Filsafat Strukturalisme: Pengertian, Tujuan, Tokoh dan Pemikirannya
Table of Contents
Ferdinand de Saussure |
Pengertian Filsafat Strukturalisme
Strukturalisme adalah pandangan filosofis yang keyakinan bahwa fenomena kehidupan manusia yang tidak dimengerti kecuali melalui keterkaitan mereka. Hubungan ini merupakan struktur, dan belakang variasi lokal dalam fenomena yang muncul di permukaan ada hukum konstan dari budaya abstrak (Simon Blackburn).Strukturalisme juga bisa diartikan sebagai metodologi yang melihat unsur budaya manusia harus dipahami dalam hal hubungan mereka dengan yang lebih besar, sistem secara menyeluruh atau umum (struktur). Strukturalisme bekerja untuk mengungkap struktur yang mendasari semua hal yang manusia lakukan, pikirkan, dan rasakan.
Model penalaran strukturalis telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk antropologi, sosiologi, psikologi, kritik sastra, ekonomi dan arsitektur. Pemikir yang paling menonjol terkait dengan strukturalisme termasuk Levi-Strauss, ahli linguistik Roman Jakobson, dan psikoanalis Jacques Lacan.
Sebagai gerakan intelektual, strukturalisme awalnya dianggap menjadi pewaris eksistensialisme. Namun, pada 1960-an, banyak dari prinsip dasar strukturalisme diserang dari gelombang baru intelektual terutama dari Prancis seperti filsuf dan sejarawan Michel Foucault, filsuf dan komentator sosial Jacques Derrida, filsuf Marxis Louis Althusser, dan kritikus sastra Roland Barthes.
Meskipun unsur pekerjaan mereka selalu berhubungan dengan strukturalisme dan diinformasikan oleh itu, teori ini umumnya disebut sebagai post-strukturalis. Pada 1970-an, strukturalisme dikritik karena kekakuan dan ahistorisme.
Meskipun demikian, banyak pendukung strukturalisme, seperti Lacan, terus menegaskan pengaruh pada filsafat kontinental dan banyak asumsi dasar dari beberapa kritikus strukturalis bahwa pasca-strukturalis adalah kelanjutan dari strukturalisme.
Tujuan Strukturalisme
Tujuan Strukturalisme adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang tampak kacau dan beraneka ragam di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat dan berjarak). Ciri-ciri itu dapat dilihat strukturnya: 1. Bahwa yang tidak beraturan hanya di permukaan, namun sesungguhnya di balik itu terdapat sebuah mekanisme generatif yang kurang lebih konstan.
2. Mekanisme itu selain bersifat konstan, juga terpola dan terpola dan terorganisasi, terdapat blok-blok unsur yang dikombinasikan dan dipakai untuk menjelaskan yang di permukaan.
3. Para peneliti menganggap obyektif, yaitu bisa menjaga jarak terhadap yang sebenarnya dalam penelitian mereka.
4. Pendekatan dengan memakai sifat bahasa, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur yang bersesuaian untuk menyampaikan pesan. Seperti bahasa yang selalu terdapat unsur-unsur mikro untuk menandainya, salah satunya adalah bunyi atau cara pengucapan.
5. Strukturalisme dianggap melampaui humanisme, karena cenderung mengurangi, mengabaikan bahkan menegasi peran subjek.
Tokoh Strukturalisme dan Pemikirannya
Berikut beberapa Tokoh-tokoh penting yang memiliki kontribusi dalam perkembangan Strukturalisme di antaranya,1. Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure merupakan salah seorang linguis dari Swiss yang dipandang sebagai salah satu bapak Linguistik dan simiotika modern. Saussure lahir di Jenewa 26 November 1857 dan meninggal pada 22 Februari 1913 di Vufflens-le- Chateau, Swiss. Ferdinand de Saussure juga dikenal sebagai penemu struktur bahasa (linguistik).
Ferdinand de Saussure berargumen untuk mengalahkan para sejarawan yang memakai pendekatan Filologi, maka Ferdinand de Saussure menganjurkan pendekatan Ilmiah dengan melalui sistem yang terdiri dari elemen dan peraturannya dalam pembuatan yang bertujuan menolong komunikasi dalam masyarakat.
Sebab Ferdinand de Saussure memandang komunikasi sebagai lumbung dari tanda-tanda wacana yang diberikan oleh sebuah komunitas. Selebihnya bahasa buat Ferdinand de Saussure merupakan interpretasi utama dunia dan menuntut suatu ilmu yang disebut Semiologi atau ilmu ketandaan (Studi Semiotik).
Ilmu ini adalah studi tentang makna keputusan, yang termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda seperti, indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna dan komunikasi.
2. Claude Levi-Strauss
Claude Levi-Strauss merupakan bapak Antropologi Modern, yang lahir pada 28 November 1908 di Prancis dan meninggal pada tanggal 30 Oktober 2009, di usianya yang memasuki 100 tahun. Claude Levi-Strauss berpendapat bahwa pemikiran primitif memiliki struktur yang sama dengan pemikiran yang beradab dan bahwa ciri-ciri manusia sama di mana saja.
Pengamatannya ini terdapat dalam bukunya yang berjudul Tristes Tropiques, dan memiliki metode yang serempak yaitu Antropologi dan Linguistik, unsur-unsur yang di fokuskan adalah mengenai mitos, adat istiadat dan masyarakat itu sendiri.
Dalam proses analisisnya, manusia dipandang sebagai suatu porsi dari struktur yang tidak dikonstitusikan oleh analisis itu, melainkan di larutkan dengan analisis tersebut. Sebab perubahan penekanan dari manusia ke Struktur merupakan ciri umum pemikiran strukturalis.
3. Jacques Lacan
Jasques Marie-Emile Lacan adalah psikoanalis terkenal yang lahir di Prancis pada 13 Apri 1901 dan meninggal dunia pada 9 September 1981 di usianya yang ke 80 tahun. Dalam psikologinya, Lacan mengembangkan psikoanalis Sigmund Freud berbasis Semiologi dengan bantuan model Linguistik dari Ferdinand de Saussure dan Levi de Strauss
Lacan berpendapat bahwa dengan bahasa dan argumen sebagai sebuah tatanan kode, bahasa dalam percakapan yang dapat mengungkapkan ketidaksadaran antar psikolog dan orang atau pasien, karena bahasa selalu bergerak dan dinamis, termasuk metafora, metonomi, kondensasi serta pergeserannya.
Maka percakapan menurutnya merupakan seuntai rantai yang mengungkapkan penanda-penanda seperti, mimpi, gejala neurosis, salah tindakan dan lainnya.
4. Paul Michel Foucault
Foucault merupakan filsuf yang lahir di Prancis tepatnya di Poitiers 15 Oktober 1926 dan menghembuskan nafas terakhirnya di Paris, 25 Juni 1984 pada usia 57 tahun. Selebihnya Michel Foucault, merupakan filsuf yang disebut sebagai pemikir Post-Strukturalisme dan Postmodernisme, walaupun Foucault selalu menolak lebelitas itu dan lebih memilih sebagai sejarah kritis modernitas.
Pemikiran Strukturalisme Foucault lebih mengarah pada filsafat, dengan mengatakan bahwa Strukturalisme modern atau Post-Strukturalisme dalam bidang filsafat adalah dengan mendekati subjektivitas dari generasi dalam wacana epestemik dari tiruan maupun pengungkapannya.
5. Roland Gerard Barthes
Roland Gerard Barthes merupakan seorang sastra teori, filsuf, Kritikus dan semiotika, yang lahir di Prancis pada tanggal 12 November 1915 dan meninggal dunia pada 26 Maret 1980.
Pandangannya dalam Strukturalisme dikenal dengan fokusnya mengembangkan dan memperluaskan bidang semiotika melalui analisis berbagai sistem tanda, terutama yang berasal dari budaya populer barat. Dan dari pengembangan studi tentang tanda-tanda ini berguna dalam introgasi untuk menunjukkan penipuan dari suatu hal.
Seperti dalam bukunya yang berjudul The Fashion System, Barthes menunjukkan bagaimana pemalsuan tanda dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam kata-kata dan dalam karyanya ini, Barthes juga menjelaskan bagaimana dalam dunia mode kata apapun bisa sarat dengan penekanan borjuis yang idealis.
Roland Barthes juga menerapkan analisis Strukturalis pada kritik sastra dengan menganggap berbagai macam ekspresi atau analisis bahasa sebagai bahasa yang berbeda-beda. Dan tugas kritik sastra adalah terjemahan, yaitu mengekspresikan sistem formal yang telah dibentangkan penulisnya dengan suatu bahasa. Meskipun hal ini terikat dengan kondisi zamannya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment