Mengenal Bretton Woods Agreement dan Bretton Woods System
Bretton Woods Agreement |
Bretton Woods Agreement
Bretton Woods Agreement adalah kesepakatan bersama terkait kebijakan moneter pasca perang pada tahun 1944. Nama perjanjian mengambil dari lokasi berlangsungnya konferensi, yakni di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat.
Bretton Woods Agreement merupakan momentum yang monumental dalam dunia moneter dan perdagangan internasional. Perjanjian itu menghasilkan Bretton Woods System (1944-1976), sebuah sistem di mana mata uang dolar AS akan menggunakan standar emas sementara nilai mata uang lainnya akan ditautkan ke nilai dolar AS.
Baca Juga: Pengertian Ekonomi Moneter, Tujuan, Jenis, Teori, dan Contoh Penerapannya
Konferensi moneter dan keuangan di Bretton Woods dihadiri oleh delegasi dari 44 negara. Tujuan konferensi tersebut adalah menciptakan sistem pertukaran mata uang asing yang efisien, mencegah devaluasi mata uang sehingga mendorong perdagangan multilateral, menyediakan beberapa sarana untuk membantu negara yang mengalami kesulitan neraca pembayaran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi internasional.
Namun demikian, kesepakatan dalam Bretton Woods tidak berlangsung lama. Pada awal 1970-an, ketika Presiden Richard M. Nixon mengumumkan bahwa AS tidak akan lagi menukar emas dengan mata uang AS, maka kesepakatan tersebut secara efektif berakhir.
Sejarah Bretton Woods Agreement
Bretton Woods Agreement diteken oleh 44 negara di tahun 1944, tepat setahun sebelum Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Kesepakatan ini merupakan hasil dari konferensi sepanjang tiga pekan yang dihadiri 730 delegasi dari 44 negara dalam merumuskan sistem dagang antar negara agar lebih efisien.
Kesepakatan tersebut dibuat di sebuah desa kecil nan permai dan tenteram di Negara Bagian New Hampshire, Amerika Serikat bernama Bretton Woods.
Sejatinya, tujuan dan kerangka pembicaraan yang dibahas di pertemuan itu telah disiapkan bertahun-tahun sebelumnya. Adapun perumus pembahasan itu adalah ekonom terkenal John Maynard Keynes dan Chief International Economist US Treasury Harry Dexter White. Terdapat dua tujuan utama perjanjian ini di antaranya,
1. Mendorong pengurangan tarif dan hambatan perdagangan antar negara.
2. Menciptakan kerangka ekonomi global yang lebih minim konflik
Bretton Woods System
Demi terwujudnya tujuan yang disepakati tersebut, Bretton Woods Agreement pun melahirkan sistem ekonomi baru yang dinamai Bretton Woods System.
Sistem tersebut menandai berakhirnya era merkantilisme yang dituding banyak menyebabkan peperangan dan kolonialisasi, termasuk perang dunia kedua yang baru saja berakhir saat pertemuan itu dihelat. Caranya, dengan mengganti sistem cadangan devisa dalam kekayaan negara yang semula dikumpulkan dalam bentuk emas dan aset berharga menjadi dalam bentuk mata uang internasional.
Keynes semula mengajukan mata uang baru bernama Bancor untuk jadi alat tukar internasional. Bancor rencananya akan diterbitkan oleh lembaga kliring bernama Clearing Union berdasarkan emas sebagai underlying-nya.
Namun, White malah memanfaatkan momentum ini untuk mengukuhkan Amerika Serikat sebagai negara adikuasa dengan menjadikan dolar AS sebagai mata uang internasional, sehingga bancor dan Clearing Union tidak jadi dibuat.
Sebagai gantinya, Federal Reserve sang pencetak dolar yang melakukan pencadangan emas untuk tiap dolar yang dicetaknya. Saat itu, harga yang dipatok adalah US$35 untuk tiap ounce emas, di mana 1 ounce setara dengan 28,3495 gram. Sistem ini baru mulai berjalan penuh pada tahun 1958.
Selain itu, poin lain dari sistem Bretton Woods adalah currency pegging. Yakni kebijakan untuk menetapkan nilai tukar mata uang antara negara pada satu level dengan toleransi 1% saja dari nilai tukar yang ditentukan tersebut.
Sebetulnya, mekanisme ini bermanfaat untuk menekan volatilitas nilai tukar, sehingga perdagangan internasional jadi lebih stabil. Implikasinya, setiap negara anggota diwajibkan memonitor nilai tukar mereka dengan menjaga ketersediaan dolar AS sebagai representasi cadangan devisa.
Tentunya taktik ini berhasil menciptakan kestabilan dalam perdagangan internasional, juga berkembangnya penyaluran pinjaman oleh institusi Bretton Woods.
Institusi Bretton Woods
Terdapat dua institusi internasional yang ikut lahir pada perjanjian tersebut, yakni World Bank dan International Monetary Funds (IMF). Keduanya diperkenalkan secara formal kepada publik pada Desember 1945 dengan dua tujuan yang berbeda. Lalu, di era 1990-an, lahir juga WTO yang turut dikonsepkan pada perjanjian Bretton Woods.
1. World Bank
Awalnya, World Bank disebut dengan International Bank for Reconstruction and Development. Tugasnya semula ialah mengatur ketersediaan dana untuk membantu negara pulih dari perang dunia kedua.
Namun, peran World Bank berkembang dari sekedar membantu pemulihan moneter negara-negara di dunia pasca perang. Saat ini pada laman resminya, World Bank menyebut misinya adalah mengentaskan kemiskinan dan mempromosikan pemerataan.
World bank kini beranggotakan 189 negara dengan total 12.000 projek yang tersebar di seluruh dunia.
2. International Monetary Funds
Institusi ini dibuat untuk memonitor nilai tukar dan mengidentifikasi negara-negara yang butuh suntikan dana dan dukungan moneter. Kini IMF beranggotakan 190 negara dengan 24 negara berperan sebagai direktur eksekutif.
3. World Trade Organization
Selain dua institusi yang turut dilahirkan bersamaan dengan Bretton Woods Agreement, perjanjian ini juga merumuskan satu lembaga lain yang berperan dalam perdagangan internasional. Lembaga tersebut semula bernama International Trade Organization (ITO). Namun konsepnya mengalami dormant hingga tahun 1995.
Institusi ini mengklaim sebagai satu-satunya organisasi internasional yang mengurus perdagangan antar negara. Kini WTO beranggotakan 16 negara dengan representasi perdagangan sebesar 98% dari total perdagangan dunia.
Keruntuhan Bretton Woods System
Sistem Bretton Woods bubar pada tahun 1976 setelah beberapa negara di Eropa mengalami kehancuran ekonomi sehingga tidak lagi bisa menjadi partner perdagangan Amerika Serikat, di samping itu resesi ekonomi dunia yang berlangsung besar-besaran pada periode waktu itu telah mendorong negara-negara di dunia untuk mengedepankan kepentingan nasionalnya masing-masing.
The Fed tergiur mencipta dollar melebihi kapasitas emas yang dimiliki. Akibatnya, terjadi krisis kepercayaan masyarakat dunia terhadap dolar AS. Hal tersebut ditandai dengan peristiwa penukaran dollar secara besar-besaran oleh negara-negara Eropa. Adalah Prancis, pada masa pemerintahan Charles de Gaule, negara yang pertama kali menentang hegemoni dollar dengan menukarkan sejumlah 150 juta dollar AS dengan emas.
Tindakan Prancis ini kemudian diikuti oleh Spanyol yang menarik sejumlah 60 juta dollar AS dengan emas. Praktis, cadangan emas di Fort Knox berkurang secara drastis. Ujungnya, secara sepihak, Amerika membatalkan Bretton Woods System melalui Dekret Presiden Nixon pada tanggal 15 Agustus 1976, yang isinya antara lain, USD tidak lagi dijamin dengan emas.
‘Istimewanya’, dollar tetap menjadi mata uang internasional untuk cadangan devisa negara-negara di dunia. Pada titik ini, berlakulah sistem baru yang disebut dengan floating exchange rate.
Dari berbagai sumber
Post a Comment