Komunikasi Antar Budaya: Pengertian, Hakikat, Prinsip, Fungsi, Faktor, Bentuk, dan Manfaatnya
Table of Contents
Komunikasi Antar Budaya |
Pengertian Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Komunikasi antarbudaya memberi pengaruh positif di masyarakat, di antaranya mempermudah proses sosialisasi serta meminimalisir terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi antar budaya merupakan proses komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang memiliki kebudayaan berbeda-beda, baik beda ras, etnik, sosial ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan. Komunikasi antar budaya terus berkembang, apalagi di saat manusia bisa bebas berkomunikasi karena adanya perkembangan teknologi.
Komunikasi Antar Budaya Menurut Para Ahli
1. Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa, komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok
2. I Made Marthana Yusa, dkk (2021), komunikasi antarbudaya adalah proses pembagian informasi, gagasan, atau perasaan di antara mereka yang memiliki latar belakang budaya berbeda. Proses pembagian itu bisa dilakukan secara verbal (melalui kata-kata dan bahasa, baik lisan atau tertulis) dan nonverbal (lewat gerak-gerik tubuh, raut wajah, serta gaya penampilan).
3. Ade Tuti Turistiati, dkk (2021), komunikasi antarbudaya terjadi saat anggota dari satu budaya memberi pesan kepada anggota dari budaya lain. Lebih tepatnya, komunikasi antarbudaya melibatkan interaksi antarindividu yang memiliki persepsi budaya dan perbedaan sistem simbol.
4. Fred E. Jandt, komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
5. Hamid Mowland, komunikasi antar budaya sebagai human flow across national boundaries. Asumsi tersebut merupakan sekelompok manusia yang menyeberangi lintas budaya. Seperti adanya keterlibatan suatu konferensi internasional di mana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.
6. Sitaram (1970), komunikasi antarbudaya merupakan seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan.
7. Srnover dan Porter (1972), komunikasi antarbudaya terjadi manakala bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut mempunyai latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda. Latar belakang tersebut mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai.
Komunikasi antarbudaya terjadi ketika orang-orang yang berbeda kebudayaan dipertemukan. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi antar budaya ini merupakan komunikasi yang terjadi ketika kedua orang atau lebih sedang proses berkomunikasi, untuk mencapai pemahaman, maupun pengertian yang terjadi di antara khalayak yang berbeda kebudayaan.
Oleh karena itu, kegiatan inilah yang membawa keselarasan dalam berkomunikasi. Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah sebuah proses negosiasi atau pertukaran dari sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.
Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan dengan cara:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antar budaya yang juga membahas satu tema yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan.
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung pada persetujuan antar subjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama.
3. Sebagai pembimbing sebuah perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita.
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai macam cara.
Selain itu kajian komunikasi antar budaya berakar dari beberapa kajian ilmu lainnya, yaitu seperti sosiolinguistik, sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat kajian ilmu tersebut, psikologi menjadi acuan utama dalam menjelaskan komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas budaya.
Ketika adanya komunikasi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, di situlah terjadinya komunikasi antarbudaya. Stewart L. Tubis mengatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya.
Pernyataan ini beranggapan bahwa perbedaan cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Peran Bahasa dalam Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi yang terjadi antar budaya seringkali terdengar. Hal ini karena kebudayaan atau pola hidup mereka yang berbeda akan membuat kesalahpahaman di antara kedua individu. Sehingga, perlu adanya sesuatu yang dapat menurunkan tingkat kesalahpahaman di antara kedua individu agar tidak terjadi pertikaian. Hal itu dapat ditemukan pada bahasa baik verbal maupun nonverbal.Peranan bahasa saat ini merupakan alat yang tentunya sangat berperan penting dalam komunikasi antar budaya. Dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa kebangsaan, maka akan meminimalisir kesalahpahaman. Karena, bahasa sendiri yang dapat memilah mana marah, mana senang, dan mana yang sedih. Dan juga, bahasa merupakan simbolik dari rasa.
Hakikat Komunikasi Antar Budaya
Terdapat beberapa macam pada hakikat komunikasi antar budaya di antaranya, 1. Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada proses yang mana kultur atau budaya ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita bisa mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Dan bagi orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru utama dalam bidang kultur.
2. Akulturasi
Akulturasi mengacu pada proses yang mana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan kultur lainnya.
Prinsip Komunikasi Antar Budaya
1. Relativitas BahasaGagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan juga perilaku yang paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan di sepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses kognitif kata.
Karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa tentu mencerminkan suatu budaya. Semakin besar perbedaan budayanya, maka semakin tampak perbedaan komunikasinya, baik dalam bahasa maupun dalam isyarat non verbal. Semakin besar perbedaan antara budaya maka semakin sulit pula komunikasi untuk dilakukan.
3. Mengurangi Ambigu Antar Budaya
Semakin besar perbedaan antar budaya, maka semakin besarlah ketidakpastian dan ambiguitas dalam sebuah komunikasi. Banyak dari komunikasi kita yang berusaha mengurangi ketidakpastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain.
Karena ketidakpastian dan ambiguitas yang lebih besar, maka diperlukan lebih banyak pula waktu dan juga upaya untuk mengurangi ketidakpastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Perbedaan Antar Budaya
Semakin besar perbedaan antar budaya, maka semakin besar pula kesadaran diri para partisipan selama komunikasi berlangsung. Hal ini memiliki konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Dan negatifnya, tentu ini akan membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antar Budaya
Perbedaan antar budaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan Hasil Interaksi
Dalam komunikasi antar budaya seperti dalam semua komunikasi, kita tentu berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989) mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antar budaya. Sebagai contoh, orang akan berinteraksi dengan orang lain yang mereka pikirkan akan memberikan hasil positif.
Hal ini karena komunikasi antar budaya itu sulit, dan mungkin Anda akan menghindarinya. Dengan demikian, misalnya Anda akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan Anda ketimbang orang yang sangat berbeda.
Kedua, jika kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi.
Ketiga, jika kita membuat prediksi tentang makna perilaku kita yang akan menghasilkan hasil positif. Dalam komunikasi, Anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pemilihan topik, posisi yang diambil, perilaku nonverbal yang Anda tunjukkan, dan sebagainya. Kemudian, Anda bisa melakukan apa yang menurut Anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakukan apa yang menurut Anda akan memberikan hasil negatif.
Fungsi Komunikasi Antar Budaya
Terdapat beberapa fungsi dari komunikasi antarbudaya di antaranya,1. Menyatakan Identitas Sosial. Dengan adanya komunikasi antarbudaya, individu tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri.
2. Menyatakan Integrasi Sosial. Komunikasi antarbudaya dapat menyatukan dan mempersatukan antar pribadi dalam interaksi tersebut.
3. Menambah Pengetahuan. Komunikasi antarbudaya pun dapat memberikan wawasan yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh individu tersebut.
4. Hubungan Interaksi. Selain itu, komunikasi antarbudaya juga dapat menciptakan hubungan yang komplementer serta hubungan yang selaras.
Di dalam komunikasi antarbudaya pun juga terdapat fungsi sosial di antaranya,
1. Pengawasan. Pada umumnya, kegiatan komunikasi antarbudaya terjadi ketika komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan. Fungsi ini lebih banyak digunakan oleh media masa.
2. Penghubung. Komunikasi antarbudaya ini dapat juga dijadikan sebagai jembatan bagi setiap individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Biasanya, Beda individu atau lebih akan menyampaikan persepsi mereka yang berbeda-beda.
3. Sosialisasi Nilai. Di sini, fungsi komunikasi antar budaya dapat memberikan ajaran dan perkenalan nilai-nilai dari suatu kebudayaan suatu masyarakat lain.
4. Menghibur. Dalam hiburan pun juga ada kegiatan komunikasi antar budaya. Hal ini dapat ditemukan seperti di saat menonton tarian, nyanyian, bahkan drama sekaligus.
Faktor Terjadinya Komunikasi Antar Budaya
Dalam terjadinya komunikasi antar budaya terdapat beberapa faktor di antaranya, 1. Mobilitas
Perjalanan dari negara satu ke negara lainnya bukan menjadi hal yang khusus lagi, atau kegiatan seperti ini sudah menjadi kegiatan yang umum dilakukan oleh masyarakat. Hal itu terjadi karena adanya peluang-peluang bisnis yang menggiurkan dan pendidikan yang menjamin. Sehingga terjadilah mobilitas yang luas dan terjadilah berbagai budaya yang menyatu pada satu wilayah.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi juga mempengaruhi adanya komunikasi antarbudaya. Seperti contohnya, negara Indonesia yang memiliki ekonomi berkembang akan mengalami ketergantungan dengan negara yang memiliki tingkat perekonomian tinggi. Sehingga, terjadilah perpindahan pekerjaan dan terjadilah penyatuan budaya.
Teknologi akhir-akhir ini memang tumbuh semakin pesat. Sehingga teknologi pun mampu membawa kultur luas masuk ke suatu wilayah yang dapat mempengaruhi budaya bangsa. Oleh karena itu, teknologi pun mampu membuat komunikasi antarbudaya ini menjadi lebih mudah dan praktis. Bahkan cepat atau lambat, teknologi dapat memberikan dampak akan terjadinya pertukaran budaya secara besar-besaran.
4. Imigrasi
Sudah tidak aneh lagi, ketika kita berjalan di rumah sendiri, kita melihat orang asing di sekeliling kita. Hal itu terjadi karena adanya kegiatan imigrasi untuk suatu kepentingan. Sehingga, terjadilah penyatuan budaya atau biasa disebut dengan akulturasi. Akulturasi tersebut menyebabkan terjadinya komunikasi antarbudaya.
5. Politik
Kepentingan politik pun juga ikut andil memberikan dampak munculnya komunikasiantar budaya. Seperti halnya saat Raja Arab berkunjung ke Indonesia, atau sebaliknya, saat Presiden Jokowi berkunjung ke Negara Australia. Kunjungan negara inilah yang mendatangkan komunikasi antar budaya.
Bentuk Komunikasi Antarbudaya
Mengutip dari buku Komunikasi Multikutural yang ditulis oleh Andik Purwasito, komunikasi antarbudaya memiliki beberapa bentuk. Bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya tersebut ialah sebagai berikut.1. Komunikasi Internasional
International communications atau komunikasi internasional adalah bentuk komunikasi antarbudaya yang terjadi antara dua negara atau lebih. Bentuk ini dapat dilihat dari berbagai macam kegiatan diplomasi ataupun propaganda yang seringkali berkaitan dengan kondisi intercultural (antarbudaya) dan interracial (antarras).
Bentuk komunikasi ini cenderung berkaitan dengan kepentingan suatu negara dengan negara lainnya yang meliputi permasalahan ekonomi, politik, pertahanan, dan lain-lain.
2. Komunikasi Antarras
Komunikasi antarras atau interracial communication adalah sebuah bentuk komunikasi yang terjadi apabila adanya interaksi atau proses komunikasi pada individu atau kelompok yang berbeda ras. Bentuk komunikasi ini memiliki ciri utama, yaitu komunikan dan komunikator berasal dari ras yang berbeda. Ras sendiri merupakan klasifikasi sekelompok individu berdasarkan karakteristik biologis.
3. Komunikasi Antaretnis
Komunikasi antaretnis atau interethnic communication adalah bentuk komunikasi yang mana proses komunikasinya berasal dari etnis yang berbeda. Kelompok etnik adalah kelompok orang yang ditandai dengan bahasa dan asal-usul yang sama. Oleh karena itu, komunikasi antaretnis merupakan komunikasi antarbudaya.
Manfaat Mempelajari Komunikasi Antar Budaya
Berbeda halnya dengan komunikasi antarbudaya. Komunikasi yang terletak pada pola hidup atau cara hidup seseorang yang berbeda-beda dan seringkali membuat kesalahpahaman antar individu ketika berkomunikasi. Sehingga, kita perlu adanya mempelajari komunikasi antarbudaya ini.Dengan kita mau mempelajari komunikasi antarbudaya ini, maka kita akan mendapatkan manfaat dalam berkomunikasi. Seperti halnya ketika kita bertemu dengan orang yang pola hidup berbeda dengan kita. Hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman bahkan pertikaian ketika berkomunikasi dengan orang tersebut.
Kemudian manfaat lainnya yang bisa kita dapatkan adalah di saat posisi kita sebagai orang ketiga yang melihat kedua orang sedang bertikai karena komunikasi mereka saling salah paham. Maka, di sanalah kita bisa menjadi jembatan di antara keduanya sampai kesalahpahaman itu selesai.
Dari berbagai sumber
Post a Comment