Sigmund Freud: Biografi dan Teori Psikoanalisisnya
Table of Contents
Sigmund Freud |
Biografi Sigmund Freud
Sigmund Freud (1856-1939) lahir dengan nama asli Sigismund Schlomo Freud. Ia adalah seorang ahli saraf asal Austria yang dikenal sebagai bapak psikoanalisis. Teori ciptaan Freud tidak hanya berpengaruh signifikan dalam kajian psikologi, tetapi juga psikoterapi, psikiatri, serta seluruh bidang humaniora, termasuk sosiologi. Lebih dari itu, psikoanalisis telah diserap ke dalam beberapa bentuk gaya hidup dan budaya bangsa Eropa serta Amerika.
Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Moravia, Pribor, Kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang menjadi bagian dari negara Republik Cheska). Freud adalah anak pertama dari delapan bersaudara. Ia merupakan keturunan Yahudi Galicia.
Ayahnya, Jakob Freud (1815-1896) adalah seorang pedagang wol yang memiliki dua putra dari istri pertamanya. Jakob cukup dikenal karena menguasai kitab Taurat. Ibu Sigmund Freud bernama Amalia yang berusia 20 tahun lebih muda dari Jakob. Ia merupakan istri ketiga dari Jakob.
Mereka dinikahkan oleh Isaac Noah Mannheimer—seorang Rabi Yahudi terkenal—pada 29 Juli 1855. Mereka hidup dalam keadaan miskin dan tinggal di rumah kontrakan tukang kunci di Schlossergasse.
Pada tahun 1859, ayah, ibu, Freud, dan adiknya yang bernama Anna pindah ke Leipzig. Namun, setahun kemudian, mereka kembali hijrah ke Wina. Sementara itu, saudara-saudara seayahnya yang telah menjadi teman akrab Freud sejak kecil bermigrasi ke Manchester, Inggris.
Pada tahun 1865, Freud masuk Leopoldstadter Kommunal-Realgymnasium yang ketika itu termasuk sekolah menengah atas terkemuka. Ia tergolong murid yang luar biasa dan lulus pada tahun 1873 dengan predikat sangat memuaskan.
Freud mencintai sastra dan menguasai bahasa Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Inggris, Ibrani, Latin, serta Yunani. Freud membaca karya William Shakespeare sepanjang hidupnya. Ia mengatakan bahwa sebagian besar teori psikologinya banyak diilhami oleh drama-drama rekaan Shakespeare.
Freud masuk Universitas Wina pada usia 17 tahun. Semula, ia berencana mengambil jurusan hukum. Akan tetapi, ia mengubah pilihannya menjadi jurusan kedokteran. Selama menempuh kuliah, ia belajar filsafat dari Franz Bretano, filologi dari Ernst Brucke, serta zoologi dari Carl Claus.
Pada tahun 1876, Freud meneliti di pusat penelitian zoologi Claus di Trieste, Italia, selama empat minggu. Ia membedah ratusan belut dalam meneliti organ reproduksi pria. Ia berhasil memperoleh gelar doctor of medicine pada tahun 1881.
Freud memulai karier medis pada tahun 1882 di Rumah Sakit Umum Wina. Pada tahun 1884, ia meneliti efek kokaina pada anatomi otak serta fenomena afasia. Ia banyak menghabiskan waktu di klinik kejiwaan Theodor Meynert sehingga kian tertarik dengan pekerjaan klinis. Setahun berselang, ia diangkat sebagai dosen neuropatologi di Universitas Wina.
Pada tahun 1886, Freud bekerja sebagai psikiatri gangguan saraf di sebuah lembaga swasta. Tahun itu pula ia menikah dengan Martha Bernays, cucu Isaac Bernays yang merupakan seorang kepala rabi di Hamburg. Pasangan ini dikaruniai enam anak, yakni Mathilde, Jean-Martin, Oliver, Ernst, Sophie, serta Anna.
Freud merupakan seorang perokok. Ia mulai merokok pada usia 24 tahun. Ketika tua, ia senang menghisap cerutu. Ia mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan kapasitasnya dalam bekerja dan mengendalikan diri.
Meskipun diperingatkan oleh seorang rekan bernama Wilhelm Fliess, Freud tetap saja merokok. Akibatnya, ia terkena kanker saluran pernapasan. Pada tahun 1897, Freud berkata kepada Fliess bahwa merokok adalah satu kebiasaan besar.
Freud sangat mengagumi guru filsafatnya, Franz Brentano, yang dikenal berkat teori tentang persepsi dan introspeksi. Ia juga mengagumi Theodor Lipps yang memiliki konsep kesadaran empati. Freud kala itu memikirkan adanya alam bawah sadar yang dibantah oleh Brentano.
Namun, ia tetap mempertahankan pendapatnya. Ia memanfaatkan karya Charles Darwin dan Eduard von Hartmann untuk meyakinkan diri tentang alam bawah sadar.
Pada tahun 1900, seorang ilmuwan bernama Nietzsche meninggal, Freud membeli karya-karyanya. Freud mengatakan kepada Fliess bahwa ia ingin menemukan kata yang tetap bisu di dalam diri dan sesuatu lebih dari yang dipelajari dalam karya Nietzsche.
Hanya saja, minatnya dalam filsafat menurun setelah ia memutuskan untuk menekuni karier akademik di bidang neurologi dan psikiatri.
Freud sangat setia terhadap identitas Yahudi sekuler. Hal tersebut berpengaruh secara signifikan dalam membentuk pandangan moral dan intelektualnya, terutama berkaitan dengan pemikiran intelektual non-konformise. Identitas Yahudi juga memiliki pengaruh besar dalam pandangan psikoanalitik Freud, terutama dalam hal nilai-nilai rasional.
Pada bulan Oktober 1885, Freud pergi ke Paris untuk belajar dengan Jean-Martin Charcot, seorang ahli saraf terkenal yang sedang melakukan penelitian ilmiah tentang hipnotis dan histeria. Pengalaman belajar ini mengantarkan Freud ke arah praktik psikopatologi medis. Padahal, secara finansial, hal tersebut kurang menjanjikan dibanding neurologi.
Freud berkolaborasi dengan Josef Breuer mendirikan praktik psikopatologi swasta pada tahun 1886. Freud menggunakan metode hipnotis Charcot dalam praktik klinis. Hal itu ternyata membuahkan hasil positif. Namun demikian, Freud menemukan bahwa tanpa bantuan hipnotis, pasien dapat diredakan gejala penyakitnya.
Hal itu dilakukan dengan cara mendorong pasien untuk berbicara bebas tentang ide-ide atau kenangan apa pun yang terpikirkan. Hal inilah yang menjadi dasar Freud menciptakan prosedur “asosiasi bebas”.
Tidak hanya itu, Freud juga menemukan bahwa mimpi pasien dapat mengungkapkan kompleksitas struktur kesadaran serta tindakan represi psikis yang mendasari gejala penyakitnya. Akhirnya, pada tahun 1896, Freud meninggalkan metode hipnotis dan menggunakan istilah psikoanalisis untuk menamai metode klinis baru dan teori-teori yang didasarkan pada pandangannya.
Pada saat Freud mengembangkan teori barunya itu, ia mengalami gangguan mimpi dan depresi. Ia menyebut periode ini sebagai neurasthenia, yakni sebuah gejala psikis yang berkaitan dengan kematian ayahnya pada tahun 1896.
Ia pun menganalisis dirinya sendiri, terutama terkait rasa permusuhan terhadap ayahnya serta kecemburuan atas kasih sayang ibunya kepada ayahnya. Hal ini membawanya ke dasar-dasar teori tentang asal usul neurosis serta mengawali pemikirannya mengenai histeria dan Oedipus complex.
Freud menghabiskan sebagian besar hidupnya di Wina, Austria. Pada rentang tahun 1891-1938, ia dan keluarganya tinggal di sebuah apartemen di kawasan Berggasse, Wina.
Sebagai dosen di Universitas Wina sejak pertengahan dekade 1880-an, Freud memberikan kuliah tentang teori-teori barunya ke sebuah kelompok kecil setiap Sabtu malam di ruang kuliah klinik psikiatri universitas. Kuliah itu disampaikan dari tahun 1886 hingga 1919.
Sejak musim gugur tahun 1902 atau tak lama setelah Freud mendapat gelar kehormatan auẞerordentlicher professor, kelompok kecil pengikutnya itu bertemu di apartemennya setiap rabu sore. Mereka membahas masalah yang berkaitan dengan psikologi dan neuropatologi.
Kelompok ini menyebut dirinya Psychologische Mittwochs-Gesellschaft (Masyarakat Psikologi Rabu). Hal itu sekaligus menandai awal dari gerakan psikoanalitis di seluruh dunia. Kelompok diskusi ini didirikan oleh Freud atas saran dari seorang dokter bernama Wilhelm Stekel.
Kelompok itu awalnya hanya beranggotakan Stekel, Alfred Adler, Max Kahane, serta Rudolf Reitler. Stekel masuk jurusan psikologi Universitas Wina karena kagum terhadap metode Freud. Kahane membuka praktik psikoterapi Freudian di Bauernmarkt, Wina, pada tahun 1901. Ia juga menulis buku dasar-dasar metode psikoanalisis.
Namun, Kahane memutuskan hubungan dengan Freud pada tahun 1907 untuk alasan yang tidak jelas. Bahkan, pada tahun 1923 ia ditemukan meninggal karena bunuh diri. Adapun Rudolf Reitler adalah direktur sebuah toko obat Dorotheergasse yang didirikan pada tahun 1901. Ia meninggal pada tahun 1917.
Sementara itu, Alfred Adler adalah cendekiawan besar yang kelak menentang Freud dengan mendirikan aliran Adlerian.
Max Graf—seorang musikolog Wina yang ikut bergabung dengan kelompok Freud—menggambarkan proses diskusi dalam kelompok tersebut. Ia berkata, Pertemuan ini mengikuti ritual yang pasti. Mula-mula, salah satu anggota akan menyajikan makalah.
Kemudian, kopi hitam dan kue disajikan bersama cerutu dan rokok di atas meja. Semua dikonsumsi dalam jumlah besar. Setelah sekitar seperempat jam beristirahat, diskusi akan dimulai kembali. Kata terakhir selalu diucapkan oleh Freud.
Ada suasana dasar agamis di ruangan itu. Freud ibarat seorang ‘nabi baru’ yang membuat metode penyelidikan psikologisnya tetap bertahan hingga hari ini.
Pada tahun 1906, kelompok itu berkembang menjadi enam belas anggota, termasuk di dalamnya terdapat nama-nama seperti Otto Rank, Carl Jung, dan Ludwig Binswanger. Setelah itu, mereka membentuk kelompok psikoanalisis kecil di Zurich, Swiss.
Pada tahun 1908, seiring dengan status kelembagaan yang tumbuh, kelompok Rabu berganti nama menjadi Vienna Psychoanalytic Society. Pada tahun 1911, dua anggota wanita bernama Tatiana Rosenthal dan Sabina Spielrein masuk sebagai anggota. Kedua wanita itu kelak memberi kontribusi penting dalam Russian Psychoanalytic Society yang telah didirikan pada tahun 1910.
Pengikut awal Freud bertemu bersama-sama secara resmi untuk pertama kalinya di Hotel Bristol, Salzburg, pada 27 April 1908. Pertemuan ini sekaligus menjadi kongres psikoanalisis internasional yang pertama. Pertemuan ini diadakan atas saran Ernest Jones, ahli saraf Inggris yang telah menerapkan metode psikoanalisis dalam pekerjaan klinisnya.
Gerakan psikoanalisis internasional pun dimulai. Kelak, 42 orang yang menghadiri kongres akan menyebarkan psikoanalisis ke berbagai penjuru dunia, seperti Ernest Jones di Inggris, Karl Abraham dan Max Eitingon di Berlin (Jerman), Sandor Ferenczi di Budapest (Hungaria), serta Abraham Brill di New York (Amerika Serikat).
Kongres menghasilkan jurnal Jahrbuch fur psychoanlytische und psychopathologishe Forschungen. Carl Jung yang bertindak sebagai redaktur menerbitkan jurnal tersebut pada tahun 1909. Setahun berselang, jurnal bulanan psikoanalisis bernama Zentralblatt Psychoanalyse diterbitkan serta diedit oleh Adler dan Stekel.
Tahun 1911, Imago sebagai sebuah jurnal aplikasi psikoanalisis untuk bidang studi budaya dan sastra diedit oleh Rank. Dua tahun kemudian, Internationale Zeitschrift fur Psychoanalyse juga diterbitkan dan diedit oleh Rank. Pada kongres Nuremberg 1910, kelompok Freud mendirikan Internasional Psychoanalytic Association (IPA) di mana Jung diangkat menjadi presiden pertama.
Freud menugaskan Brill dan Jones menyebarkan psikoanalisis di seluruh dunia dengan bahasa Inggris. Brill bertugas menerjemahkan karya-karya Freud sedangkan Jones yang mengajar di Universitas Toronto diberi tanggung jawab membangun platform ide-ide Freudian dalam kehidupan akademik dan medis di kawasan Amerika Utara.
Dengan didampingi Jung dan Ferenczi, pada bulan September 1909, atas undangan Stanley Hall, Presiden Clark University, Freud memberikan lima ceramah psikoanalisis di Amerika Serikat. Setelah itu, psikoanalisis dengan cepat menjadi fenomena mencengangkan di Amerika Serikat.
Selama berada di Amerika Serikat untuk meraih gelar doktor kehormatan, Freud bertemu dengan James Jackson Putnam, guru besar penyakit sistem saraf di Universitas Harvard. Putnam dan Jones kemudian mendirikan American Psychoanalytic Association pada Mei 1911.
Sementara itu, Abraham Brill mendirikan New York Psychoanalytic Society pada tahun yang sama. Terjemahan bahasa Inggris karya-karya Freud mulai muncul di hadapan publik pada tahun 1909.
Beberapa pengikut Freud kemudian menarik diri dari IPA dan mendirikan mazhab psikologi sendiri. Pada Februari 1911, Adler melepaskan jabatan presiden IPA. Di tahun itu pula Stekel mundur dari jabatannya sebagai wakil presiden.
Adler akhirnya meninggalkan mazhab Freudian pada bulan Juni 1911 dan membuat kelompok terpisah bersama 9 anggota lain yang juga telah melepaskan diri dari pemikiran Freud. Formasi baru ini mendeklarasikan diri dengan nama Society for Individual Psychology.
Pada tahun 1912, Jung menerbitkan buku psikologi sadarnya berjudul Wandlungen und Symbole der Libido. Pada buku tersebut, ia mengambil cara pandang yang cukup berbeda dari Freud. Untuk membedakan mazhabnya dari psikoanalisis, Jung menyebutnya psikologi analitis.
Untuk mengantisipasi keretakan, Jones membentuk komite loyalis yang diwajibkan menjaga koherensi teoretis dengan gerakan psikoanalisis. Komite ini dibentuk pada musim gugur 1912. Tokoh-tokohnya terdiri dari Freud, Jones, Abraham, Ferenczi, Rank, serta Hans Sachcs, serta Eitingon.
Setiap anggota berjanji untuk tidak melenceng dari prinsip-prinsip dasar teori psikoanalisis sebelum mereka membahas pandangan masing-masing ke publik. Karena merasa tidak puas, Jung mengundurkan diri sebagai Presiden IPA pada bulan April 1914.
Pada tahun yang sama, Freud menerbitkan makalah yang membahas pandangannya tentang kelahiran dan evolusi gerakan psikoanalitik serta keluarnya Adler dan Jung dari mazhab psikologi psikoanalisis.
Anggota kelompok terakhir yang memisahkan diri adalah Rank pada tahun 1924. Ia menerbitkan buku yang pada dasarnya mengkritik Oedipus Complex sebagai prinsip utama dari teori psikoanalisis. Namun demikian Rank tetap menjaga hubungan baiknya dengan Freud.
Pada tahun 1926, Otto mengundurkan diri dari jabatan di IPA dan meninggalkan Wina menuju Paris. Tempatnya dikomite diambil alih oleh Anna Freud. Otto akhirnya menetap di AS dan merevisi teori Freud. Hasil revisinya mempengaruhi kalangan terapis psikoanalisis generasi baru yang tidak nyaman dengan ortodoksi IPA.
Pada bulan Februari 1923, Freud menderita Leukoplakia, yakni penyakit yang berhubungan dengan kecanduan rokok berat. Freud dirawat dan dioperasi oleh Marcus Hajek. Menurut Hajek, Freud beruntung bisa lolos dari kematian. Sebab, Leukoplakia adalah penyakit kanker mulut yang mudah merenggut nyawa penderitanya.
Pada tahun 1930, Freud dianugerahi Goethe Award sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap bidang psikologi serta budaya sastra Jerman. Pada bulan Januari 1933, Nazi menjadi partai penguasa tunggal di Jerman dan sekitarnya. Pada masa tersebut, buku-buku Freud dibakar dan dihancurkan.
Freud terus bertahan tinggal di Wina dan meremehkan ancaman Nazi yang ingin membunuhnya. Jones terbang ke Wina dari London melalui Praha pada tanggal 15 Maret. Ia bertekad dapat membujuk Freud agar bersedia ikut dengannya melarikan diri ke Inggris.
Ketika Anna Freud diinterogasi oleh Gestapo, akhirnya Freud sadar bahwa sudah waktunya ia dan keluarganya meninggalkan Austria. Minggu berikutnya, Jones berangkat ke London untuk mengurus proses emigrasi Freud. Pada bulan April dan Mei 1939, keluarga Freud berangsur-angsur pindah ke London.
Sesampainya di London, banyak nama-nama terkenal segera mendatangi Freud untuk memberikan penghormatan, termasuk Salvador Dali, Stefan Zweig, Leonard Woolf, Virgina Woolf, serta H.G. Wells.
Bahkan Royal Society mengeluarkan piagam untuk ditandatangani oleh Freud agar tercatat sebagai anggota. Putri Bonaparte mengurus nasib empat saudara Freud yang masih di Wina sehingga mereka selamat dari ancaman kematian di kamp konsentrasi Nazi.
Pada pertengahan September 1939, kanker rahang Freud Kambuh. Dalam beberapa hari, penyakit itu semakin mengganas. Freud pun harus menjalani operasi. Pada tanggal 21 dan 22 September Freud diberikan morfin dengan dosis tinggi atas permintaan Anna agar ayahnya dapat bertahan hidup. Akan tetapi, kelebihan dosis ini justru menyebabkan Freud meninggal dunia pada 23 September 1939.
Tiga hari setelah kematiannya, tubuh Freud dikremasi di Golders Green Crematorium, di London Utara. Pidato pemakaman Freud disampaikan oleh Jones dan Zweig. Abu Freud kemudian ditempatkan di krematorium di dalam sebuah guci Yunani hasil hadiah dari Putri Bonaparte.
Guci itu telah disimpan oleh Freud di ruang kerjanya selama bertahun-tahun di Wina. Setelah istrinya, Martha meninggal pada tahun 1951, abunya juga ditempatkan di dalam guci yang sama.
Teori Psikoanalisis
Dasar TeoriDasar teori psikoanalisis—yang menurut kritikusnya sekaligus menjadi kekurangan dari teori ini—diuraikan sebagai berikut.
1. Ketidaksadaran amat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Pendapat ini menunjukkan bahwa manusia menjadi budak bagi dirinya sendiri.
2. Pengalaman masa kecil sangat menentukan kepribadian di masa dewasa kelak. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dipandang tidak berdaya untuk mengubah nasib (keadaan) dirinya sendiri.
3. Kepribadian manusia terbentuk berdasarkan cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi dorongan seksualnya. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan lain dari individu kurang diperhatikan.
Topografi Kesadaran
Sigmund Freud mengemukakan bahwa jiwa manusia memiliki tiga daerah kesadaran, yakni daerah sadar (conscious), daerah prasadar (preconscious), serta daerah tak sadar (unconscious). Topografi kesadaran ini digunakan untuk mendeskripsikan setiap peristiwa mental, seperti berpikir dan berfantasi.
Hingga dekade 1920-an, psikoanalisis hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran tersebut. Baru pada tahun 1923, Freud memperkenalkan tiga model struktural jiwa yang baru, yakni Id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi justru melengkapi gambaran fungsi dan tujuan mental.
1. Sadar
Daerah sadar (conscious) berisi semua hal yang dicermati manusia pada saat tertentu. Akan tetapi, hanya sebagian kecil saja kehidupan mental (pikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang termasuk daerah ini.
Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau co-external. Stimulus hanya bertahan dalam waktu singkat di daerah sadar, lalu segera tertekan masuk ke dalam daerah prasadar ataupun tak sadar.
2. Prasadar
Daerah prasadar (preconscious) menjadi jembatan (penghubung) antara daerah sadar dan tak sadar. Isi daerah prasadar berasal dari daerah sadar dan tak sadar dengan syarat-syarat tertentu. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian semula disadari, tetapi kemudian tidak lagi dicermati sehingga akan ditekan masuk ke daerah prasadar.
Di sisi lain, isi daerah tak sadar dapat muncul ke prasadar. Bilamana sensor daerah sadar menangkap bahaya yang dapat timbul akibat kemunculan isi daerah tak sadar, maka hal itu akan ditekan kembali ke daerah tak sadar.
Isi daerah tak sadar yang sudah berada di daerah prasadar itu dapat muncul ke daerah sadar dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, serta mekanisme pertahanan diri.
3. Tak sadar
Daerah tak sadar adalah bagian paling dalam dari struktur kesadaran. Daerah ini juga menjadi bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotesis, melainkan kenyataan empiris.
Daerah tak sadar berisi insting, impuls (gerak hati), drives (perjalanan hati) yang dibawa dari lahir, serta pengalaman-pengalaman traumatis (biasanya pada masa kanak-kanak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
Isi daerah tak sadar memiliki kecenderungan kuat untuk terus bertahan dalam ketidaksadaran. Pengaruh daerah tak sadar dalam mengatur tingkah laku manusia sangat kuat, tetapi hal itu tidak disadari.
Komponen Struktural
1. Id
Id (das es) adalah sistem kepribadian asli yang dibawa sejak lahir. Dari Id ini akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, Id berisi semua aspek psikologis yang diturunkan seperti insting, impuls, serta drives.
Id berada dan beroperasi dalam daerah subjektivitas yang tidak pernah disadari sepanjang usia. Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya.
Id beroperasi berdasarkan prinsip kepuasan, kenikmatan, atau kesenangan (pleasure principle), yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit.
Oleh karena itu, Id merupakan sumber dari dorongan-dorongan biologis seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Prinsip kesenangan pada Id merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera dan bersifat fantasi (maya).
Bagi Id, kenikmatan adalah keadaan dengan tingkat energi rendah sedangkan rasa sakit merupakan tegangan atau peningkatan energi yang mendambakan kepuasan. Jadi, ketika ada stimulus yang memicu energi untuk bekerja, Id beroperasi dengan prinsip kenikmatan.
Dalam hal ini, Id berusaha mengurangi atau menghilangkan tegangan serta mengembalikan diri ke tingkat energi yang rendah.
Pleasure principle diproses dengan dua cara, yaitu aksi refleks (reflex actions) dan proses primer (primary process). Aksi refleks merupakan reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir, seperti mengedipkan mata atau pemuasan rangsangan sederhana yang biasanya dapat segera dilakukan.
Proses primer adalah reaksi membayangkan sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan. Hal ini digunakan untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.
Proses ini membentuk gambaran objek berupa mengurangi tegangan, misalnya mimpi, lamunan, serta halusinasi psikotik yang disebut juga pemenuhan hasrat.
Id hanya membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan benar dan salah. Id tidak tabu terhadap moral.
Jadi, Id dikembangkan untuk memperoleh khayalan secara nyata agar dapat memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru, khususnya masalah moral. Alasan inilah yang kemudian membuat Id memunculkan ego.
2. Ego
Ego (das ich) merupakan perkembangan dari Id. ego bertujuan agar manusia mampu menangani realitas.
Peran utama dari ego ialah sebagai mediator (perantara) antara Id dengan kondisi lingkungan atau dunia luas serta berorientasi pada prinsip realitas (reality principle), yaitu usaha memperoleh kepuasan yang dituntut oleh Id.
Prinsip tersebut bekerja dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemuinya objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan.
Dalam mencapai kepuasan, ego didasarkan pada proses sekunder (secondary process), yakni berpikir realistis dan rasional untuk menyusun dan menguji rencana dalam kaitannya dengan kemampuan menghasilkan objek yang dimaksud.
Proses pengujian yang dimaksud disebut uji realitas (reality testing), yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dipikirkan secara realistis. Dilihat dari cara kerjanya, dapat dipahami bahwa ego beroperasi di daerah sadar.
Namun demikian, ada sebagian kecil ego yang beroperasi di daerah prasadar dan tak sadar.
Ego merupakan eksekutif (pelaksana) dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama. Pertama, memilih stimulus yang hendak direspons dan atau insting yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Kedua, menentukan waktu dan cara kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang berisiko minimal. Dengan kata lain, ego sebagai eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan Id sekaligus memenuhi kebutuhan moral dan superego.
Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan Id. Oleh karena itu, ego tidak memiliki energi sendiri karena memperoleh energi dari Id.
Dalam upaya memuaskan dorongan, ego sering kali cenderung pragmatis, kurang memerhatikan nilai dan norma, atau bersifat hedonis. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dari ego.
a. Ego merupakan bagian dari Id yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan Id
b. Seluruh energi (daya) ego berasal dari Id
c. Peran utama ego ialah memenuhi kebutuhan Id dan lingkungan sekitar
d. Ego bertujuan mempertahankan kehidupan individu dan perkembangannya
3. Superego
Superego (das uber ich) adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian yang beroperasi menggunakan prinsip idealistik (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kepuasan Id dan realistik ego. Superego berkembang dari ego. Seperti halnya ego, superego tidak mempunyai energi sendiri. Superego juga beroperasi di tiga daerah kesadaran.
Hanya saja, superego berbeda dengan ego, tetapi sama dengan Id, yaitu tidak mempunyai kontak dengan dunia luar sehingga kebutuhan kesempurnaan yang diperjuangkannya tidak realistik. Adapun Id tidak realistik dalam hal memperjuangkan kenikmatan.
Prinsip idealistik mempunyai dua subprinsip, yakni conscience dan ego-ideal. Superego pada hakikatnya merupakan elemen yang mewakili nilai-nilai atau interpretasi orang tua mengenai standar sosial yang diajarkan kepada anak melalui berbagai larangan dan perintah.
Adapun tingkah laku yang dilarang, dianggap salah, dan diancam hukuman oleh orang tua akan diterima anak sebagai suara hati (conscience) yang berisi segala hal yang tidak boleh dilakukan.
Di sisi lain, apa pun yang disetujui, dihadiahi, dan dipuji orang tua akan diterima menjadi standar kepuasan (ego-ideal), yakni berisi hal-hal yang seharusnya dilakukan. Proses kedirian terus mengembangkan conscience dan ego-ideal untuk menerima standar salah dan benar.
Hal ini disebut juga introyeksi (introjection). Sesudah terjadi introyeksi, kontrol pribadi akan menggantikan kontrol orang tua.
Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan dan menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru sebatas pikiran. Superego juga seperti ego dalam hal mengontrol Id, yaitu bukan hanya menunda pemuasan, tetapi juga merintangi pemenuhannya.
Dalam hal ini, setidaknya terdapat tiga fungsi superego. Pertama, merintangi dorongan-dorongan Id, terutama hasrat seksual dan perilaku agresif. Kedua, mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan hal-hal yang bersifat moralistik. Ketiga, mengejar kesempurnaan (perfection).
Struktur kepribadian Id, ego, dan superego bukanlah bagian-bagian yang menjalankan kepribadian, tetapi hanya nama dalam sistem dan proses psikologis yang mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Biasanya, sistem Id, ego, dan superego bekerja bersama sebagai tim di bawah arahan ego. Bilamana timbul konflik di antara ketiga struktur itu, sangat mungkin terjadi tingkah laku abnormal.
Komponen Dinamis
Freud memandang organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. Berdasarkan doktrin konservasi, energi berubah dari fisiologis menjadi psikis atau sebaliknya. Freud berpendapat apabila energi digunakan dalam kegiatan psikologis seperti berpikir, maka energi itu bersifat psikis.
Titik tumpu atau jembatan antara energi jasmaniah dengan energi kepribadian adalah Id dan insting-instingnya. Dalam hal ini, insting meliputi seluruh energi yang digunakan oleh ketiga struktur kepribadian (Id, ego, dan superego) untuk menjalankan fungsinya.
Dinamika kepribadian berkaitan erat dengan proses pemuasan insting, pendistribusian energi psikis, serta dampak dari ketidakmampuan ego untuk mereduksi ketegangan saat bertransaksi dengan dunia luar, yaitu kecemasan (anxiety).
1. Insting
Insting merupakan kumpulan hasrat atau keinginan (wishes). Tujuan dari insting adalah mereduksi ketegangan (tension reduction) yang dialami sebagai suatu kesenangan. Freud mengklasifikasikan insting ke dalam dua kelompok.
Pertama, insting hidup (life instinct) atau eros. Insting hidup merupakan motif dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku secara positif atau konstruktif. Insting ini berfungsi melayani tujuan manusia agar tetap hidup dan mengembangkan rasanya.
Energi yang bertanggung jawab bagi insting hidup adalah libido. Dalam hal ini, libido ini bersumber dari erotogenic zones, yakni bagian-bagian tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan seperti bibir (mulut), dubur, serta organ seks.
Kedua, insting mati (death instinct) atau thanatos. Insting ini merupakan motivasi dasar manusia yang mendorongnya bertingkah laku negatif atau destruktif. Freud meyakini bahwa manusia dilahirkan dengan membawa dorongan untuk mati (keadaan tak bernyawa atau inanimate state).
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia pasti akan mati. Oleh karena itu, hidup itu sendiri tiada lain hanyalah perjalanan ke arah kematian. Freud menganggap insting ini merupakan sisi gelap dari kehidupan manusia.
Menurut Freud, insting mempunyai empat macam karakteristik, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
a. Sumber (source), yaitu kondisi rangsangan atau kebutuhan jasmaniah
b. Tujuan (aim), yaitu menghilangkan rangsangan jasmaniah atau mereduksi ketegangan sehingga mencapai kesenangan sekaligus terhindar dari rasa sakit
c. Objek (object), yaitu hal-hal yang meliputi benda atau keadaan di suatu lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan, termasuk kegiatan untuk memperoleh objek tersebut
d. Pergerakan (impetus), yaitu kekuatan yang bergantung pada intensitas besar atau kecilnya kebutuhan
Sumber dan tujuan insting bersifat tetap. Adapun pada objek dan penggerak, hal itu sering berubah-berubah. Apabila energi insting digunakan untuk mensubstitusi (menggantikan) objek yang tidak asli, maka tingkah laku yang dihasilkan disebut instinct derivative.
2. Energi Psikis
Dinamika kepribadian merujuk pada cara kepribadian berubah atau berkembang melalui pendistribusian dan penggunaan energi psikis, baik oleh Id, ego, maupun superego.
Id menggunakan energi ini untuk memperoleh kenikmatan (pleasure principle) melalui gerakan refleks dan proses primer (berkhayal atau berfantasi). Mekanisme atau proses pengalihan energi dari Id ke ego atau superego disebut identifikasi.
Ego menggunakan energi untuk beberapa keperluan. Pertama, memuaskan dorongan atau insting melalui proses sekunder. Kedua, meningkatkan perkembangan aspek-aspek psikologi. Ketiga, mengekang (menangkal) id agar tidak bertindak impulsif atau irasional.
Keempat, menciptakan integrasi di antara ketiga sistem kepribadian dengan tujuan mencapai keharmonisan dalam kepribadian sehingga dapat melakukan transaksi dengan dunia luar secara efektif. Seperti halnya ego, superego memperoleh energi melalui identifikasi.
Dalam proses pendistribusian energi, biasanya terjadi persaingan antara ketiga komponen kepribadian sehingga suasana konflik tidak dapat dielakkan. Selain itu, ada kemungkinan ego mendapat tekanan yang begitu kuat, baik dari id maupun superego.
3. Konflik
Freud mengasumsikan tingkah laku manusia merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus-menerus. Konflik (peperangan) antara Id, ego, dan superego adalah hal yang rutin. Freud meyakini bahwa konflik-konflik tersebut bersumber dari dorongan-dorongan seks dan perilaku agresif.
Konflik sering kali terjadi tanpa disadari. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut dapat melahirkan kecemasan (anxiety). Dalam hal ini, kecemasan dapat dilacak dari kekhawatiran ego akan dorongan Id yang tidak dapat dikontrol sehingga melahirkan suasana mencekam dan mengerikan.
Setiap orang berusaha membebaskan diri dari kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan mekanisme pertahanan ego.
4. Kecemasan
Perasaan terjepit dan terancam disebut kecemasan. Dalam hal ini, kecemasan digunakan ego sebagai isyarat adanya bahaya yang mengancam. Perasaan ini berfungsi sebagai ego. Ketika ego bertahan sambil tetap mempertimbangkan kelangsungan hidup organisme, ego sebenarnya sedang berada dalam bahaya.
Freud mengklasifikasikan kecemasan menjadi tiga tipe.
a. Kecemasan realistik
Kecemasan ini merupakan respons terhadap ancaman dari dunia luar atau perasaan takut terhadap bahaya-bahaya yang tampak nyata terdapat pada lingkungan.
b. Kecemasan neurotik
Kecemasan ini adalah respons yang mengancam dorongan Id ke dalam kesadaran. Kecemasan ini berkembang berdasarkan pengalaman masa kanak-kanak berkaitan dengan hukuman maya (khayalan) dari orang tua atau orang lain yang mempunyai otoritas semu untuk memuaskan dorongan insting.
Neurotik adalah kata dalam bahasa Latin dari perasaan gugup.
c. Kecemasan moral
Tipe kecemasan moral ialah respons superego terhadap dorongan Id yang mengancam untuk memperoleh kepuasan secara immoral. Kecemasan ini diwujudkan dalam bentuk perasaan bersalah (guilty feeling) atau rasa malu (shame).
Seseorang yang mengalami kecemasan ini merasa takut akan dihukum oleh superego atau kata hatinya.
5. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan mengurangi kecemasan. Proses ini dilakukan melalui dua karakteristik khusus. Pertama, tidak disadari. Kedua, menolak, memalsukan, atau mendistorsi (mengubah) kenyataan.
Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan menyakitkan, seperti cemas dan bersalah.
Ego berusaha semaksimal mungkin menjaga kestabilan hubungan dengan realitas, Id, dan superego. Namun, begitu kecemasan menguasai, ego harus berusaha mempertahankan diri. Secara tidak sadar, ego akan bertahan dengan cara memblokir atau menekan seluruh dorongan menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
Berkaitan dengan jenis-jenis mekanisme pertahanan ego, di antaranya.
a. Represi
Represi merupakan proses penekanan dorongan-dorongan ke alam tak sadar. Represi merupakan mekanisme pertahanan dasar yang terjadi ketika memori, pikiran, atau perasaan (Id) yang menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari kesadaran oleh ego.
Sebagai contoh seseorang cenderung menekan keinginan atau hasratnya yang apabila dibiarkan dapat menimbulkan perasaan bersalah dan konflik sehingga menimbulkan rasa cemas. Contoh lain adalah seseorang menekan keluar ingatan-ingatannya yang menyakitkan.
b. Proyeksi
Proyeksi merupakan pengendalian pikiran, perasaan, dan dorongan diri sendiri kepada orang lain. Proyeksi dapat pula diartikan sebagai mekanisme perubahan kecemasan neurotik dan moral menjadi realistik. Mekanisme ini meliputi kecenderungan untuk melihat hasrat yang tidak dapat diterima oleh orang lain.
Proyeksi memungkinkan seseorang untuk menyatakan dorongan yang mengancamnya dengan cara menyamarkan sebagai bentuk pertahanan diri. Proyeksi bertujuan mengurangi pikiran atau perasaan yang menimbulkan kecemasan. Sebagai contoh, si A sebenarnya memiliki hasrat seksual besar. Akan tetapi, menahannya agar terhindar dari datangnya kecemasan.
c. Pembentukan Reaksi
Pembentukan reaksi adalah suatu mekanisme pertahanan ego melalui pergantian sikap dan tingkah laku asli dengan yang berlawanan. Tujuannya adalah untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau perilaku berlebihan atau bersifat kompulsif.
Contohnya, si A mencemooh perempuan-perempuan yang berpakaian agak terbuka. Dalam hal ini, ia memosisikan diri sebagai orang saleh. Padahal, ketika sedang sendirian, ia gemar menonton film porno.
d. Pemindahan Objek
Pemindahan objek adalah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengarahkan energi pada objek lain. Hal ini berlaku apabila objek asal yang sesungguhnya tidak dapat dijangkau. Mekanisme pertahanan ego bekerja dengan melimpahkan kecemasan seseorang kepada orang lain yang lebih rendah kedudukannya.
Pemindahan objek merupakan proses pengalihan perasaan (biasanya marah) dari target asli ke objek pengganti. Sebagai contoh, seorang pegawai dimarahi atasannya di kantor. Pada saat sudah berada di rumah, ia membanting pintu dan marah-marah kepada anaknya.
e. Faksasi
Merupakan mekanisme yang memungkinkan seseorang mengalami kemandekan dalam perkembangannya. Hal ini disebabkan perasaan cemas untuk melangkah ke perkembangan berikutnya.
Dalam hal ini, faksasi bertujuan menghindarkan diri dari situasi-situasi baru yang dipandang berbahaya atau mengakibatkan frustrasi. Sebagai contoh, seseorang takut jalan malam sendirian karena takut kepada hantu (makhluk gaib).
f. Regresi
Regresi adalah mekanisme yang mendorong seseorang kembali ke masa-masa di mana ia mengalami tekanan psikologis. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau ketakutan, perilakunya sering berubah menjadi kekanak-kanakan atau primitif.
Contohnya, seorang yang baru pensiun akan senang berlama-lama duduk di kursi goyang, bersikap seperti anak-anak, serta menggantungkan hidup kepada istrinya.
g. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan dengan menciptakan kepalsuan (alasan-alasan masuk akal) sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima. Dengan metode ini, orang mencari pembenaran bagi perilakunya sehingga dapat lebih diterima oleh ego daripada alasan yang sebenarnya.
Misalnya, seseorang gagal meraih prestasi yang memuaskan di bidang akademik. Dalam menyikapi hal itu, ia berucap, “Ah, gagal itu biasa”. Padahal, ia sedang membuat kepalsuan agar tidak stres.
h. Sublimasi
Sublimasi ialah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima—bisa berbentuk seks, kemarahan, ketakutan, dan sebagainya—ke dalam bentuk-bentuk yang dapat dimaklumi secara sosial.
Dengan kata lain, sublimasi merupakan penyimpangan libido seksual pada kegiatan yang secara sosial lebih diterima. Sublimasi tergolong mekanisme yang sehat karena energi sosial berada di bawah kontrol sosial. Contohnya, libido seks yang besar ditumpahkan melalui kegiatan olah raga.
i. Identifikasi
Merupakan proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu persekutuan (aliansi) nyata ataupun maya dengan orang lain, baik secara individual maupun kelompok. Identifikasi juga termasuk salah satu cara untuk mereduksi ketegangan.
Identifikasi dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau berhasil dalam hidupnya. Contohnya, ketika seseorang gagal, ia merenungkan sosok Thomas Alfa Edison yang mengalami ratusan kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil menemukan lampu pijar.
Komponen Sekuensial
Selain komponen struktural dan dinamis, Freud juga mengemukakan konsep sekuensial atau tahapan (sequential or stage component). Bagian ini menekankan pola atau gerak maju organisme melalui tahapan-tahapan perkembangan yang berbeda dan semakin adaptif.
Pertumbuhan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud, setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang cenderung menetap.
Menurut Freud, kepribadian berkembang sebagai respons terhadap empat sumber tegangan pokok. Pertama, proses pertumbuhan fisiologis. Kedua, frustrasi-frustrasi. Ketiga, konflik-konflik. Keempat, ancaman-ancaman.
Sebagai akibat langsung dari meningkatnya ketegangan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber tersebut, individu terpaksa mempelajari cara-cara baru guna mereduksi tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian.
Freud memiliki pendapat yang khas berkaitan dengan perkembangan manusia. Ia meyakini tahun-tahun awal kehidupan manusia memegang peranan penting bagi pembentukan kepribadian. Selain itu, perkembangan manusia meliputi tahap-tahap psikosekual. Selain itu, perkembangan manusia meliputi tahap-tahap psikoseksual.
Adapun tahapan-tahapan tersebut dijelaskan Freud sebagai berikut.
1. Tahap Oral (Sejak lahir hingga umur 1 tahun)
Sumber kenikmatan pokok manusia pada tahap ini berasal dari mulut. Ad dua macam aktivitas oral, yaitu menggigit dan menelan makanan. Aktivitas ini menjadi prototipe bagi banyak ciri (karakter) yang berkembang di kemudian hari.
Tahap oral berlangsung pada saat bayi bergantung penuh kepada ibunya untuk mendapatkan makanan, dibuai, dirawat, dan dilindungi dari perasaan tidak menyenangkan. Karena itulah timbul perasaan-perasaan ketergantungan pada masa ini.
Freud berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling ekstrem ialah keinginan manusia untuk kembali ke alam rahim.
2. Tahap Anal (Usia 1-3 tahun)
Setelah makanan dicerna, maka akan terdapat sisa yang menumpuk di ujung bawah usus. Secara refleks, sisa makanan ini akan dilepaskan keluar melalui anus apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai taraf tertentu.
Pada umur 2 tahun, anak mendapatkan pengalaman pertama yang menentukan tentang pengaturan suatu impuls instingtual oleh pihak luar. Pembiasaan akan kebersihan dapat memberi pengaruh sangat luas terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khususnya di masa depan. Sifat-sifat kepribadian lain yang tak terhitung jumlahnya juga berasal dari tahap anal.
3. Tahap Phalik (Usia 3-5 tahun)
Selama tahap perkembangan kepribadian phalik, hal yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual dan agresif. Sebab pada tahap ini organ-organ genital mulai berfungsi. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalan bagi timbulnya Oedipus Complex.
Menurut Freud, manusia secara inheren adalah biseksual, menyuka sesama dan juga lawan jenisnya. Timbul dan berkembangnya Oedipus Complex merupakan peristiwa pokok selama masa phalik dan hal ini meninggalkan serangkaian bekas dalam kepribadian manusia.
4. Tahap Latensi (Sejak usia 5 tahun hingga awal pubertas)
Masa ini adalah periode di mana dorongan-dorongan seks agresif masih bertahan. Selama masa ini, anak mengembangkan kemampuannya bersublimasi, di antaranya mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain, berolah raga, serta melakukan berbagai kegiatan lainnya.
5. Tahap Genital (Masa remaja)
Pada tahap ini, manusia mulai menunjukkan sifat narsistik (cinta diri). Ini berarti individu mendapatkan kepuasan dari stimulus dan manipulasi tubuhnya sendiri. Selama masa adolesen, sebagian dari narsisme ini disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya.
Kateksis-kateksis pada tahap oral, anal, dan phalik lebur serta disintesiskan oleh impuls-impuls genital. Fungsi biologis pokok dari tahap genital ialah memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
Meskipun Freud membedakan tahap-tahap perkembangan kepribadian menjadi lima, ia tidak mengasumsikan adanya batas-batas ataupun transisi-transisi mengejutkan dalam peralihan dari satu tahap menuju fase berikutnya. satu hal yang pasti adalah bentuk akhir organisasi kepribadian merupakan hasil sumbangan dari kelima tahap tersebut.
Dari berbagai sumber
Post a Comment