Dualisme: Pengertian, Sejarah, dan Jenisnya
Table of Contents
Dualisme |
Pengertian Dualisme
Dualisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah paham bahwa dalam kehidupan ini ada dua prinsip yang saling bertentangan (seperti ada kebaikan ada pula kejahatan, ada terang ada gelap). Sementara dalam filsafat, dualisme adalah konsep yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik.
Gagasan tentang dualisme jiwa dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles, berhubungan dengan spekulasi tentang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan kebijakan.
Plato dan Aristoteles berpendapat dengan alasan berbeda, bahwa "kecerdasan" seseorang (bagian dari budi atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau dijelaskan dengan fisik.
Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diterapkan oleh René Descartes (1641), yang berpendapat bahwa budi adalah substansi non-fisik.
Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas budi dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat kecerdasan.
Sehingga, Descartes adalah yang pertama merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam bentuknya yang ada sekarang.
Sejarah Dualisme
Dualisme dapat ditelusuri kembali ke Plato dan Aristoteles, dan juga ke aliran awal filsafat Hindu dari aliran Sankya dan Yoga.Plato pertama kali merumuskan Teori Bentuknya yang terkenal yakni mengenai substansi berbeda dan tidak material yang objek dan fenomena lain yang kita rasakan di dunia tidak lebih dari bayangan belaka.
Dia berargumen bahwa agar intelek memiliki akses ke konsep atau ide universal ini, pikiran itu sendiri harus merupakan entitas non-fisik, non- materi.
Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa jika intelek adalah organ material tertentu maka itu akan dibatasi untuk hanya menerima jenis informasi tertentu (dengan cara yang sama seperti mata dibatasi untuk menerima data visual).
Karena intelek mampu menerima dan merefleksikan semua bentuk data, maka ia pasti bukan organ fisik dan karenanya pasti non – materi.
Umat Kristen Neo-Platonis mengidentifikasikan Bentuk-bentuk dalam pemikiran Plato mengenai jiwa dan percaya bahwa jiwa adalah substansi dari setiap individu manusia, sedangkan tubuh hanyalah bayangan atau salinan dari fenomena abadi ini.
Bagi St. Thomas Aquinas, jiwa masih merupakan substansi manusia, tetapi serupa dengan usulan Aristoteles, hanya melalui manifestasinya di dalam tubuh manusia seseorang dapat dikatakan sebagai manusia.
Namun, Dualisme paling tepat dirumuskan oleh René Descartes pada abad ke-17, Descartes bisa dibilang sebagai orang pertama yang merumuskan masalah pikiran-tubuh dalam bentuk yang ada saat ini.
Descartes juga yang pertama dengan jelas mengidentifikasi pikiran dengan kesadaran dan kesadaran diri, dan untuk membedakannya dari otak, yang merupakan pusat fisik kecerdasan.
Dia menyadari bahwa dia dapat meragukan apakah dia memiliki tubuh (bisa jadi dia sedang memimpikannya atau itu adalah ilusi yang diciptakan oleh iblis jahat).
Akan tetapi, dia tidak dapat meragukan apakah dia memiliki pikiran, yang menyarankan kepadanya bahwa pikiran dan tubuh pasti adalah hal yang berbeda.
Pikiran non-materi dan tubuh materi, meskipun secara ontologis merupakan substansi yang berbeda, secara kausal berinteraksi dalam beberapa cara yang tidak ditentukan.
Jenis Dualisme
1. Dualisme SubstansiDualisme Substansi (atau Dualisme Cartesian ) berpendapat bahwa pikiran adalah substansi yang berdiri sendiri – mental tidak memiliki perluasan dalam ruang, dan materi tidak dapat berpikir.
Ini adalah jenis Dualisme yang paling terkenal yang kemukakan oleh Descartes, dan ini sesuai dengan kebanyakan teologi yang menyatakan bahwa jiwa yang tidak berkematian menempati “alam” eksistensi independen yang berbeda dari dunia fisik.
2. Dualisme Properti
Dualisme Properti menyatakan bahwa pikiran adalah sekelompok properti independen yang muncul dari otak, tetapi itu bukanlah substansi yang berbeda.
Jadi, ketika materi diatur dengan cara yang tepat (yaitu dalam cara tubuh manusia yang hidup diatur), sifat-sifat mental muncul.
Ada empat jenis utama Dualisme Properti di antaranya,
a. Interaksionisme
Yakni dualisme properti yang memungkinkan penyebab mental (seperti keyakinan dan keinginan) dapat menghasilkan efek material, dan sebaliknya.
Descartes percaya bahwa interaksi yang terjadi ini secara fisik di dalam otak manusia lebih tepatnya di kelenjar pineal.
b. Okasionalisme
Yang menegaskan bahwa dasar material dari interaksi antara material dan immaterial adalah tidak mungkin, dan bahwa interaksi tersebut benar-benar disebabkan oleh campur tangan Tuhan pada setiap kesempatan individu.
Nicholas Malebranche adalah pendukung utama pandangan ini.
c. Paralelisme (atau Paralelisme Psikofisika )
Paralelisme berpendapat bahwa penyebab mental hanya memiliki efek mental, dan penyebab fisik hanya memiliki efek fisik.
Tetapi Tuhan telah menciptakan harmoni yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga tampak seolah-olah peristiwa fisik dan mental (yang benar-benar monad, sepenuhnya independen satu sama lain) penyebab, dan disebabkan oleh, satu sama lain.
Pandangan yang tidak biasa ini paling jelas didukung oleh Gottfried Leibniz.
d. Epifenomenalisme
Yang menyatakan bahwa peristiwa mental bersifat kausal inert (yaitu tidak memiliki konsekuensi fisik).
Peristiwa fisik dapat menyebabkan peristiwa fisik lainnya, dan peristiwa fisik dapat menyebabkan peristiwa mental, tetapi peristiwa mental tidak dapat menyebabkan apa pun.
Karena peristiwa tersebut hanya produk sampingan yang secara kausal dari peristiwa fisik yang terjadi di otak (yaitu epifenomena ) dunia fisik.
Doktrin ini pertama kali dirumuskan oleh Thomas Henry Huxley pada abad ke-19, meskipun didasarkan pada teori Materialisme Thomas Hobbes yang jauh lebih awal .
3. Dualisme Predikat
Berpendapat bahwa lebih dari satu predikat (bagaimana kita menggambarkan subjek proposisi) diperlukan untuk memahami dunia, dan bahwa pengalaman psikologis yang kita alami tidak dapat dideskripsikan ulang dalam istilah (atau dikurangi menjadi) predikat fisik dari alam.
4. Dualisme Epistemologis
Dualisme Epistemologis (juga dikenal sebagai Representasionalisme atau Realisme Tidak Langsung).
Adalah pandangan dalam Epistemologi bahwa dunia yang kita lihat dalam pengalaman sadar bukanlah dunia nyata itu sendiri, tetapi hanya replika realitas virtual miniatur dari dunia itu dalam representasi internal.
Dari berbagai sumber
Post a Comment