Model Pembelajaran Konvensional: Pengertian, Fungsi, Ciri, Penerapan, Kelebihan, dan Kekurangannya
Model Pembelajaran Konvensional |
Pengertian Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional (pendekatan pembelajaran klasik) adalah sebuah pola pembelajaran yang menekankan pada otoritas pendidik dalam pembelajaran. Pada model pembelajaran konvensional, peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas bila guru memberikan latihan soal-soal. Model pembelajaran konvensional dalam pandangan psikologi pendidikan merupakan model yang digunakan pendidik dalam pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan model yang bersifat umum dan biasa, bahkan tanpa menyesuaikan cara yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari materi pembelajaran atau bidang pelajaran yang dipelajari.
Model Pembelajaran Konvensional Menurut Para Ahli
1. Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan.
2. Raka Rasana (dalam Suantini, 2013), pembelajaran konvensional (tradisional) dapat disebut sebagai sebuah model pembelajaran karena di dalamnya mengandung sintaks, sistem sosial, prinsip-prinsip reaksi, dan sistem dukungan. Model pembelajaran konvensional mengharuskan siswa untuk menghafal materi yang diberikan oleh guru dan tidak untuk mengaitkan materi tersebut dengan keadaan nyatanya.
3. Trianto (2007:1), pada model pembelajaran konvensional suasana yang ada di kelas cenderung teacher centered sehingga peserta didik menjadi sangat pasif sebab hanya melihat dan mendengarkan, peserta didik sama sekali tidak diajarkan model belajar yang dapat memahami bagaimana belajar tentang beragam materi, berpikir dan memotivasi diri.
4. Burrowes (2003), bahwa model pembelajaran konvensional menekankan pada penjelasan materi, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk secara dua arah memahami materi-materi yang diberikan oleh pengajar atau pendidik, dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau menerapkan kepada situasi kehidupan nyata.
Fungsi Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional memiliki fungsi khusus untuk diterapkan dalam proses pembelajaran jenis apa pun yang pada utamanya ialah mengfokuskan perhatian peserta didik pada pengajar.1. Peserta didik diharapkan mampu berperan sebagai penerima informasi secara pasif, di mana peserta didik menerima pengetahuan dari pengajar atau pendidik di kelas dan pengetahuan atau materi sebagai sumber dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
2. Proses-proses pembelajaran dilakukan secara individual yakni peserta didik memahami secara mandiri.
3. Cara proses pembelajaran sangat abstrak dan teoritis dengan menjelaskan materi.
4. Perilaku dibangun atas kebiasaan yakni agar peserta didik terbiasa mendengarkan.
5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final sebab apa yang disampaikan pengajar berdasarkan pada teori pasti.
6. Pengajar atau pendidik di kelas adalah penentu jalannya proses cara proses pembelajaran.
7. Pengajar atau pendidik di kelas berfungsi dan bertindak memperhatikan proses pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran.
8. Otoritas atau kewenangan seorang pengajar atau pendidik di kelas lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi peserta didik.
9. Perhatian kepada masing-masing peserta didik kurang dan diharapkan peserta didik mampu berusaha sendiri.
10. Cara proses pembelajaran di beragam jenjang pendidikan lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan dan teoritis, bukan sebagai peningkatan kompetensi peserta didik di saat ini.
11. Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap menyeluruh oleh peserta didik dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolak ukur keberhasilan, sementara pengembangan potensi peserta didik terabaikan.
12. Menolong pelajar untuk mengembangkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sikapnya melalui materi.
13. Membiasakan peserta didik menghafal, memahami, berpikiran sehat, memperlihatkan dengan tepat, mengamati dengan tepat, rajin, sabar dan teliti dalam menuntut ilmu di jenjang pendidikan.
14. Memudahkan proses pengajaran itu bagi peserta didik dan membuatnya mencapai sebanyak mungkin tujuan yang diinginkannya.
15. Menciptakan suasana yang sesuai dengan pengajaran yang berlaku, sifat percaya mempercayai dan hormat menghormati antara pengajar atau pendidik di kelas dan peserta didik serta hubungan baik antara keduanya
Ciri Model Pembelajaran Konvensional
Wortham (dikutip Wardarita, 2010:54) mengemukakan bahwa model pembelajaran konvensional memiliki beberapa ciri tertentu di antaranya, 1. Tidak kontekstual
2. Tidak menantang
3. Pasif
4. Bahan pembelajarannya atau materi tidak didiskusikan dengan peserta didik
Selain itu, model pembelajaran konvensional memiliki pandangan di antaranya,
1. Pembelajaran berpusat pada pengajar atau pendidik saja atau satu arah
2. Terjadi passive learning yakni peserta didik hanya diam mendengarkan penjelasan saja
3. Interaksi di antara peserta didik kurang, tidak ada diskusi atau tanya jawab dan kerjasama anatar peserta didik sama sekali
4. Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif sebab semua materi dipahami secara individu sesuai kemampuan masing-masing
5. Penilaian bersifat sporadic atau standart yakni hanya menilai secara teori saja
Penerapan Model Pembelajaran Konvensional
Dalam tiap model pembelajaran tentu ada cara penerapan masing-masing, misalnya kenapa pengajar atau pendidik menyampaikan materi dengan model pembelajaran konvensional, tentu ada caranya tersendiri di antaranya,1. Menyampaikan tujuan
Pengajar atau pendidik tentu melakukan model pembelajaran konvensional untuk menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut misalnya apa saja yang harus dipahami atau dikuasai oleh peserta didik.
2. Menyajikan informasi
Pengajar atau pendidik menyajikan melakukan proses pengajaran untuk memberikan informasi kepada peserta didik secara tahap demi tahap dengan metode ceramah atau penjelasan dan diharapkan siswa mampu mendengarkan secara menyeluruh dan memahami apa yang dijelaskan.
3. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Pengajar atau pendidik mengecek atau menilai keberhasilan peserta didik dan memberikan umpan balik seperti melakukan tanya jawab dengan salah seorang peserta didik dan menerima pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan harapan semua peserta didik memahami apa saja yang telah disampaikan.
4. Memberikan kesempatan latihan lanjutan
Pengajar atau pendidik tentunya juga bertujuan memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah yakni untuk mengingatkan kembali kepada peserta didik akan materi pelajaran yang telah disampaikan sehingga apa yang dijelaskan oleh pengajar atau pendidik tidak berlalu dan dilupakan begitu saja.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional
Menurut Subaryana (2005) mengatakan bahwa pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efisien tetapi hasilnya belum memuaskan. Pembelajaran konvensional memiliki kelebihan seperti efisien, tidak mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar dan mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik.Sementara itu, kelemahan pada pembelajaran ini adalah kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik, bersifat pengajar centris dan sulit digunakan dalam kelompok yang heterogen.
Adapun secara umum, pembelajaran konvensional memiliki kelebihan di antaranya,
1. Dalam pembelajaran konvensional, informasi mudah ditemukan. Artinya, tidak semua informasi bisa didapatkan dalam metode pembelajaran.
2. Menyampaikan informasi dengan cepat. Dengan menggunakan pembelajaran konvensional penyampaian informasi lebih cepat karena pembelajaran hanya dilaksanakan searah.
3. Dapat membangkitkan minat akan informasi. Dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dapat membangkitkan minat siswa untuk menggali informasi. Sehingga, informasi yang didapatkan akan lebih banyak.
4. Mudah digunakan dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, menurut Suyitno, pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelemahan di antaranya,
1. Kegiatan pembelajaran hanya sebatas memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa
2. Tugas guru hanya memberi sementara tugas peserta didik hanya menerima
3. Kegiatan pembelajaran seperti mengisi botol kosong dengan pengetahuan
4. Peserta didik hanya bisa menerima pengetahuan yang pasif.
5. Pembelajaran ini cenderung mengkotak-kotakkan siswa
6. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada hasil bukan pada proses pembelajaran. Sebab, proses pembelajaran sepenuhnya ada di tangan guru.
7. Kegiatan pembelajaran dianggap tidak lagi relevan karena dewasa ini siswa dituntut lebih aktif.
8. Pembelajaran konvensional menekankan pada teacher oriented.
Dari berbagai sumber
Post a Comment