Maoisme: Pengertian, Teori, dan Perkembangannya

Table of Contents
Pengertian Maoisme
Maoisme

Pengertian Maoisme

Maoisme adalah pemikiran Mao Zedong yang ada dalam paham komunisme yang berasal dari Republik Rakyat Cina yang merupakan  varian dari Marxisme-Leninisme. Mao Zedong melakukan revisi terhadap Marxisme awal dengan sudut pandang yang sangat filosofis dan ideologis, meninggalkan pendekatan ilmiah yang ditetapkan oleh manifesto komunis.

Di RRT, pemikiran Mao Zedong adalah bagian dari doktrin resmi Partai Komunis Tiongkok, tetapi sejak 1978, permulaan pembaruan Deng Xiaoping yang berorientasi ekonomi pasar, dengan konsep tampilnya ke barisan depan "sosialisme dengan ciri khas Tiongkok" dalam politik, diberlakukanlah pembaruan ekonomi Tiongkok, dan definisi resmi serta peranan ideologi asli Mao di RRT secara radikal telah diubah dan dikurangi.

Di luar RRT, istilah Maoisme digunakan sejak 1960-an, biasanya dalam pengertian yang negatif, untuk menggambarkan partai-partai atau orang-orang yang mendukung Mao Zedong dan bentuk komunismenya. Sejak kematian Mao dan pembaruan oleh Deng, kebanyakan partai yang secara tegas menyebut dirinya "Maois" telah lenyap, tetapi berbagai kelompok komunis di seluruh dunia, terus memajukan gagasan-gagasan Maois dan memperoleh perhatian pers karenanya.

Teori Maois

Berbeda dengan bentuk-bentuk Marxisme-Leninisme yang lebih awal, di mana kaum proletar perkotaan dianggap sebagai sumber utama revolusi, dan daerah pedesaan pada umumnya diabaikan, Mao memusatkan perhatian pada kaum buruh-tani sebagai kekuatan revolusioner yang utama, yang, menurutnya, dapat dipimpin oleh kaum proletari dan pengawalnya, PKT.

Model untuk ini adalah perang rakyat berkepanjangan yang dilakukan oleh komunis Tiongkok di pedesaan pada 1920-an dan 1930-an, yang akhirnya mengantarkan PKT ke tampuk kekuasaan. Lebih jauh, berbeda dengan bentuk-bentuk Marxisme-Leninisme lain di mana pembangunan industri besar-besaran dipandang sebagai suatu kekuatan positif, Maoisme menjadikan pembangunan pedesaan keseluruhan sebagai prioritasnya.

Mao merasa bahwa strategi ini masuk akal pada masa tahap-tahap awal sosialisme di sebuah Negara di mana kebanyakan rakyatnya adalah buruh-tani. Berbeda dengan kebanyakan ideologi politik lainnya, termasuk ideologi sosialis dan Marxis, Maoisme mengandung doktrin militer yang integral dan dengan jelas menghubungkan ideologi politiknya dengan strategi militer.

Teori Kontradiksi yang dikemukakan oleh Mao ada dua yaitu,
1. Kontradiksi antara kita dan musuh (sifatnya antagonistik).
2. Kontradiksi antara kita (non-antagonistik).

Dalam teori itu Mao menjelaskan jika kontradiksi yang pertama itu diselesaikan dengan cara penghancuran. Sedangkan kontradiksi yang kedua itu diselesaikan dengan cara memberikan edukasi kembali.

Dalam revolusi, Mao memiliki konsep Revolusi Permanen yang mana hal ini digunakan untuk menghindari institusionalisasi dan birokrasi yang bisa menjadi penghambat terwujudnya masyarakat sosialis dan komunis. Kemudian Mao juga memiliki teori bahwa suatu revolusi itu harus segera diikuti revolusi lain, hal itu karena semangat belum menurun dan masalah belum menjadi besar.

Pengaruh internasional Maoisme

Di Iran, Sarbedaran menjadi salah satu partai politik beraliran Maoisme. Organisasi tersebut dibentuk pada tahun 1976 setelah aliansi sejumlah kelompok Maois melakukan aksi militer di Iran. Pada tahun 1982, kelompok ini memobilisasi pasukan di hutan sekitar Amol dan melancarkan pemberontakan melawan Pemerintah Islam. Pemberontakan akhirnya gagal dan banyak pemimpin Sarbedaran yang ditembak.

Pada tahun 1968 di Swedia, sekte ekstremis kecil Maois bernama Rebellerna didirikan di Stockholm. Dipimpin oleh Francisco Sarrión, kelompok tersebut tidak berhasil membuat kedutaan besar Tiongkok menerima mereka ke dalam Partai Komunis Tiongkok. Organisasi ini hanya bertahan beberapa bulan.

Maoisme sebagai aliran komunis yang khas

Salah satu ciri utama yang menonjol dari Maoisme adalah kontrasnya yang relevan dengan kecenderungan komunisme lain yang lebih luas, seperti Marxisme-Leninisme.

Sementara Marxisme mendasarkan prinsipnya pada perjuangan kelas pekerja dan pembangunan negara yang kuat dan terpusat, Mao menggunakan orang-orang Cina yang sebagian besar agraris sebagai dasar penerapan ide-idenya dalam pembentukan negara yang lebih terdesentralisasi yang membutuhkan industrialisasi.

Sementara gerakan terakhir berevolusi dan beradaptasi dengan pergeseran paradigma yang dialami oleh Uni Soviet sepanjang abad ke-20, gerakan Maois China secara kuat menyelaraskan dirinya dengan akar komunis yang sama dengan gerakan Bolshevik Rusia, terutama.

Hal ini dapat dilihat tercermin dalam konsepsi yang berbeda dari prinsip-prinsip gerakan, menerjemahkan bahwa sementara komunisme Rusia yang dipromosikan oleh Lenin atau Stalin didasarkan pada materialisme sejarah dan pengalaman Soviet, Mao membela perlunya revolusi dari sudut pandang yang lebih ideologis, filosofis. pendekatan dan karakteristik idealis dari komunisme asli.

Visinya diperkuat setelah kematian Stalin dan kritik para pemikir komunis terhadap gerakan Rusia yang menyimpang, yang ditandai dengan pemiskinan Rusia dan kerasnya sistem politiknya yang ketat.

Maoisme selama beberapa dekade terakhir

Dalam beberapa dekade terakhir, pergeseran ekonomi China yang lebih terbuka terhadap perdagangan internasional telah menyebabkan pandangan Maoisme tentang pengelolaan ekonomi negara menjadi disesuaikan.

Namun, di wilayah lain negara ini mempertahankan dominasi pedoman Maois, para analis terkemuka mendefinisikan politik negara sebagai komunis dalam politik dan pasar dalam istilah ekonomi.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment