Kapak Corong: Pengertian, Sejarah, Persebaran, Fungsi, Teknik Pembuatan dan Jenisnya
Table of Contents
Kapak Corong |
Pengertian Kapak Corong
Kapak corong adalah peralatan prasejarah yang terbuat dari perunggu dan terdapat rongga di tengahnya. Rongga inilah yang kemudian membuat peralatan logam ini terkenal dengan nama kapak corong. Kapak ini biasanya ditemukan di beberapa situs arkeologi di wilayah Sulawesi, Bali, Jawa dan pulau-pulau di sebelah timur Indonesia, termasuk di kawasan Danau Sentani yang berada di Papua.Secara umum, kapak ini memiliki tiga jenis, yaitu kapak sepatu (bentuknya mirip sepatu), kapak upacara (digunakan hanya saat mengadakan ritual), dan kapak corong yang memiliki rongga seperti corong. Kapak corong digunakan sebagai perkakas manusia prasejarah pada zaman logam yang berlangsung sekitar 2000 hingga 3000 SM.
Sejarah Kapak Corong
Kapak corong termasuk peninggalan sejarah periode perundagian atau bisa juga disebut zaman logam. Pada zaman tersebut banyak pekerja ahli atau tukang pandai besi. Pada zaman tersebut semua peralatan menggunakan material logam. Termasuk pembuatan kapak.Setiap benda yang ada pada zaman itu termasuk kapak jenis ini, merupakan hasil buah pemikiran dari pengrajin perunggu pada masa perundagian. Namun, kapak ini pada waktu itu masih digunakan oleh orang-orang tertentu. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya bahan baku.
Kapak corong ini bisa tersebar luas ke berbagai daerah karena interaksi sosial dan ekonomi pada zaman itu. Daerah penghasil logam mendistribusikan kepada pengrajin, lalu pengrajin mendistribusikan kepada pedagang dan akhirnya menyebar ke masyarakat.
Keterangan mengenai penemuan kapak ini dikabarkan oleh Ramphius pada abad ke 18. Lalu, pada abad ke 19 mulailah melakukan pengumpulan dan pendokumentasian. Pengumpulan dan pencatatan dilakukan oleh Koninklijik Bataviashch Genootschap.
Persebaran Kapak Corong
Kapak corong ini banyak tersebar dan ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Daerah-daerah tersebut di antaranya Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan dan Pulau Selayar.Fungsi Kapak Corong
Pada masanya kapak corong ini fungsinya tergantung dari jenis jenisnya dan disesuaikan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, terdapat variasi dari bentuk kapak corong. Pada umumnya kapak corong memiliki fungsi sebagai alat bantu di dalam pertukangan, pada zaman dahulu.Kapak corong juga digunakan sebagai alat upacara adat dan juga untuk acara ritual, dikarenakan kapak corong dianggap sebagai tanda kebesaran terhadap seseorang.
Teknik Pembuatan Kapak Corong
Pada masa perundagian, pembuatan kapak corong menggunakan dua teknik, yakni teknik bivale dan teknik lilin. Pada teknik bivale, cairan perunggu dituangkan langsung ke cetakan yang terbuat dari batu atau kulit tiram.Sedangkan pada teknik lilin, cetakan yang digunakan adalah tanah liat dan lilin. Caranya juga menuangkan cairan perunggu pada cetakan dan ketika sudah keras, tanah liat akan dipecahkan. Kelebihan dari teknik lilin adalah mampu menampilkan detail seperti hiasan sehingga kapak corong terlihat lebih indah.
Jenis-Jenis Kapak Corong
Kapak corong juga disebut kapak sepatu. Disebut demikian karena bentuknya seperti sepatu. Sebagian besar daerah nusantara telah ditemukan kapak jenis ini. Seperti daerah Sumatera Selatan, Bali, Jawa, Sulawesi Tengah, dan Irian, dan Pulau Selayar.Ukuran kapak corong juga beragam. Ada yang besar dan ada yang kecil. Ada yang memakai hiasan juga ada yang lebar. Berikut beberapa jenis kapak corong menurut Soejono di antaranya,
Tipe 1
Kapak corong yang satu ini memiliki bentuk yang lebar dengan penampang yang lonjong. Pangkang tangkainya cekung dan ada yang lurus. Bagian tajamnya berbentuk cembung. Persebaran kapak jenis banyak ditemukan di nusantara. Di antaranya adalah seluruh bagian Pulau Jawa, Madura, Sulawesi, Bali, Flores, Maluku dan Papua.
Tipe 2
Kapak satu ini bentuknya seperti burung seriti. Diberi nama seperti ini karena bagian tangkainya membelah menjadi dua seperti ekor burung seriti. Belahan ini ada yang dalam dan ada yang dangkal. Ada yang diberi pola hiasan dan ada yang polos. Pola ini dibuat tergantung budaya setempat.
Tempat penemuan kapak jenis ini ada di berbagai belahan nusantara. Di antaranya yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Jawa Timur, Flores, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Tipe 3
Kapak tipe ini memiliki tangkai yang lebih panjang dari pada bagian tajamnya. Bentuk tangkainya ada yang sempit dan juga lurus. Ada yang pendek dan lebar. Bagian tajam pada tipe ini adalah cembung dan datar. Kapak ini bersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, dan Sulawesi Selatan.
Tipe 4
Kapak tipe ini memiliki bentuk pendek , bagian mata kapak gepeng, dan bagan bahu lurus. Mata kapak berbentuk setengah lingkaran. Kapak ini bersebar di daerah Bali, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Tipe 5
Kapak tipe ini berbentuk seperti bulan sabit, karena mata kapak bentuknya setengah lingkaran. Pada bagian tengahnya agak lebar dan menyempit pada kedua sis. Bagian sudut-sudutnya membulat. Pada bagian tangkainya lebar dan di bagian tajamnya menyempit. Kapak jenis ini bisa ditemukan di wilayah Bali dan Papua.
Tipe 6
Kapak tipe ini memiliki mata yang bentuknya seperti jantung. Bahu kapak terlihat melengkung dan kedua pangkal kapak ini bentuknya seperti sapu lidi. Kapak jenis ini hanya ada di Bali.
Tipe 7
Kapak tipe ini tangkainya pendek dan pangkalnya melebar. Untuk kapak ini memiliki mata yang tipis dengan ujungnya yang melebar dan melengkung ke dalam. Kapak jenis ini disebut juga dengan kapak candrasa. Jenis kapak ini tipis dan besar, yang biasanya terdapat pola hiasan burung dengan kaki yang mencengkeram. Kapak jenis ini banyak ditemukan di pulau Jawa.
Tipe 8
Kapak tipe ini memiliki bagian tangkai yang menyatu dengan bagian kapaknya. Pada bagian pangkal berbentuk cakram untuk peletakan kapak. Cakramnya memiliki perhiasan berupa pusaran roda. Hiasan utama pada kapak ini adalah pola topeng tertutup pada kepala seperti kipas. Kapak tipe ini bisa ditemukan di pulau Rote.
Berdasarkan berbagai jenis tipe kapak jenis ini, dapat disimpulkan jika kapak corong juga sebagai bentuk kebudayaan pada zaman tersebut. Hal ini disebabkan pembuatannya juga memiliki nilai seni yang tinggi.
Dari berbagai sumber
Post a Comment