Dotcom Bubble (Gelembung Dot-Com): Pengertian, Awal, dan Berakhirnya

Table of Contents
Pengertian Dotcom Bubble atau Gelembung Dot-Com
Dotcom Bubble (Gelembung Dot-Com)

Pengertian Dotcom Bubble (Gelembung Dot-Com)

Dotcom Bubble (gelembung dot-com) atau gelembung teknologi informasi adalah gelembung spekulasi yang terjadi antara tahun 1998–2000 ketika bursa saham di negara-negara industri mengalami kenaikan nilai ekuitas secara tajam berkat pertumbuhan industri sektor Internet dan bidang-bidang yang terkait. Dotcom Bubble berpuncak pada 10 Maret 2000 ketika NASDAQ mencapai 5132,52 poin.

Baca Juga: Pengertian Saham, Jenis, Manfaat, Risiko, dan Cara Kerjanya

Saat itu bursa saham di negara-negara industri mengalami kenaikan nilai ekuitas secara tajam berkat pertumbuhan industri sektor Internet dan bidang-bidang yang terkait. Pesatnya pertumbuhan Internet dimulai pada tahun 1993 dan berlangsung hingga tahun 1990-an yang ditandai dengan teknologi world wide web yang semakin maju setelah dirilisnya versi pertama penjelajah web Mosaic.

Periode gelembung dot-com ditandai oleh didirikannya (dan berakhir dengan kegagalan usaha) perusahaan-perusahaan baru di bidang situs-situs Internet yang disebut perusahaan dot-com. Pemilik perusahaan mengalami kenaikan tajam pada harga saham dengan hanya menambah awalan e- atau akhiran .com pada nama perusahaan mereka. Praktik ini disebut salah seorang penulis sebagai investasi prefiks.
 
Kombinasi dari meningkatnya harga saham secara cepat dan kepercayaan pasar bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan untung pada masa depan, spekulasi saham oleh individu, dan modal ventura yang dapat diperoleh secara mudah membuat investor melupakan indikator tradisional seperti Rasio P/E, dan lebih percaya terhadap kemajuan teknologi.

Gelembung ekonomi yang kuat tersebut menyebabkan kebangkrutan sejumlah besar perusahaan. Pada tahun 2001 dan hingga 2002, gelembung pecah, dengan ekuitas memasuki pasar beruang. Jatuhnya indeks Nasdaq, yang telah naik lima kali lipat antara 1995 dan 2000, jatuh dari puncak 5.048,62 pada 10 Maret 2000, menjadi 1.139,90 pada 4 Oktober 2002, turun 76,81%. Pada akhir 2001, sebagian besar saham dotcom bangkrut.

Baca Juga: Bearish: Pengertian, Faktor Penyebab, Jenis, Sikap dalam Menghadapinya, serta Perbedaannya dengan Bullish

Bahkan harga saham saham teknologi blue-chip seperti Cisco, Intel dan Oracle kehilangan lebih dari 80% nilainya. Butuh waktu 15 tahun bagi Nasdaq untuk mendapatkan kembali puncak dotcomnya, seperti yang dilakukannya pada 23 April 2015.

Awal Dotcom Bubble (Gelembung Dot-Com)

Dimulai pada tahun 1997, ketika bursa saham barat mulai tumbuh dan banyak perusahaan teknologi akan lahir. Euforia dimulai dan semua orang ingin berada di “Ekonomi Baru”. Istilah yang diciptakan oleh Brian Arthur untuk membedakan ekonomi berdasarkan manufaktur dan ekonomi berdasarkan pengetahuan. Perusahaan dot-com adalah perusahaan berbasis pengetahuan.

Salah satu penyebab utama perkembangan gelembung ini adalah munculnya, dari tahun 80-an hingga awal 90-an, dari perusahaan-perusahaan yang mencapai kesuksesan besar, seperti Apple, Microsoft dan Yahoo! Evolusi ini dilatarbelakangi oleh kemajuan teknologi yang disertai dengan globalisasi ekonomi.

Di pasar keuangan , istilah ini dikaitkan dengan munculnya perusahaan dot-com. Ini termasuk munculnya Nasdaq sebagai saingan pasar saham tradisional Wall Street. Nasdaq (National Association of Securities Dealers Automated Quotation) adalah bursa saham elektronik dan otomatis terbesar di Amerika Serikat, dengan lebih dari 3.800 perusahaan dan korporasi.

Secara historis, gelembung dot-com mirip dengan serangkaian perkembangan teknologi lain yang sangat sukses di masa lalu. Contohnya adalah yang disebabkan oleh kereta api, mobil, radio, elektronik, dan komputer pribadi.

Caral bisnis yang dot-com perusahaan digunakan untuk penggunaan didasarkan pada mengambil keuntungan dari internet untuk mendapatkan pangsa pasar, meskipun entitas ini awalnya tidak menghasilkan keuntungan. Perusahaan-perusahaan ini berharap untuk mencapai ketenaran seperti bahwa di masa depan mereka bisa memenuhi biaya mereka dan membuat keuntungan dari layanan mereka.

Pecahnya Dotcom Bubble (Gelembung Dot-Com)

Sama seperti lazimnya manusia yang terlena saat lama merasa ‘di atas angin’, begitu pula para investor pada masa itu. Karena terlalu bersemangat menggelontorkan dana besar secara serampangan, akibatnya sudah bisa ditebak. Perusahaan-perusahaan digital tersebut mempunyai nilai pasar jauh di atas nilai mereka yang sesungguhnya.

Banyak investor yang seakan tidak peduli bila perusahaan yang mereka danai tidak punya arah bisnis yang jelas. Apalagi, kultur startup yang cenderung lebih fleksibel daripada perusahaan konvensional membuat para pebisnis tersebut terkesan kurang ‘menjejak bumi’ dengan realitas di sekitar mereka. Kemudahan perusahaan startup untuk berganti haluan bisnis juga membuat mereka rentan tidak stabil.

Dotcom bubble adalah gelembung yang tercipta gara-gara kemudahan modal, kepercayaan pasar yang terlalu besar, serta spekulasi murni. Maka, saat indeks Nasdaq mencapai puncak pada 10 Maret 2000 dengan nilai 5048, beberapa perusahaan digital lain langsung latah. Dell dan Cisco ikut menempatkan saham mereka untuk ditawarkan di publik secara besar-besaran.

Maka terjadilah panic buying di kalangan investor. Sesudah beberapa minggu, saham langsung anjlok sebanyak 10 persen. Pada akhir 2001, banyak perusahaan dotcom yang gulung tikar serentak, sementara investasi sebanyak triliunan dolar langsung amblas tanpa bekas.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment