Kontrak Berjangka: Pengertian, Jenis, Contoh, Keuntungan, Kekurangan, dan Perbedaannya dengan Forward Contract
Kontrak Berjangka (Futures Contract) |
Pengertian Kontrak Berjangka
Kontrak Berjangka (futures contract) adalah suatu bentuk kontrak standar untuk membeli atau menjual Komoditi dengan penyelesaian kemudian sebagaimana ditetapkan di dalam kontrak yang diperdagangkan di Bursa Berjangka (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi).
Dalam dunia keuangan, kontrak berjangka merupakan suatu kontrak standar yang diperdagangkan pada bursa berjangka, untuk membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu tanggal dimasa akan datang, dengan harga tertentu.
Baca Juga: Pengertian Aset (Aktiva), Karakteristik, Siklus Hidup, Perencanaan, Pengukuran, dan Jenisnya
Tanggal dimasa akan datang tersebut disebut dengan istilah tanggal penyerahan (delivery date) atau tanggal penyelesaian akhir (final settlement date). Harga tertentu disebut dengan istilah harga kontrak berjangka (futures price). Harga dari aset acuan pada saat tanggal penyerahan disebut dengan istilah harga penyelesaian (settlement price).
Penjual akan berharap harga suatu aset akan mengalami penurunan. Sebaliknya, pembeli akan berharap harga suatu aset akan mengalami kenaikan. Umumnya future contract komoditas akan memungkinkan seorang trader untuk berspekulasi akan harga sebuah komoditas seperti emas, minyak, gula, dan lain-lainnya.
Sedangkan, finansial berjangka atau financial futures akan memungkinkan trader untuk berspekulasi terhadap harga suatu aset di masa mendatang seperti saham, obligasi, valas, dan indeks keuangan lainnya.
Jenis atau Tipe Future Contract
Ada banyak jenis atau tipe future contract, baik di kategori finansial maupun komoditas. Beberapa jenis finansial future yaitu saham, indeks, valas dan bunga berjangka. Sementara itu, jenis atau future contract untuk komoditas adalah produk pertanian, emas, minyak, kapas, biji, minyak, dan komoditas lainnya.
Contoh Future Contract
Misalnya, Ambar berniat untuk membeli 600 gram emas pada delapan bulan mendatang. Salah satu cara yang Ambar lakukan adalah dengan menetapkan kontrak hari ini dengan sebuah penjual emas. Nantinya, penjual akan berjanji untuk memberikan emas pada delapan bulan mendatang dengan jumlah dan harga yang telah ditentukan pada hari kontrak dibuat.
Misalnya, telah disepakati bahwa harga emas untuk per gramnya adalah Rp200 ribu. Sehingga, Ambar akan membayar Rp120 juta untuk 600 gram emas pada delapan bulan mendatang. Perjanjian inilah yang disebut dengan future contract.
Contoh lain, katakanlah seorang trader ingin berspekulasi tentang harga minyak mentah dengan menandatangani future contract pada bulan Mei. Harapannya, harga akan lebih tinggi pada akhir tahun. Future contract minyak mentah di bulan Desember diperdagangkan pada 50 dolar AS dan trader mengunci kontrak.
Berhubung minyak diperdagangkan dalam peningkatan 1.000 barel, investor sekarang memiliki posisi senilai 50 ribu dolar AS minyak mentah (1.000 x 50 = 50 ribu dolar AS). Namun, trader hanya perlu membayar sebagian kecil dari jumlah itu di muka, awal margin yang mereka setorkan ke broker.
Dari Mei hingga Desember, harga minyak berfluktuasi seperti halnya nilai future contract. Jika harga minyak menjadi terlalu fluktuatif, pialang mungkin meminta dana tambahan untuk disetorkan ke rekening margin pemeliharaan.
Pada bulan Desember, tanggal akhir kontrak semakin dekat, yaitu pada hari Jumat di minggu ketiga. Harga minyak mentah telah naik menjadi 65 dolar AS dan trader menjual kontrak asli untuk keluar dari posisinya.
Perbedaan bersih diselesaikan secara tunai, dan mereka menghasilkan 15 ribu dolar AS, dikurangi biaya dan komisi dari broker (65 – 50 = 15 x 1000 = 15 ribu dolar AS).
Namun sebaliknya, jika harga minyak turun menjadi 40 dolar AS, investor akan kehilangan 10.000 dolar AS (40 – 50 = 10 x 1000 = 10.000 dolar AS).
Keuntungan Berinvestasi Futures Contract
Terdapat empat keuntungan dari berinvestasi dengan futures contract di antaranya,
1. Lindung Nilai (Hedging)
Futures dapat investor gunakan sebagai sebuah instrumen lindungi nilai (hedging), karena bisa mengompensasi terhadap risiko yang dihasilkan oleh adanya penurunan pada nilai dari sebuah portofolio underlying.
2. Transaksi Aktif jangka Pendek
Berinvestasi futures juga menawarkan keuntungan dari pergerakan indeks. Entah itu bearish ataupun bullish tanpa harus seorang investor memiliki aset underlying.
Jika investor mempunyai perkiraan bahwa suatu nilai aset underlying akan mengalami kenaikan, maka investor tersebut akan langsung mengambil posisi beli pada futures. Sebaliknya, apabila investor mempunyai perkiraan bahwa nilai aset tersebut akan mengalami penurunan, maka investor dapat langsung mengajukan posisi jual.
Nantinya, keuntungan ketika harga aset mengalami kenaikan maupun turun akan mengakibatkan investor tersebut melakukan kegiatan transaksi secara aktif. Artinya, investor melakukan proses jual dan beli dalam satu periode yang singkat.
3. Diversifikasi Aset
Selain itu, produk future juga dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk berinvestasi dan sarana diversifikasi portofolio aset.
Bagi seorang investor yang ingin mengajukan diverifikasi dan sudah memiliki portofolio, namun terhalang dengan masalah pada kecukupan pada dana. Maka, seorang investor dapat mengalokasikan dananya pada produk futures.
Kekurangan Investasi Future Contract
Terdapat dua kekurangan yang dimiliki oleh dari berinvestasi dengan futures contract di antaranya,
1. Leverage
Leverage, juga dapat menghadirkan sejumlah kerugian pada investor dalam masalah pergerakan harga yang tidak sesuai dengan ekspektasi investor. Jadi, jika nantinya pergerakan pada underlying terlalu fluktuatif, maka margin yang disetorkan investor dapat terus berkurang dan investor harus menyetorkannya margin tambahan.
Jika nantinya investor tidak menambahkan margin, maka broker akan langsung menutup posisi investor.
2. Risiko Ketidaksempurnaan Hedging
Investor dapat melindungi posisinya dengan mengambil posisi short. Namun, apabila investor salah memperkirakan berapa besar jumlah yang akan dijual atau posisi short dalam melakukan hedging, maka dapat menyebabkan sejumlah kerugian bagi seorang investor.
Ketidaksempurnaan ini dapat terjadi apabila pergerakan nilai portofolio yang sudah dimiliki sebelumnya tidak sepenuhnya sama pada saat pergerakan yang dipilih ketika hedging.
Perbedaan Future Contract dan Forward Contract
Forward and future contract, memiliki kesamaan dalam banyak hal. Keduanya melibatkan kesepakatan untuk membeli dan menjual aset di masa mendatang. Akan tetapi, keduanya memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan di antaranya,
1. Isi Kontrak
Dalam future contract, isi dalam kontrak terdiri dari satuan volume atau berat minyak mentah dalam satuan barel, atau mengenai mata uang yang digunakan, waktu penyerahan, minimum fluktuasi harga yang diperjualbelikan, dan lain-lain. Di sisi lain, isi dalam forward contract dapat diatur sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak.
2. Premi
Pada forward contract, biasanya akan dikenakan premi karena kontrak tersebut memiliki risiko gagal. Kebalikannya, dalam future contract tidak ada premi yang dikenakan.
3. Evaluasi Harga
Dalam future contract dilakukan evaluasi pada harga suatu aset setiap saat. Dengan begitu, bisa diketahui setiap saat posisi, baik penjual atau pembeli, apakah mendapatkan keuntungan, kerugian atau netral. Sementara evaluasi pada forward contract hanya dilakukan ketika kontrak jatuh tempo atau berakhir.
Dari berbagai sumber
Post a Comment