Prasasti: Pengertian, Sejarah, Bahan, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya
Table of Contents
Prasasti |
Pengertian Prasasti
Prasasti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah piagam (yang tertulis pada batu, tembaga, dan sebagainya). Dengan kata lain, prasasti biasanya ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Ilmu yang mempelajari tentang prasasti disebut Epigrafi.Secara etimologi, istilah prasasti merupakan kata serapan dari istilah dalam bahasa kuno Jawa-Bali prasasti dan pracasti yang memiliki arti piagam atau dokumen, istilah ini diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskrit prashasti yang mempunyai makna sebagai pujian.
Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, di mana masyarakatnya sudah mengenal tulisan.
Di antara berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau.
Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan.
Sejarah Prasasti Di Indonesia
Prasasti tertua di Indonesia itu teridentifikasi berasal dari abad ke-5 Masehi, yakni prasasti Yupa yang berasal dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut berisikan sebuah hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa serta bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti ini terjadi pada abad ke-8 itu sampai abad ke-14.
Aksara yang banyak digunakan ialah aksara Pallawa, Prenagari, Melayu Kuno, Sunda Kuno, Sanskerta, Jawa Kuno, serta juga Bali Kuno. Bahasa yang digunakan juga bervariasi, bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Sunda Kuno, serta juga Bali Kuno.
Prasasti juga dapat ditemukan dalam bentuk angka tahun atau pun juga tulisan singkat. Angka tahun ditulis dengan angka atau juga candrasengkala, baik kata-kata atau juga tulisan. Tulisan singkat tersebut dapat ditemukan pada dinding candi, pada ambang pintu bagian atas serta juga pada batu-batu candi.
Pada zaman kerajaan Islam, prasasti ini menggunakan aksara serta bahasa Arab, juga berbahasa Melayu berupa aksara Pegon. Sebagian besar prasasti ini terdapat pada lempengan-lempengan tembaga bersurat, makam, masjid, hiasan dinding, baik itu di masjid atau juga di rumah para bangsawan, pada cincin cap serta cap kerajaan, mata uang, meriam, dan lain sebagainya.
Pada masa yang lebih muda yakni di masa kolonial, aksara Latin itu banyak digunakan, melingkupi bahasa Inggris, Portugis, dan juga Belanda. Prasasti Latin ini umumnya terdapat pada gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, serta juga makam.
Prasasti beraksara dan berbahasa Tionghoa juga dikenal di Indonesia yang tersebar antara masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti itu terdapat pada mata uang, benda porselin, gong perunggu dan juga batu kubur yang biasanya terbuat dari batuan pualam.
Bahan Membuat Prasasti
Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti ini biasanya berupa batu atau juga lempengan logam, daun, serta kertas. Selain andesit, batu yang digunakan itu adalah batu kapur, pualam, serta basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu tersebut dikenal dengan sebutan upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya itu terbuat dari tembaga serta perunggu, biasa disebut dengan sebutan tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak serta emas.
Ada pula yang disebut dengan sebutan ripta prasasti, merupakan sebuah prasasti yang ditulis di atas lontar atau juga daun tal. Beberapa prasasti itu terbuat tanah liat atau juga tablet yang diisi dengan mantra-mantra agama Buddha.
Fungsi Pembuatan Prasasti
Sedangkan untuk fungsi yang jelas dalam pembuatan prasasti di antaranya,1. Pembuatan prasasti difungsikan sebagai penghormatan kepada dewa
Prasasti pada dasarnya bukan hanya sebagai bentuk bukti atau sumber sejarah yang dapat dipelajari oleh manusia di masa kini.
Akan tetapi fungsi pembuatan prasasti ini salah satunya yaitu digunakan untuk penghormatan kepada dewa baik dalam agama Hindu maupun Budha. Oleh karena itu kedudukan prasasti pada zaman sejarah ini cukup penting dan sangat diagung-agungkan.
2. Prasasti digunakan untuk referensi dalam penelitian
Tidak perlu diragukan lagi bahwa keberadaan prasasti dimasa sekarang ini memang menjadi incaran bagi banyak sejarawan. Alasannya karena dengan adanya prasasti atau peninggalan sejarah ini, maka seorang peneliti dapat melihat peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lalu dengan lebih mudah.
Dengan begitu adanya prasasti itu sendiri memberikan fungsi berupa kemudahan bagi para peneliti atau sejarawan untuk referensi mereka dalam melihat kejadian sejarah yang telah terjadi di masa lalu.
Sebagai informasi dalam penulisan prasasti biasanya ada penanggalan yang dicantumkan yaitu berupa angka dan tahun. Di mana tulisan angka maupun tahun tersebut yang ada di dalam prasasti biasanya diawali dengan kata “Swasti Cri Cakawarsatita“.
3. Prasasti difungsikan untuk menyebut nama raja yang ada pada masa sejarah
Fungsi pembuatan prasasti yang berikutnya adalah untuk melihat dan mengenal siapa saja nama-nama raja yang pernah menjabat atau berkuasa pada zaman sejarah. Karena dalam prasasti tersebut biasanya setiap nama raja yang telah menjabat pada masa-masa tertentu akan ditulis dengan jelas.
Tujuannya agar prasasti tersebut bisa dijadikan sebagai benda kenangan atau benda yang bisa dipakai untuk mengabadikan seorang raja dalam memerintah suatu kerajaan.
4. Dipergunakan sebagai simbol atau suatu batas wilayah kerajaan tertentu
Selanjutnya, fungsi pembuatan prasasti yang terakhir yaitu digunakan untuk simbol atau batas wilayah kerajaan tertentu. Sebagai informasi, pada dasarnya prasasti bukanlah dijadikan sebagai sumber sejarah, benda peninggalan maupun benda untuk mengabadikan peristiwa sejarah tertentu.
Akan tetapi prasasti ini memiliki banyak fungsi mulai untuk penghormatan dewa hingga dipakai sebagai simbol suatu batas wilayah kerajaan tertentu. Maka dari itu dengan adanya prasasti ini pula seseorang bisa melihat batas-batas kerajaan yang terjadi di masa sejarah.
Tujuan Prasasti
Beberapa tujuan dari pembuatan prasasti di antaranya,1. Mengenang kejadian atau peristiwa penting yang dialami oleh raja di masa sejarah
Pada zaman sejarah dahulu, tentunya ada masa-masa sistem pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja. Karena zaman dahulu masih banyak manusia yang belum mengalami kemajuan zaman dengan begitu baik, sehingga banyak hal-hal yang dibentuk dengan kemampuan yang mereka miliki secara apa adanya, salah satunya yaitu prasasti.
Tujuan pembuatan prasasti ini tidak lain dan tidak bukan ialah untuk mengabadikan setiap moment atau peristiwa penting yang dialami oleh seorang raja dalam menjabat kekuasaan atau pada masa pemerintahannya. Dengan adanya prasasti tersebut bisa dijadikan sebagai bukti sejarah bahwa raja-raja pernah berkuasa dengan penanggalan waktu tertentu.
2. Meninggalkan peristiwa penting yang pernah terjadi dan diketahui oleh manusia di masa depan
Tujuan pembuatan prasasti yang berikutnya ialah untuk meninggalkan peristiwa atau kejadian penting yang telah terjadi pada masa lampau khususnya pada masa sejarah.
Akan tetapi dengan adanya prasasti ini, diharapkan banyak orang dimasa depan bisa melihat kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sehingga dengan demikian, setiap orang tetap bisa mempelajari sejarah yang telah terjadi masa dahulu kala, sebelum manusia zaman sekarang ini lahir.
Contoh Prasasti di Indonesia
Berikut beberapa contoh prasasti yang terdapat di Indonesia di antaranya, 1. Prasasti Kebon Kopi I, Ciampea, Bogor, ~ 400
2. Prasasti Kebon Kopi II, Ciampea, Bogor, 932
3. Prasasti Tugu, Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan
4. Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, abad ke-5
5. Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara, Ciampea, Bogor, 536
6. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor, abad ke-5
7. Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Ciampea, Citeureup, Bogor
8. Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan, 16 Juni 682
9. Prasasti Telaga Batu, Palembang, Sumatera Selatan, abad ke-7
10. Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatera Selatan, 23 Maret 684
11. Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686
12. Prasasti Palas Pasemah, Palas,Lampung, abad ke-7
13. Prasasti Karang Brahi, Karangberahi, Jambi, abad ke-7
Dari berbagai sumber
Post a Comment