumpul, mereka membentuk awan.
3. Presipitasi, berfungsi untuk memindahkan air dari atmosfer ke Bumi atau laut. Saat angin menggerakkan awan, awan bertabrakan dengan awan lain dan tumbuh. Begitu mereka tumbuh cukup besar, mereka jatuh dari langit sebagai presipitasi (hujan jika suhu atmosfer hangat, atau salju jika suhunya 32 ° F atau lebih dingin).
Dari berbagai sumber
Post a Comment