Tes Psikologi (Psikotes): Pengertian, Prinsip, Tujuan, Tahap, dan Jenisnya
Table of Contents
Tes Psikologi (Psikotes) |
Pengertian Tes Psikologi (Psikotes)
Tes psikologi (psikotes) adalah penilaian yang dilakukan oleh seorang ahli atau psikolog profesional untuk mengevaluasi keadaan emosi, kecerdasan, dan fungsi perilaku seseorang. Istilah teknis untuk ilmu di balik tes psikologis adalah Psikometrik. Umumnya tes psikologi menggunakan metode atau serangkaian instrumen yang dilakukan untuk mengukur beberapa aspek psikologis yang tidak dapat diamati secara langsung pada manusia. Dalam melakukan tes psikologi, dibutuhkan alat ukur yang bersifat valid.
Pertama, alat ukur harus memiliki dasar bukti pendukung yang kuat dalam mengartikan hasil yang didapatkan. Kedua, alat ukur wajib menunjukkan konsistensi apabila diberlakukan dari waktu ke waktu. Ketiga, alat ukur perlu memiliki konsistensi internal untuk diberlakukan dalam berbagai kondisi.
Prinsip Tes Psikologi (Psikotes)
Shultz & Schultz (2010) menekankan adanya prinsip yang berlaku pada alat ukur psikologi untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran dalam ilmu psikologi dapat berakibat fatal bagi klien yang ditangani. Beberapa Prinsip atau watak yang digunakan dalam alat ukur tes psikologi di antaranya,
1. Standardisasi alat ukur psikologi
Konsistensi dalam penerapan alat ukur perlu diberlakukan selama proses asesmen dan tes psikologi dijalankan. Konsistensi mencakup standardisasi pada pemberlakuan prosedur, langkah dan mekanisme pelaksanaan hingga penilaian.
Tes psikologi perlu dijalankan pada lingkup yang sama jika dilakukan secara masal (umum) untuk menghasilkan gambaran yang setara.
2. Objektivitas dalam Penilaian
Objektivitas pada penilaian tes psikologi bermakna menjauhkan tes psikologi dari pemaknaan-pemaknaan yang bersifat personal. Nilai-nilai yang bersifat bias perlu dihilangkan pada fase penilaian (scoring).
Dengan prinsip ini, penilaian dilakukan dengan cara sama untuk memperoleh hasil yang objektif untuk setiap klien.
3. Adanya Norma Pengujian
Hasil umum dari pengujian pada kelompok besar yang juga mencakup hasil pengujian pada individu dapat diperbandingkan dengan hasil pada kelompok lain. Proses pembandingan ini perlu mempertimbangkan kesamaan karakteristik pada masing-masing kelompok yang akan diperbandingkan.
Proses ini memerlukan penentuan titik atau konstruksi referensial yang menjadi acuan dalam membedakan hasil tes pada kelompok yang berbeda.
4. Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keajegan. Alat ukur perlu menunjukkan performa yang konsisten setelah diberlakukan atau digunakan pada beberapa tes yang dilakukan menggunakan alat ukur yang sama.
5. Validitas
Validitas bermakna kesesuaian penggunaan alat ukur dengan tujuan pengukuran itu sendiri. Mengingat satu alat ukur memiliki tujuan dan lingkup pengukuran, maka alat ukur harus dapat digunakan pada konteks yang benar.
Tujuan Tes Psikologi (Psikotes)
Tes psikologi dilakukan untuk memahami keadaan mental dan perilaku seseorang berdasarkan kaidah-kaidah psikologi. Pada umumnya, tes psikologi bertujuan untuk memetakan kondisi elemen-elemen utama kondisi psikologis manusia, misalnya perilaku, IQ, kepribadian, kesehatan mental, kemampuan penyelesaian masalah, serta kemampuan beradaptasi dalam situasi tertentu. Tes psikologi dapat dilakukan baik pada orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Sehingga, tes psikologi dapat dilakukan untuk berbagai kebutuhan seperti di sekolah, universitas, badan sosial dan rumah sakit. Berbagai tujuan lebih terperinci dalam melakukan tes psikologi untuk anak-anak di antaranya,
1. Menganalisa kemungkinan keterlambatan perkembangan pada anak.
2. Menentukan apakah anak memiliki kesulitan belajar atau mengolah permasalahan.
3. Memeriksa kondisi-kondisi seperti gangguan dalam konsentrasi, spektrum autisme, gangguan emosi seperti kecemasan dan perilaku lainnya.
4. Menganalisa bakat atau potensi yang terpendam.
5. Mengukur kecerdasan intelektual maupun emosional.
6. Konseling jalur karier yang memungkinkan bagi remaja.
7. Menganalisa permasalahan sosial yang dialami.
Sedangkan untuk dewasa, tes psikologi dapat berguna untuk hal-hal berikut di antaranya,
1. Menyaring calon pegawai pada proses rekrutmen dari gejala psikopati, gangguan kepribadian maupun depresi.
2. Mengetahui apakah kepribadian, etos kerja, pengetahuan, atau skill dari kandidat sesuai dengan kriteria yang diperlukan posisi yang tersedia serta kultur perusahaan.
3. Memprediksi performa dari kandidat saat bekerja nanti.
4. Sebagai tes yang dilakukan sebelum seorang karyawan dipromosikan untuk jabatan tertentu.
5. Menganalisa kepribadian, seperti kekuatan dan kelemahan seorang individu untuk berbagai tujuan.
6. Sebagai persyaratan dalam penggunaan obat-obatan medis pendukung terapi.
7. Untuk menegaskan temuan klinis dalam kondisi tertentu ketika tidak ada bukti patologi fisik.
Tahap Tes Psikologi (Psikotes)
Tes psikologi hanya dapat dilakukan oleh seorang psikolog profesional yang telah memiliki kemampuan tersertifikasi untuk mengevaluasi dan menafsirkan hasil dari sebuah tes psikologi. Terdapat berbagai tahapan serta cara untuk melakukan tes psikologi di antaranya,1. Tes Standar
Tes standar adalah sebuah tes formal dan tertulis di mana hasilnya akan dievaluasi secara objektif untuk mengukur kecerdasan seseorang, kecenderungan perilaku seseorang atau kelainan yang cenderung dimiliki orang tersebut.
Tes ini menggunakan materi, perintah administrasi dan penilaian yang seragam untuk seluruh peserta tes agar dapat melakukan perbandingan yang tepat serta menghindari bias.
2. Wawancara Klinis
Tahapan dalam sebuah tes psikologi juga dapat mencakup wawancara klinis di mana peserta akan diwawancara mengenai berbagai hal mulai dari ketertarikan atau hobinya hingga riwayat medis yang mungkin dimiliki. Psikolog yang melakukan wawancara klinis akan mendengarkan jawaban yang diberikan serta mengamati perilaku saat menjawab pertanyaan.
Psikolog akan mengamati apakah ada kondisi mental atau emosional tertentu, biasanya dilakukan bersamaan dengan tes objektif lainnya karena teknik wawancara merupakan sebuah metode yang dinilai secara subjektif.
3. Pengamatan Perilaku Alami
Tes pengamatan perilaku alami sangat penting untuk mendiagnosa kondisi psikologis, terutama pada anak-anak. Pengamatan ini termasuk mengamati seseorang di rumah, sekolah ataupun tempat kerja untuk memberikan informasi lebih jauh mengenai sikap dan perilaku seseorang agar dapat menentukan gejala-gejala serta kondisi yang diperkirakan dengan lebih tepat.
Jenis Tes Psikologi (Psikotes)
Berikut beberapa jenis tes psikologi di antaranya, 1. Tes intelegensi
Tes intelegensi, tes untuk mengukur kecakapan umum. Tes intelegensi mengandung tiga aspek kemampuan di antaranya kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan melakukan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya dan kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah maupun terhadap dirinya sendiri.
Ada beberapa model seperti Binnet Test, Spearman Test, Thurstone Test. Tes-tes ini digunakan untuk mendeteksi beberapa ukuran intelegensi dengan IQ.
2. Tes kepribadian
Tes kepribadian, dilakukan untuk mengetahui keadaan jasmani, temperamen, sistem nilai dan sebagainya. Aspek-aspek yang diukur di antaranya,
a. Pengendalian diri
b. Kepercayaan diri
c. Hubungan interpersonal
d. Komitmen
e. Optimism
f. Kemandirian
g. Motivasi berprestasi
h. Daya tahan terhadap stress
i. Penyesuaian diri dan sebagainya.
3. Tes bakat
Tes bakat, hasilnya untuk memprediksi penampilan. Aspek-aspek yang diukur di antaranya,
a. Kemampuan berpikir
b. Bekerja dengan angka
c. Penalaran
d. Visualisasi
e. Kemampuan Bahasa
f. Penalaran di bidang mekanik dan kecepatan respons
4. Tes minat
Tes minat, biasanya dilakukan untuk memperkirakan minat individu dalam berbagai bidang pekerjaan di antaranya,
a. Out door
b. Mekanik
c. Komputasi
d. Keilmiahan
e. Persuasi
f. Artistik
g. Kesastraan
h. Music
i. Pelayanan sosial
Dari berbagai sumber
Post a Comment