Motivasi: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Faktor yang Mempengaruhi, Jenis, Teori, dan Cara Meningkatkannya

Table of Contents
Pengertian Motivasi
Motivasi

Pengertian Motivasi

Motivasi dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Motivasi berasal dari bahasa Latin movere, yang berarti menggerakkan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan teori Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah 'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.

Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini di antaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.

Sebaliknya, elemen yang terakhir yaitu ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Motivasi Menurut Para Ahli
1. Weiner (1990), motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan seseorang untuk bertindak, mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu, dan membuat individu tersebut untuk tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
2. Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan, dan penghormatan.
3. Weiner (1990), motivasi adalah kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

Fungsi Motivasi

Berikut beberapa fungsi motivasi di antaranya,
1. Menentukan Arah Langkah
Motivasi akan dapat menuntun Anda dalam menentukan langkah dalam hidup. Baik seperti cita-cita yang akan dicapai, prestasi yang akan didapatkan maupun segala hal yang Anda inginkan. Motivasi inilah yang akan menggerakkan Anda untuk selalu melakukan hal-hal terbaik dalam hidup. Sehingga, motivasi juga dapat menentukan kesuksesan Anda dalam hidup.

2. Menentukan Keputusan Tindakan
Saat menjalani kehidupan, tentu akan banyak tindakan-tindakan yang diambil, baik yang berisiko kecil hingga besar. Tujuan dan motivasi itu sendiri adalah untuk menentukan setiap tindakan yang diambil. Apakah suatu keputusan dalam mengambil tindakan sudah tepat? Bagaimana dampak dan risiko ke depannya? Itu semua tergantung motivasi yang ada di dalam diri Anda.

3. Menyeleksi Perbuatan
Melalui motivasi, Anda akan dapat menentukan berbagai perbuatan yang perlu dan tidak perlu. Artinya, Anda akan mampu menentukan perbuatan yang memberikan hasil baik ke depannya. Anda pun akan mampu berbuat dengan risiko paling kecil.

Tujuan Motivasi

Ada banyak tujuan motivasi. Motivasi bisa bertujuan sebagai kekuatan penuntun untuk semua perilaku manusia. Berikut beberapa tujuan motivasi di antaranya,
1. Membantu meningkatkan efisiensi orang saat mereka bekerja menuju tujuan
2. Bantu orang mengambil tindakan
3. Mendorong orang untuk terlibat dalam perilaku berorientasi kesehatan
4. Bantu orang menghindari perilaku tidak sehat atau maladaptif seperti pengambilan risiko dan kecanduan
5. Bantu orang merasa lebih mengendalikan hidup mereka
6. Meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan secara keseluruhan

Adapun tujuan motivasi menurut Dr. Suwatno (2001:147) di sebuah perusahaan di antaranya,
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
4. Meningkatkan disiplin karyawan.
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
6. Meningkatkan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat- alat dan bahan baku.

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi setiap individu tentunya akan berbeda-beda. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi di antaranya,
1. Faktor pemuas
Faktor pemuas atau disebut juga dengan satisfier merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Oleh karena itu faktor pemuas juga bisa disebut sebagai instrinsic motivation.

Adanya faktor pemuas akan mendorong setiap individu untuk selalu mendapatkan sebuah prestasi. Prestasi tersebut tentu mampu memberikan rasa puas tersendiri. Maka, hal-hal yang dapat mempengaruhi faktor pemuas di antaranya,
a. Achievement
Achievement atau prestasi akan menjadi dorongan utama seseorang untuk semangat dalam bekerja. Ia akan memberikan kualitas kerja yang baik, selalu berinovasi dan memberikan hasil yang memuaskan, sehingga mampu mencapai prestasi.

b. Responbility
Selain prestasi ada juga responbility atau tanggung jawab. Setiap individu pastilah memiliki rasa tanggung jawab di dalam dirinya. Rasa tanggung jawab itulah yang dapat mendorong individu, untuk melakukan pekerjaannya sebaik mungkin.

c. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan teori yang dikembangkan dan berasal dari tingkat persamaan kepuasan. Teori ini mengemukakan bahwa, pribadi seseorang akan menentukan kepuasan kerjanya sendiri.

2. Faktor Pemelihara
Faktor pemelihara berasal dari luar individu, sehingga dapat disebut sebagai extrinsic motivation. Ekstrinsik motivasi dipengaruhi oleh individu lain atau pun hal lain yang berada di luar individu tersebut.

Jenis Motivasi

Motivasi dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
1. Pertama adalah motivasi Internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri setiap individu. Motivasi tersebut tumbuh dari dalam tanpa adanya pengaruh dari orang lain.
2. Kedua adalah motivasi eksternal. Kebalikannya dari motivasi internal, motivasi eksternal berasal dari luar individu itu sendiri. Artinya bahwa, motivasi ini timbul akibat adanya rangsangan atau pengaruh dari orang lain, maupun hal yang berasal dari luar dirinya.

Sementara menurut Woodworth dan Marquis, motivasi digolongkan menjadi tiga macam di antaranya,
1. Kebutuhan-kebutuhan organis. Jenis motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan bagian dalam, seperti: makan, minum, bergerak dan istirahat/tidur, dan sebagainya.
2. Motivasi darurat. Mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar. Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri seseorang. Pada motivasi darurat motivasi bukan timbul atas keinginan seseorang tetapi karena perangsang dari luar.
3. Motivasi obyektif. Motivasi yang diarahkan kepada obyek atau tujuan di sekitar kita. Motivasi ini mencakup kebutuhan eksplorasi, manipulasi dan menaruh minat.  Motivasi ini timbul karena adanya dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.
 
Menurut Fradsen motivasi terbagi menjadi 5 di antaranya,
1. Physiological drive. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada motivasi bawaan (unlearned motives).
2. Affiliative need. Merupakan motivasi yang dipelajari (learned motives) dengan istilah affiliative need.
3. Cognitive motives. Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual berada di dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.
4. Self-expression. Sebagian dari perilaku manusia, individu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Kreativitas dan imajinasi sangat dibutuhkan, bagi seseorang yang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
5. Self-enhancement. Lewat aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.
 
Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua di antaranya,
1. Physiological drive. Dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.
2. Social motives. Dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.

Teori Motivasi

Motivasi juga mempunyai teori-teori yang melatarbelakanginya. Terdapat beberapa teori motivasi yang terkenal di antaranya,
1. Teori Maslow
Teori Maslow beranggapan bahwa individu akan mempunyai perilaku untuk mendorong kehidupannya, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hidup. Individu cenderung akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pertamanya.

Kemudian ia akan memenuhi kebutuhan kedua, ketiga dan seterusnya. Hal tersebut akan terus terjadi, untuk memenuhi prioritas-prioritas dalam hidupnya.

2. Teori Keadilan
Adam Smith telah mengembangkan teori ini. Ia mengemukakan bahwa dalam teori temuannya ini terdapat 4 komponen utama, yaitu outcome, input, equity in equity dan comparison person.

Outcome berarti segala sesuatu yang menghasilkan, contohnya adalah upah, bonus atau pun promosi jabatan. Maka, biasanya seseorang akan termotivasi untuk mendapatkan outcome tersebut.

Input adalah sebuah penghargaan yang didapatkan untuk menunjang kinerjanya. Sementara equity in equity adalah perbandingan antara input dan outcome karyawan satu dengan lainnya.

Terakhir yaitu comparison person adalah kesempatan seorang individu dalam menjadi seorang karyawan dalam perusahaan atau organisasi tertentu.

3. Teori Harapan
Seperti namanya, teori ini dikembangkan berdasarkan harapan-harapan individu untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Sehingga, individu yang memiliki harapan pasti akan bekerja keras untuk mewujudkannya.

4. Teori Motivasi Prestasi
Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Hasibuan. Ia mengemukakan bahwa di dalam diri seorang karyawan pastilah memiliki energi potensial-potensial.

Energi potensial tersebut dapat dikeluarkan oleh setiap individu, berdasarkan besarnya dorongan yang ada di dalam dirinya. Sehingga, energi tersebut dapat menghasilkan harapan, prestasi juga keberhasilan dalam menjalani pekerjaan.

Cara Meningkatkan Motivasi Kerja

Tidak semua individu memiliki motivasi yang tinggi, sehingga tidak heran jika pencapaian atau pun prestasi setiap individu berbeda pula. Berikut beberapa tips mengenai cara meningkatkan motivasi kerja di antaranya,
1. Cari pekerjaan sesuai minat dan bakat
Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat Anda akan menambah motivasi dalam bekerja. Anda akan dengan senang hati dan ikhlas untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Akan banyak inovasi dan ide baru yang Anda keluarkan, sehingga Anda pun akan memacu diri sendiri untuk selalu berprestasi dalam bekerja. Lakukanlah pekerjaan dengan senang hati, sehingga Anda akan termotivasi dengan sendirinya.

2. Positive thinking
Berpikiran positif tentu akan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi yang ada di dalam diri. Oleh karena itu, berpikirlah secara positif agar tersalur pula energi-energi baik di dalam tubuh.

Hal ini akan memberikan rangsangan yang baik pula, sehingga akan menimbulkan motivasi yang besar di dalam diri untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin.

3. Terus belajar
Anda harus terus belajar untuk menemukan hal-hal baru yang berasal dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat meningkatkan motivasi kerja Anda menjadi lebih baik. Akan banyak pelajaran-pelajaran bermakna yang Anda temui di luar sana.

4. Istirahat cukup
Kualitas istirahat yang cukup juga dapat memacu motivasi di dalam diri. Istirahatlah bila otak dan badan Anda sudah menolak untuk bekerja. Kesehatan tubuh juga penting, untuk menjaga kebugaran.

Kebugaran tubuh yang baik mampu menghasilkan motivasi yang baik pula. Jadi, sayangilah tubuh Anda, jangan dipaksakan untuk terus bekerja!

5. Dapatkan penghargaan yang sesuai
Penghargaan dalam sebuah pekerjaan tentu akan menjadi tujuan dalam hidup. Untuk itu, pastikanlah bahwa Anda telah mendapatkan penghargaan atau pun gaji yang sesuai dengan pekerjaan Anda.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment