Terapi Psikodinamika: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Penggunaan, Proses, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Terapi Psikodinamika
Terapi Psikodinamika

Pengertian Terapi Psikodinamika

Terapi psikodinamika adalah bentuk terapi wicara mendalam berdasarkan teori psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Teori ini berusaha menunjukkan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori psikodinamika adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya.

Gagasan utama dari teori ini bahwa diri manusia itu dimotivasi dan digerakkan oleh alam bawah sadar. Dengan demikian, terapi psikodinamika merupakan metode yang membantu seseorang memahami kekuatan bawah sadarnya, yang lebih berperan dalam pikiran, perilaku, dan emosi.

Terapi Psikodinamika Menurut Para Ahli
1. American Psychological Association (APA). Terapi ini memiliki ciri khas membuat pasien melakukan refleksi diri dan berfokus dengan hubungan pasien dengan dunia di sekelilingnya. Meski tidak selalu, kebanyakan praktik terapi ini berdurasi lebih pendek daripada psikoanalitik dengan jumlah sesi yang juga lebih sedikit.
2. Richard F. Summers. Berbeda dengan Terapi Perilaku Kognitif (CBT), Terapi Psikodinamik memfasilitasi pasien untuk menulis ulang narasi hidupnya, gambaran dirinya, masa lalu, sekarang, dan masa depan, tampaknya diposisikan secara unik untuk mengatasi kedalaman pengalaman individu.
3. Yakeley (2014). Terapi psikodinamika dilihat sebagai terapi dengan perspektif yang lebih luas dari psikoanalisis dan mencakup relasi dengan menyertakan pengalaman interpersonal yang diwujudkan pada dunia sosial maupun dunia internal. Keduanya dibangun atau muncul dari kerentanan dalam diri serta pengalaman masa kecil.
4. Gatta, dkk., (2019). Terapi psikodinamis sebagai salah satu bentuk psikoterapi yang fokusnya dikhususkan pada interaksi antara proses mental yang terjadi karena pengalaman subjektif individu pada saat awal masalah muncul sehingga tujuannya adalah meningkatkan kemampuan pasien untuk memahami makna dari pengalaman tersebut.
5. Dari Good Therapy. Terapi psikodinamik adalah interpretasi psikologis terhadap proses mental dan emosional yang berasal dari keterkaitan objek, ego dan self psikologis dengan tujuan untuk mengatasi kondisi dasar dan pembentukan proses psikologis.

Tujuan Terapi Psikodinamika

Tujuan dari terapi ini adalah membentuk proses psikologis dalam diri pasien, sehingga ia bisa mengurangi gejala penyakit mental yang dimiliki dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat. Berikut tujuan terapi ini di antaranya,
1. Meningkatkan kesadaran diri klien dan,
2. Menumbuhkan pemahaman tentang pikiran, perasaan, dan keyakinan klien dalam kaitannya dengan pengalaman masa lalu mereka, terutama pengalamannya sebagai seorang anak (Haggerty, 2016).

Hal ini dicapai oleh terapis degan cara membimbing klien melalui pemeriksaan konflik yang belum terselesaikan dan peristiwa penting di masa lalu klien.

Asumsi yang diterapkan dalam Terapi Psikodinamik adalah bahwa masalah kronis seseorang berakar pada pikiran bawah sadarnya dan harus diungkap agar katarsis terjadi. Dengan demikian, klien harus memiliki kesadaran diri untuk menemukan pola-pola pemikiran bawah sadar ini dan pemahaman tentang bagaimana pola-pola ini muncul untuk menghadapinya.

Manfaat Terapi Psikodinamika

Terapi psikodinamika memiliki berbagai manfaat tidak hanya untuk menyembuhkan gejala gangguan psikologis, tetapi juga untuk meningkatkan self-esteem, percaya diri, serta keyakinan untuk berfungsi dengan maksimal. Berikut beberapa manfaat dari terapi psikodinamika di antaranya,
1. Membantu individu untuk meningkatkan kembali self-esteem dan rasa percaya dirinya.
2. Mengembangkan kemampuan individu agar dapat memiliki hubungan yang lebih memuaskan.
3. Membuat individu lebih yakin dengan kemampuan yang ada dalam diri untuk dapat melakukan apa yang diinginkan dengan baik.
4. Meningkatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri serta orang lain.
5. Menjadi lebih peka dan toleran terhadap cakupan emosi yang lebih luas, tidak hanya pada emosi-emosi yang primer saja.
6. Secara bertahap dapat lebih mampu untuk menghadapi permasalahan dan kesulitan yang terjadi dalam hidup.
7. Membantu mengatasi gejala depresi, kecemasan, serta penyakit fisik yang berhubungan dengan stres.
8. Kehidupan secara menyeluruh lambat laun akan semakin baik karena manfaat-manfaat tadi bekerja dengan maksimal seiring berjalannya waktu.

Penggunaan Terapi Psikodinamika

Terapi psikodinamika biasa digunakan untuk mengobati depresi, serangan panik, gangguan kecemasan, dan gangguan psikologi serius lainnya. Terapi ini terutama diaplikasikan pada orang yang kehilangan makna dalam hidupnya, mengalami kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan dirinya dengan orang di sekitar.

Beberapa studi menunjukkan bahwa penerapan terapi juga bisa menjadi perawatan kecanduan, gangguan kecemasan sosial, dan gangguan makan.

Terapi Psikodinamik mirip dengan Psikoanalisis dalam banyak hal, namun durasinya biasanya lebih pendek. Seperti bentuk terapi lainnya, terapi ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai masalah kesehatan mental di antaranya,
1. Kecemasan (Anxiety)
2. Depresi (Depression)
3. Gangguan Makan (Eating Disorders)
4. Masalah antar pribadi (Interpersonal Problems)
5. Gangguan kepribadian (Personality Disorders)
6. Tekanan psikologis (Psychological Distress)
7. Gangguan stres pascatrauma (PTSD; Post-Traumatic Stress Disorder)
8. Gangguan kecemasan sosial (Social Anxiety Disorder)
9. Gangguan penggunaan Zat tertentu.

Proses Terapi Psikodinamika

Terapi Psikodinamik berproses melalui bimbingan seorang terapis yang berfokus pada memahami dan mengungkapkan perasaan serta bagaimana seseorang mencoba menyingkirkan pikiran, perasaan yang menyebabkan munculnya gangguan, serta bagaimana hubungannya dengan pengalaman atau orang lain.

Terapi Psikodinamis berupaya mencoba membantu seseorang untuk dapat memahami sendiri bagaimana jalan keluar dalam menekan emosi sebelumnya yang berpengaruh pada dalam pengambilan keputusan, bertingkah laku, serta menjalin hubungan dengan orang lain.

Terapi psikodinamis selain fokus pada masalah yang dihadapi seseorang, tetapi juga membantu untuk lebih jeli dan memahami akar penyebab dan asal muasal dari masalah-masalah sosial yang terjadi.

Proses berlaku secara umum bahwa terapis akan mengajak klien untuk berbicara bebas tentang hal apa saja yang terlintas di dalam pikirannya, termasuk masalah saat ini, ketakutan, keinginan, impian, dan fantasi.

Melalui pembicaraan tersebut, maka klien diharapkan dapat memahami harga diri, mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya, kemudian belajar mempertahankan hubungan yang dimiliki, serta membangunnya menjadi lebih baik.

Melalui proses dan metode esperti tersebut, maka klien diharapkan dapat terbantu dalam memahami asal-usul kesulitan yang dihadapinya yang tidak mampu diatasi sendiri, dan kemudian terapis dapat mengenali sumber masalahnya, serta akan membantu untuk mengatasinya.

Dengan cara ini maka diharapkan klien dapat mengubah perilakunya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Namun tidak diartikan bahwa klien dijamin dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri.

Contoh Terapi Psikodinamika

Beberapa contoh terapi psikodinamika dan pendekatannya yang sering digunakan oleh para terapis untuk menangani klien di antaranya,
1. Psychodinamic Therapy singkat atau PDT singkat, yaitu jenis terapi psikodinamis yang dilakukan secara singkat dalam beberapa sesi saja. Terapi ini biasanya digunakan untuk membantu korban yang mengalami trauma seperti pemerkosaan, terorisme, maupun kecelakaan.
2. Terapi psikodinamika keluarga, yakni terapi psikodinamika yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam keluarga.
3. Dialog terbuka, yakni terapi psikodinamika di mana klien membagikan informasinya secara bebas
4. Terapi musik dan seni, yakni terapi yang dilakukan dengan meminta klien mengekspresikan dirinya melalui musik atau seni lainnya.
5. Menulis jurnal untuk mengekspresikan berbagai bentuk emosi yang dirasakan pasien.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment