Psikologi Kepribadian: Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup, Objek Kajian, Pendekatan, Teori, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Psikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian

Pengertian Psikologi Kepribadian

Psikologi kepribadian adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan cara dan berbagai jenis pendekatan. Psikologi kepribadian juga dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang kepribadian manusia melalui tingkah laku atau sikap sehari-hari yang menjadi ciri khas seseorang tersebut.

Psikologi Kepribadian Menurut Para Ahli
1. Stern, psikologi kepribadian adalah kehidupan dari individu secara keseluruhan. Kehidupan yang dimaksud dapat dilihat dari usaha, tujuan, unik, kemampuan mendapatkan pengalaman hingga kemampuan bertahan hidup dan membuka diri.
2. Mandy dan Burt, psikologi kepribadian adalah seperangkat kecenderungan yang stabil di mana menentukan perbedaan tingkah laku psikologis dari individu dalam jangka panjang yang tidak dapat dipahami secara sederhana.
3. Lindzey dan Hall, psikologi kepribadian ialah sekumpulan konsep yang membahas mengenai tingkah laku manusia yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
4. Murray, psikologi kepribadian adalah lembaga yang mengatur tubuh sejak individu lahir hingga meninggal. Di mana, ia tidak pernah berhenti untuk terlibat dalam keadaan fungsional.
5. Hilgrad dan Marquis, psikologi kepribadian merupakan nilai yang dapat dijadikan stimulus sosial serta kemampuan menampilkan diri dari seseorang secara mengesankan.
6. Allport, psikologi kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisis seseorang yang menentukan model penyesuaian unik di dalam suatu lingkungan.
7. Phares, psikologi kepribadian adalah suatu pola yang khas dari perasaan, pikiran, tingkah laku yang dapat membedakan individu satu dengan individu lain yang cenderung tidak berubah dalam lintasan situasi dan waktu.
8. Pervin, psikologi kepribadian adalah keseluruhan karakteristik individu yang bersifat umum dari banyak orang yang berakibat pada munculnya pola yang cenderung tetap dalam merespons situasi.

Sejarah Psikologi Kepribadian

Psikologi di bidang ini sebenarnya telah ditujukan menjadi suatu disiplin ilmu yang sudah sejak lama ada, bahkan sebelum Masehi. Hal ini terbukti dalam literatur mitologi kuno yang memberikan info bahwa para pemain drama sering menggunakan make up atau topeng untuk memerankan tokoh lain dan menyembunyikan identitas masing-masing.

Pada zaman bangsa Romawi, hal ini juga tercatat dan diberi nama personality. Itu dapat diartikan bahwa kehadiran seseorang melalui identitas yang tidak mencerminkan dirinya sendiri. Akan tetapi, hal ini tetap bisa menghasilkan kesan yang mendalam bagi orang yang menyaksikan.

Untuk membedakan antara tingkah laku pemain drama dan tokoh asli, para filsuf akhirnya mempelajari tingkah laku manusia dengan berbagai penelitian. Dari sinilah akhirnya psikologi soal kepribadian semakin berkembang dan juga mempelajari dunia psikologi pendidikan.

Namun, untuk perkembangan pertama kalinya, ini tercatat pada abad ke 18 Masehi. Saat itu, ilmu tentang disiplin psikologi ini sudah menjadi ilmu yang sah dan diakui. Oleh sebab itu, di saat tersebut, ilmu ini sangat berkembang dan menjadi salah satu disiplin ilmu yang dipelajari bahkan hingga saat ini.

Ruang Lingkup Psikologi Kepribadian

1. Karakteristik Manusia
Ruang lingkup pertama dari ini adalah karakteristik manusia. Maksudnya adalah psikologi ini mengungkapkan karakteristik manusia dengan cara melakukan pencatatan mengenai karakter manusia serta mencari tahu tentang hubungan antara karakter satu dengan yang lain.

Pemahaman mengenai perbedaan karakter manusia inilah yang nantinya menjadi hasil dari penelitian untuk memetakan tentang perbedaan karakter antara manusia satu dengan manusia yang lainnya.

2. Penentu Kepribadian
Ruang lingkup lain dari psikologi ini adalah untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai penentu kepribadian manusia. Di kajian ini, dilakukan dengan cara melihat latar belakang keluarga, pendidikan, sosial, agama dan lainnya.

Kepribadian ini tentunya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada di sekitar. Meski kadang faktor bawaan dari lahir tak dapat dihilangkan. Namun, kemudian kepribadian tersebut akan dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya.

3. Alasan Perilaku Manusia
Ruang lingkung lainnya dari psikologi kepribadian ini adalah tentang alasan perilaku manusia. Perilaku manusia bisanya sangat unik dan berbeda meskipun memiliki kesamaan dengan perilaku manusia satu dengan manusia lainnya.

Penyebabnya tentu saja banyak. Namun, dari itu bisa diungkap hal apa saja yang jadi penyebab manusia dapat bertindak, berpikir dan merasakan sesuatu. Melalui ini juga manusia dapat menjawab pertanyaan mengenai siapa dirinya, apa yang diinginkannya dan apa yang harus dilakukannya.

Lebih jauh lagi, manusia juga bisa memiliki kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap manusia lain dengan cara berbicara, bertindak dan cara berpikir. Inilah yang jadi alasan mengapa manusia memiliki perilaku yang berbeda.

Objek Kajian Psikologi Kepribadian

Objek kajian psikologi kepribadian terbagi ke dalam beberapa bagian di antaranya,
1. Objek Kajian Karakter
Hal pertama yang menjadi objek kajian kepribadian adalah karakter dari seseorang. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tingkah laku individu yang terkait dengan nilai implisit dan eksplisit.

2. Objek Kajian Watak
Selain itu, objek kajian ini juga bisa dilihat dari wataknya. Watak ini adalah istilah yang merujuk atau menyebutkan karakter yang dimiliki individu dan tidak berubah hingga saat ini maupun ke depannya.

3. Objek Kajian Trait
Selanjutnya adalah objek kajian melalui trait. Ini merupakan istilah yang menyebutkan suatu respons yang cenderung sama dalam menghadapi stimulan yang serupa dalam jangka waktu yang relatif lama.

4. Objek Kajian Temperamen
Sedangkan itulah yang satu ini lebih merujuk pada penyebutan kepribadian yang terkait dengan determinan fisiologis dan juga biologis. Hal ini seringkali disebut dengan disposisi hereditas.

5. Objek Kajian Kebiasaan
Objek kajian terakhir dalam psikologi kepribadian adalah kebiasaan. Istilah ini merujuk pada respons yang sama pada stimulus yang sama yang mana respons itu dilakukan secara berulang.

Pendekatan Psikologi Kepribadian

Sumadi Suryabrata dalam bukunya menjelaskan berbagai pendekatan dalam membahas psikologi kepribadian di antaranya,
1. Pendekatan Typological
Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar tipe tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau karakter fisik.
a. Tipologi Fisik
Tipologi ini diawali dengan teori yang dikemukakan oleh Hipocrates mengenai cairan badaniah. Teori ini selanjutnya disempurnakan oleh Galenus. Berikut pendapat Hipocrates di antaranya,
a) Sifat panas terdapat dalam sanguis atau darah.
b) Sifat dingin terdapat dalam phlegma atau lendir.
c) Sifat kering terdapat dalam chole atau empedu kuning.
d) Sifat basah terdapat dalam melanchole atau empedu hitam.

Jika proporsi keempat cairan tersebut selaras maka orang dikatakan normal atau sehat namun jika proporsi cairan terganggu maka orang tersebut sakit atau menyimpang dari keadaan normal.

Galenus sependapat dengan Hipocrates dalam menggolongkan manusia berdasarkan empat cairan di antaranya,
a) Kholeris
Memiliki sifat khas meliputi optimistis, daya juang tinggi, hati mudah terpengaruh serta memiliki semangat yang besar. Kelemahan kholeris adalah kurang mampu merasakan perasaan orang lain dan kurang merasa kasihan sehingga kepekaan sosialnya perlu ditingkatkan.

b) Melankholis
Memiliki sifat khas meliputi mudah kecewa, daya juang rendah, pesimistis dan suram. Melankholis memiliki obsesi pada karya yang paling sempurna dan mengerti estetika. Perasaan melankholis sangat sensitif dan kuat.

Kelemahan dari melankholis adalah tidak mudah tertawa terbahak-bahak dan mudah dikuasai perasaan yang cenderung murung.

c) Sanguinis
Memiliki sifat yang mudah berubah haluan, ramah dan hidup. Sanguinis mampu membuat senang dan gembira lingkungannya. Kelemahan dari sanguinis adalah kecenderungannya untuk impulsif dan bertindak sesuai dengan keinginan serta emosinya. Sanguinis mudah dipengaruhi lingkungan atau rangsang dari luar dirinya.

Kelemahan dari sanguinis adalah kurang mampu menguasai diri dan mudah terpengaruh cobaan.

d) Phlegmatis
Tenang, tidak mudah terpengaruh, tidak suka terburu-buru dan setia. Phlegmatis dapat menguasai diri serta mampu melakukan instropeksi diri. Phlegmatis juga menjadi penonton sekaligus pengkritik berbobot untuk peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Kelemahan phlegmatis adalah kecenderungannya yang kurang mau berjuang dengan susah payah.

Berdasarkan teori Galenus, keadaan ketika salah satu cairan dominan disebut sebagai temperamen.

b. Tipologi Konstitusi
Tipologi konstitusional merupakan tipologi yang disusun berdasarkan konstitusi.
a) Tipologi Mazhab Italia
Pada akhir abad 19, sejumlah ahli Italia bekerja untuk menyelidiki variasi tubuh manusia dengan mendirikan mazhab Italia atau mazhab morfologi. Tokoh utama dalam mazhab ini adalah De-Giovani dan Viola.
Hukum Deformasi, Teori De-Giovani
Teori ini berisi penggolongan variasi tubuh manusia yang terdiri dari :
 Orang yang memiliki togok kecil, cenderung memiliki tubuh yang panjang memiliki hubungan dengan habitus phthisis.
 Orang yang memiliki togok besar, dan tubuh cenderung pendek, memiliki hubungan dengan habitus apoplectis.
 Orang yang memiliki togok normal juga memiliki proporsi badan yang normal.

Teori Viola
Viola kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan tiga golongan bentuk tubuh manusia, yaitu :
 Bentuk tubuh dengan ukuran tegak melebihi perbandingan biasa sehingga terlihat jangkung.
 Bentuk tubuh dengan ukuran mendatarnya lebih dari perbandingan biasa sehingga terlihat pendek.
 Bentuk tubuh dengan ukuran tegak dan datar yang selaras.

b) Tipologi Mazhab Prancis
Sekelompok ahli di Prancis dengan dipimpin oleh Sigaud, menyelidiki beragam tubuh manusia. Kelompok ini dikenal dengan mazhab Prancis atau mazhab morfologi konstitusional. Dalam mengadakan penggolongan manusia, menggunakan dasar keadaan jasmani yang digunakan adalah suatu fungsi fisiologi dalam pertumbuhan organisme.

Sigaud berpendapat bahwa manusia beserta anomalie harus dimengerti sebagai fungsi. Dalam setiap sistem, ada unsur sekitar yang memainkan peranan pada organisme dan secara langsung akan mempengaruhi sistem. Terdapat empat macam penggolongan di antaranya,
 Muskuler : Anggota badan kokoh, otot berkembang dengan baik, selaras dengan organ.
 Respiratoris : Muka lebar, thorax dan leher lebih besar.
 Digestif : Pinggang besar, rahang besar, mata kecil, thorax pendek besar, leher kecil.
 Cerebral : Tangan dan kaki kecil, dahi menonjol ke depan, mata bersinar, daun telinga lebar.

c) Morfologi Konstitusional Jerman, Tipologi Krestschmer
Teori Krestschmer merupakan salah satu tidak semata membahas masalah konstitusi namun juga masalah temperamen, namun dasar pandangan dan orientasi tetap konstitusional. Terdapat empat tipe orang berdasarkan jasmaninya yaitu tipe piknis, tipe leptosom, tipe atletis dan tipe displastis.

Orang yang berkonstitusi piknis kebanyakan bertempramen cyclothym dan orang yang berkonstitusi leptosom, atletis dan dysplastis kebanyakan bertemperamen schizotym.

d) Konstitusional Amerika Serikat, Teori W.H Sheldon
Sheldon menentukan sejumlah kecil variabel jasmaniah dan tempraman yang tegas dan dianggap hal terpenting dalam tingkah laku manusia. Sheldon bertujuan mendapatkan biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa faktor genetis dan biologis memainkan peranan yang menentukan perkembangan individu.

Dalam pandangan Sheldon, terdapat struktur biologis hipotesis yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang tampak dan memainkan peran dalam menentukan perkembangan jasmani dan membentuk tingkah laku. Terdapat tiga teori manusia berdasarkan teori Sheldon, yaitu:
 Tipe Mesomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen mesomorphy yang dominan.
 Tipe Endomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen endomorphy yang dominan.
 Tipe Ectomorph. Tipe ini ditandai dengan organ ectoderm yang berkembang.

c. Tipologi Temperamen
Terdapat beberapa jenis tipologi temperamen, di antaranya:
a) Tipologi Plato
Plato membedakan tiga bagian jiwa yaitu logos atau pikiran, thumos atau kemauan dan epithumid atau hasrat.  Berdasarkan dominasi tersebut, Plato kemudian membagi manusia berdasarkan tiga tipe yaitu orang yang dikuasai pikir, orang yang dikuasai kemauan dan orang yang dikuasai hasrat.

b) Tipologi Kant dan Neo-Kantianisme
Kant mengemukakan bahwa temperamen merupakan corak kepekaan dan karakter adalah corak pikiran. Temperamen dianggap memiliki dua aspek antara lain aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek psikologis terdiri dari dua macam temperamen yaitu temperamen perasaan yang terdiri dari sanguinis dan melancholis, serta temperamen kegiatan yang terdiri dari choleris dan phlegmatis.

Seorang Neo-Kantianis yang terkenal adalah Enselhans. Enselhans membatasi temperan dari segi perasaan saja. Menurut Enselhans, temperamen berdasarkan definisi Kant sebenarnya merupakan konstitusi afektif yang menentukan kegiatan dalam hubungan dengan kehidupan kemauan.

c) Tipologi Heymans
Heymans menggunakan data penyelidikan empiris dalam menyusun tipologi ini. Terdapat tiga macam kualitas kejiwaan sebagai dasar klasifikasi, yaitu emosionalitas, proses pengiring dan aktivitas.

d) Teori Kepribadian G. Ewald
Menurut G. Ewald, temperamen merupakan konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Ewald berpendapat bahwa temperamen memiliki hubungan yang erat dengan biotonus atau intensitas serta irama hidup yang mengatur kecepatan serta kekuatan kegiatan-kegiatan hidup.

Biotonus ada selama hidup dan keberadaannya constant dalam diri seseorang, terutama tergantung pada konstelasi hormon-hormon.

e) Tipologi Kebudayaan
Tipologi Kebudayaan juga sering disebut sebagai teori Spranger. Menurut Spranger terdapat dua macam roh atau Gest. Roh tersebut adalah roh subyektif dan roh obyektif. Roh subyektif atau roh individual merupakan roh yang terdapat dalam diri masing-masing individu.

Roh obyektif merupakan roh supra-individual atau kebudayaan yaitu roh seluruh umat manusia yang berkembang selama berabad-abad.

Roh subyektif dan roh obyektif memiliki hubungan secara timbal balik. Roh subyektif mengandung nilai yang terdapat pada masing-masing individu dan dibentuk dengan acuan toh obyektif. Roh obyektif mengandung unsur yang telah mendapat pengakuan umum sebagai hal yang bernilai karena diberi kedudukan yang tinggi dan diletakkan di atas roh individual.

Menurut teori Spranger terdapat enam tipe manusia yaitu manusia teori, manusia ekonomi, manusia estetis, manusia agama, manusia sosial dan manusia kuasa.

2. Pendekatan Trait
Trait merupakan karakteristik dari individu bersifat relatif menetap  atau konsisten. Berikut ini teori berdasarkan pendekatan traits dari berbagai ahli di antaranya,
a. Teori Kepribadian Ludwig Klages
Klages menyusun teori kepribadian yang dapat digunakan untuk mendekati sifat kepribadian manusia hingga garis terkecil. Terdapat tiga aspek kepribadian menurut Klages, yaitu materi atau bahan, struktur dan kualitas atau sifat.

b. Teori Psiko-analisis Sigmund Freud
Teori Psiko-analisis Sigmund Freud membahas mengenai adanya struktur Id, Ego dan Super Ego dalam diri manusia. Struktur inilah yang membentuk tingkah laku dan kepribadian manusia. Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari Das Es atau aspek biologis, Das Ich atau aspek psikologis dan Das Ueber Ich atau aspek sosiologis.

Freud dipengaruhi oleh filsafat determinisme dan positivisme yang menganggap individu sebagai kompleks sistem energi. Freud berpendapat bahwa kepribadian telah terbentuk pada akhir tahun kelima masa kanak-kanak. Perkembangan selanjutnya hanya merupakan penghalusan dari struktur dasar tersebut.

c. Teori Psikologi Analitis Carl Gustav Jung
Jung tidak membahas mengenai kepribadian melainkan psyche. Psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.  Kedua alam tersebut saling mengisi dan berhubungan secara kompensatoris.

Menurut teori ini terdapat dua tipe manusia berdasarkan sikap jiwanya, yaitu manusia bertipe ekstrovert dan manusia bertipe introvert. Individu juga memiliki cara untuk menampakkan diri ke luar, di mana yang ditampakkan belum tentu sesuai dengan keadaan diri individu yang sebenarnya.

Cara individu menampilkan diri keluar disebut sebagai dengan persona. Persona terkait kompleks fungsi yang terbentuk atas pertimbangan dari penyesuaian juga usaha menemukan penyelesaian tetapi berbeda dengan individualitas.

Berdasarkan perkembangan teori kepribadian Carl Gustav Jung terdapat tiga tipe kepribadian di antaranya,
a) Introvert
Individu dengan kepribadian introvert memiliki karakteristik yang menonjol yaitu menutup diri dari dunia luar dan cenderung menghabiskan sebagian besar waktu dengan kegiatan soliter. Individu dengan kepribadian introvert cenderung melakukan analisa sebelum mulai berbicara.

Individu dengan kepribadian ini juga kurang nyaman dengan keterlibatan sosial, menjalani terlalu banyak pertemuan serta lebih nyaman untuk bekerja sendiri.

b) Ekstrovert
Individu dengan kepribadian ekstrovert cenderung lebih terbuka pada dunia luar dan menjadi kebalikan dari kepribadian introvert. Individu dengan kepribadian ekstrovert menyukai aktivitas sosial, banyak berinteraksi dan nyaman dengan keramaian.

c) Ambivert
Kepribadian ambivert dapat dikatakan sebagai kepribadian gabungan antara ekstrovert dan introvert. Individu dengan kepribadian ambivert rileks dengan kesendirian namun juga menyukai aktivitas sosial dan suka berada di tengah keramaian.

d. Teori Psikologi Individual Adler
Adler menekankan pentingnya sifat khas kepribadian yaitu individualitas dimana ini merupakan sifat pribadi manusia. Adler berpendapat bahwa tiap orang adalah suatu konfigurasi motif, sifat dan nilai yang khas dan unik.

Setiap tindakan yang dilakukan seseorang juga membawa gaya khas kehidupan yang bersifat individual. Terdapat dua dorongan pokok yang mempengaruhi tingkah laku manusia yaitu dorongan kemasyarakatan dan dorongan keakuan.

e. Teori Psikologi Medan Kurt Lewin
Menurut Kurt Lewin, pribadi selalu ada dalam lingkungan dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Dalam teori ini, hakikat perkembangan kepribadian adalah perubahan tingkah laku.

Dinamika kepribadian dibahas dengan menggunakan istilah seperti energi, tegangan, kebutuhan, valensi, force dan vector. Tiap gerak atau kerja menggunakan energi, tegangan dikaitkan dengan keadaan pribadi individu.

Kebutuhan merupakan sifat pribadi yang menyebabkan meningkatnya tegangan.  Valensi merupakan nilai lingkungan psikologis bagi individu. Force dan vector memberi dorongan bagi individu untuk bergerak dalam lingkungan psikologis.

f. Teori Faktor H. J. Eysenck
H. J. Eysenck. Eysenck berpendapat bahwa kepribadian tersusun dari tindakan-tindakan, disposisi yang teorganisir dalam susunan hierarkis berdasarkan kepentingan dan keumuman yang mencakup tipe, trait, habitual response dan specific response.

Ahli lain dalam membahas kepribadian berdasar teori faktor adalah Cattell. Cattell membahas perkembangan kepribadian dari sudut pandang psikoanalisis dan psikologi belajar. Proses perkembangan kepribadian adalah modifikasi dari erg yang mendorong pola perilaku, metaerg dan organisasi dari struktur self.

g. Teori Biososial Gardner Murphy
Menurut Murphy kepribadian memiliki beberapa komponen yang meliputi disposisi-disposisi fisiologis, kanalisasi, respons bersyarat dan kebiasaan kognitif dan perseptual. Disposisi fisiologis memiliki sifat organis.

Kanalisasi merupakan sifat organis yang diarahkan pada keharusan sosial dalam membentuk tingkah laku tertentu. Respons bersyarat berkaitan dengan sifat organis yang diolah menjadi sifat simbolis dengan proses bersyarat. Murphy menganggap bahwa kepribadian bersifat dinamis dan dinamikanya difungsikan sebagai energi dalam kepribadian.

Teori Psikologi Kepribadian

1. Teori Humanistik
Teori pertama adalah teori humanistik. Teori psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yang berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakan atau memilih sendiri nasib yang akan dijalaninya.

Teori ini sebenarnya berdasarkan pada filsafat eksistensialisme yang menolak pendapat bahwa manusia merupakan hasil bentukan sejak lahir atau disebut juga dengan hasil bentukan alam semesta.

Para ahli psikologi berasumsi bahwa individu memiliki kebebasan dalam memilih tindakan atau menentukan sendiri nasibnya sebagai perwujudan dari keberadaannya.

2. Teori Behavioristik
Sedangkan menurut teori behavioristik yang dikemukakan oleh beberapa orang ilmuan, berpendapat bahwa ini adalah tindak laku manusia yang berdasarkan fungsi stimulus.

Kepribadian ini pada akhirnya diperoleh dari belajar pada lingkungan. Ilmuan yang mengemukakannya adalah J. B. Watson, B. F. Skinner, E. L, Thorndike dan Ivan Pavlov.

Para ahli yang mengemukakan teori yang satu ini telah melakukan berbagai penelitian dan menemukan bahwa segala tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar yang berasal dari lingkungannya. Bukan yang didapat secara instan atau yang dibawa secara lahir.

3. Teori Psikodinamika
Selanjutnya adalah menurut teori psikodinamika yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Teorinya memiliki pendapat bahwa dalam diri setiap individu terdapat energi psikis yang dinamis.

Energi inilah yang kemudian menentukan kepribadian manusia karena bersikap kekal atau tak bisa dihilangkan bahkan dihambat sekalipun.

4. Teori Belajar Sosial
Teori psikologi kepribadian ini juga dikemukakan oleh beberapa ilmuan sekaligus yakni Dollard, Miller, Rotter dan Bandura.

Teori belajar sosial memiliki pendapat bahwa kepribadian manusia adalah hasil dari interaksi dengan lingkungan secara terus menerus. Di mana, setiap individu dan lingkungan saling memberikan pengaruh.

Individu dapat membentuk perilakunya secara langsung dan tidak langsung. Untuk pembentukan pribadi secara langsung, ini dilakukan dengan mendapatkan penghargaan dan hukuman dari lingkungan.

Sedangkan yang tidak langsung adalah dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan.

Manfaat Ilmu Psikologi Kepribadian untuk Kehidupan

Tentu saja, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mempelajari jenis psikologi yang satu ini. Beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan mempelajarinya adalah pertama memudahkan dalam mengenali karakteristik manusia.

Selain itu, Anda juga bisa lebih mudah dalam melakukan adaptasi dengan orang lain yang punya kepribadian berbeda. Selain itu, Anda juga bisa lebih mudah dalam memahami dan berinteraksi dengan orang yang ada di sekitar Anda meskipun kepribadian Anda berbeda dengan orang tersebut.

Tentu saja, hal ini juga bisa meningkatkan kepekaan sosial dan keluarga Anda di antara lingkungan sehingga bisa saling membantu satu sama lain.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment